Chereads / Emerald Hunter Academy / Chapter 5 - Episode 5

Chapter 5 - Episode 5

"Kapten Furauchi!" Seseorang dengan nama Furauchi tersebut menoleh ketika namanya dipanggil. Furauchi menghampiri orang yang memanggil namanya.

"Ada apa?"

"Anda harus melihat ini."

Furauchi melihat CCTV pertarungan Ken dengan makhluk abnormal.

"Sejak kapan kita mengurung makhluk abnormal ini?" Tanya Furauchi dengan heran.

"Saya tidak tahu, kapten. Sepertinya dia telah menyusup masuk kesini."

"Tak kusangka, dia berhasil menyusup kesini."

Tiba-tiba, pengawas tersebut kaget bukan kepalang seperti baru melihat sesuatu. "Kau kenapa?"

"I-itu, dia.." Menunjuk ke layar tersebut. Ketika Furauchi melihat apa yang pengawas tunjuk, mata Furauchi terbelalak melihat aura hitam mengelilingi tubuh Ken. "Apa itu?" Gumam Furauchi. Gerakan Ken begitu cepat sampai matanya tidak mampu melihat pergerakan Ken dengan jelas. Sekitaran 5 detik kemudian, kepala makhluk abnormal itu sudah berada di tangan Ken. Furauchi melihat dengn seksama gerakan Ken secepat kilat.

"Siapa dia sebenarnya?"

***

"Ba-bagaimana bisa?" Hazuma bergumam dengan heran melihat Ken.

"Hazuma, apa dia teman yang kau maksud?" Tanya Kiiro ragu.

"Iya, dialah yang kumaksud."

"Tapi..."

"Aku akan jelaskan padamu nanti."

Ken berbalik melihat Hazuma dan Kiiro dengan tatapan biasa seolah tidak terjadi apa-apa. "Hazuma? Apa kau baik baik saja?" Tanya Ken dengan polos menghampiri mereka. Hazuma dan Kiiro hanya diam merasa bingung dengan keadaan Ken yang sepertinya kembali semula. "Aku baik-baik saja." Jawab Hazuma seadanya.

"Dimana makhluk mengerikan itu?" Ken bertanya sembari melihat sekeliling. Padahal, makhluk yang ia maksud sudah ada di genggamannya. "Itu, di tanganmu." Jawab Kiiro menunjuk ke tangan Ken. Mata Ken langsung terbelalak melihat ia memegang kepala makhluk abnormal.

"Aaaa... Kenapa aku memegang kepala ini?" Teriak Ken ketakutan sambil melempar kepala makhluk entak kemana. "Kenapa aku bisa memegang kepala itu? Mengerikan!" Tangan Ken gemetar.

"Jadi, dia tidak sadar bahwa dia yang sudah membunuh makhluk abnormal itu." Pikir Hazuma dalam hati.

"Oh ya, kenalkan Kiiro Yamanara. Dia teman sekolahku dulu." Hazuma memperkenalkan Kiiro pada Ken. "Halo salam kenal." Sapa Kiiro menjabat tangan Ken. "Salam kenal juga, namaku Ken Hitomi."

Mata Kiiro tiba-tiba berbinar melihat sarung tangan yang Ken kenakan. "Wah, apakah itu senjatamu?" Tanya Kiiro antusias.

"Iya, ini senjataku." Jawab Ken. Kiiro merasa kagum dengan senjata Ken. "Keren!!!" Kagum Kiiro. Kebiasaan yang Kiiro miliki selain ingin menjadi kuat, ia sangat suka melihat senjata yang orang lain gunakan untuk bertarung.

"Maaf ya. Kiiro memang seperti itu. Dia memang suka senjata. " Hazuma merasa tidak enak melihat tingkah laku Kiiro yang terlihat kekanak-kanakan. "Itu benar. Aku sangat menyukai senjata, bentuknya yang menakjubkan dan cara menggunakannya. Semuanya aku suka sekali." Jelas Kiiro seperti terbuai dalam mimpi. Ken dan Hazuma hanya menatap dalam kebingunan.

"Andai saja aku bertemu dengan idolaku, Hikari Tasuki." Kata Kiiro.

"Hikari?!"

"Ya, dia itu alumni dari EHA yang terkenal dengan senjata yang ia buat. Bahkan Kepala Sekolah mengakuinya. Seluruh senjata yang ada di sekolah ini adalah mahakaryanya sendiri." Jelas Kiiro dengan bangganya. "Apa kau kenal dia, Ken?" Tanyanya.

"Ti-tidak juga."

"Wah, sayang sekali ya."

Tiba-tiba, suara datang dari batu Zamrud mereka. "Bagi yang masih bertahan harap kembali ke lokasi. Kami akan memberikan sinyal agar kalian bisa kembali dengan selamat." Kata salah satu pengawas dari batu Zamrud.

"Sepertinya ujian tahap pertama ini sudah selesai." Kata Hazuma.

"Iya." Jawab Kiiro.

Cahaya dari kejauhan terlihat sangat terang menarik perhatian mereka di tengah hutan. "Silahkan ikuti cahaya itu siapapun yang sudah menyelesaikannya misi." Suara itu kembali lagi muncul di batu Zamrud. Sebagian peserta yang sudah menyelesaikannya misi mengikuti cahaya yang dimaksud pengawas. Sedangkan peserta peserta yang belum menyelesaikan misi tidak bisa kembali karena dihalangi baru Zamrud. Walaupun orang tersebut membuang baru Zamrud tersebut itu mustahil karena sudah ditandai. Batu Zamrud seperti identitas penting bagi setiap pemburu. Hazuma, Ken dan Kiiro pergi mengikuti cahaya pusat.

Beberapa saat kemudian, Ken, Hazuma, dan Kiiro tiba di sekolah. Beberapa peserta sudah tiba duluan sedang yang lain beri tiba bersamaan dengan mereka bertiga.

"Kupikir akan banyak orang yang akan lulus tapi ternyata hanya beberapa." Kata Ken dalam hati aambil melihat sekeliling. Kiiro duduk di lantai melepas letih setelah empat hari ujian. "Hah.... lelah sekali. Akhirnya ujian kali ini selesai." Kata Kiiro terbaring di lantai.

"Kau jangan senang dulu. Jika kau lulus, ini lebih sulit dari apa yang kau bayangkan." Kata Hazuma. "Apa?!" Kiiro pingsan mendengar apa yang dikatakan Hazuma. "Kalau aku tahu ini yang terjadi, aku tidak akan masuk." Lanjutnya mengeluh. Ken tertawa kecil melihat tingkah konyol Kiiro. Tak lama kemudian, Ken melihat seorang gadis yang pernah ia temui di tengah hutan. "Dia..." Gadis itu melohat Ken kemudian pergi begitu saja.

"Kau lihat siapa, Ken?" Tanya Kiiro tiba-tiba. Ken tersentak tiba-tiba Kiiro bertanya.

"Bukan apa-apa"

Furauchi menatap tajam ke arah Ken dari kejauhan. Ia penasaran kekuatan apa yang sebenarnya Ken miliki. "Kapten, apa sebaiknya kita mengeksekusi dia?" Tanya salah satu pengawas di samping Furauchi. "Tidak usah dulu. Untuk saat ini kita akan mengawasinya." Furauchi berjalan menghampiri pada peserta.

"Halo semuanya! Wah... Aku tidak menyangka kalau peserta tahun ini sangat banyak." Kata Furauchi. "Baiklah seperti biasa kami akan memberitahu kalian siapa yang paling unggul di ujian ini." Ujarnya. Suasana menjadi heboh, peserta merasa penasaran dengan pengumuman tersebut. EHA selalu mengadakan ujian masuk yang berbeda setiap tahunnya. Selain itu, EHA juga mengadakan pengumuman peserta terunggul setelah melakukan ujian.

Tak lama kemudian, muncul kota kecil di hadapan setiap peserta. "Seluruh peserta silahkan letakkan batu Zamrud di kotak depan kalian." Perintah pengawas. Seluruh peserta termasuk Ken meletakkan batu Zamrud sesuai apa yang diminta pengawas. Setelah meletakkan batu Zamrud, muncul cahaya di antara batu tersebut seperti mendeteksi hasil dari batu Zamrud. Beberapa saat kemudian, pengawas yang awalnya fokus pada tablet-nya kemudian angkat bicara.

"Kami sudah memeriksa semua batu Zamrud kalian. Kami akan beritahu siapa peserta terunggul tahun ini." Pengawas tersebut melihat tablet-nya.

"Berikut sepuluh peserta terbaik tahun ini." Hologram berbentuk layar muncul dari atas memperlihatkan sepuluh nama peserta. Satu per satu pengawas ujian menyebutkan nama peserta dan berapa makhluk yang telah mereka musnahkan.

"Urutan kedelapan, Suna Yozaru telah membuat empat makhluk." Sontak gadis berambut sebahu itu kaget namanya disebut. "Eh? Aku?"

"Urutan ketujuh, Kiiro Yamanara berhasil memburu empat makhluk." Kiiro bersemangat karena ia berhasil masuk dalam kategori unggul. "Bagus!! Usahaku tidak sia-sia."

"Urutan keenam, Yira Hanami berhasil memburu empat makhluk dalam tiga hari." Gadis dengan mata kebiruan tersebut tersenyum bangga. "Hah... Kau laki-laki tapi punya tingkat serendah itu, payah." Komentar Yura. Kiiro langsung marah tidak terima omongan Yura. "Kiiro, jangan buat masalah, malu dilihat orang." Bisik Hazuma. Yura hanya memalingkan wajah membuat Kiiro semakin marah.

"Urutan ketiga Hazuma Harae berhaail membunuh empat makhluk dalam dua hari." Semua orang bertepuk tangan termasuk Ken. Ia sangat kagum dengan kemampuan temannya. "Selamat ya Hazuma." Kata Ken menjabat tangan Hazuma. Hazuma membalas dengan senyumma. "Terima kasih. Tapi ini belum selesai. Mungkin kau yang di atasku." Ucap Hazuma tertawa. Ken tertawa pelan menanggapi hal itu hanya hanya candaan. "Hahaha tidak mungkin."

"Urutan kedua Ken Hitomi membunuh lima makhluk dalam empat hari." Ken terkejut bukan kepalang. Ia tidak percaya bahwa ia masuk karegoru peserta unggul. Hazume merangkul Ken dengan ekspresi senang. "Benar, kan? Kau ada di atasku." Hazume tertawa melihat tingkah Ken yang masih bingung. "Tapi bagaimana bisa aku di urutan kedua?" Tanya Ken tidak yakin.

"Mungkin karena kemampuanmu hebat."

"Atau mungkin saja dia mengalahkan makhluk abnormal itu dengan aura hitam yang sangat pekat." Gumam Hazuma dalam hati memandang Ken.

Di sisi lain, Kiiro teelihat depresi di tengah kerumunan. Ken dan Hazuma saling pandang dan kebingungan. Tak lama kemudian, Kiiro berdiri tiba-tiba membuat mereka kaget. "Kalian berdua!!" Menunjuk ke arah Ken dan Hazuma.

"Aku tidak akan kalah dari kalian. Suatu hari nanti aku pasti akan mengalahkan kalian." Kata Kiiro berapi-api. Mereka berdua hanya diam dengan senyum paksa.

"Urutan pertama, Shaka Akimaru memburu sepuluh makhluk dalam dua hari." Semua orang terkejut heboh. Tidak ada seorangpun yang bisa memburu sepuluh makhluk dalam dua hari.

"Serius?! Sepuluh makhluk?!"

"Benar-benar menakjubkan."

Ken tercengang mendengar pencapaian Shaka. Samar-samar Ken mendengar pembicaraan orang "Kudengar dia itu membunuh makhluk tanpa menggunakan sihir."

"Silahkan kalian kembali ke asrama. Besok kami akan mengumumkan hasil kelulusan kalian." Kata pengawas. Seluruh peserta kembali ke asrama masing-masing. Di kamar, Ken termenung berbaring di ranjang memikirkan kejadian tadi. Ia hanya mengingat ketika ia hampir mati dibunuh makhluk Abnormal. Namun, Ken penasaran kenapa ia sudah memegang kepala makhluk Abnormal. "Apa yang sudah kulewatkan?" Gumam Ken dalam hati.

***

ARGH!! Ken meringis kesakitan karena dihempas kuat oleh makhluk Abnormal. Makhluk itu mendekati batu Zamrud yanga jatuh dari tangan Ken." Tak kusangka kau sangat lemah. Ternyata tidak sesuai dengan apa yang kupikirkan." Kata Makhluk itu sambil mengambil batu Zamrud. Ken berusaha bangkit namun organ di dalam tubuhnya terluka parah sehingga darah keluar dari mulutnya.

"Ke-kembalikan..." Tiba-tiba makhluk itu menusuk tubuh Ken dengan tentakelnya yang tajam. "Akh.." Darah keluar sangat banyak bersimbah ke tanah. Makhluk Abnormal menatap Ken dengan tatapan tidak peduli.

"Tidak mungkin orang selemah dia yang bahkan tidak memiliki sihir sedikitpun membunyai aura setajam itu." Batin Abnormal.

Ketika Abnormal itu hendak menghisap energi Zamrud, tiba-tiba pedang tertancap ke tubuh Abnormal. "Eh.." Abnormal itu menghadap ke belakang terlihat Ken yang sudah berdiri di tempat.

"Hua.." Ken dengan mata tajam terkesan dengan pembunuh yang haus darah itu berdiri membuat tekanan yang amat luar biasa. "Mengganggu tidurku saja. Hua..." Ucap makhluk yang ada di tubuh Ken. Suasana mencekam didukungi angin berhembus kencang. Ken berjalan santai mengelilingi makhluk Abnormal itu. "Aku tidak tahu kalau makhluk seperti kau ada disini. Bukankah kau tidak bisa masuk ke tempat ini ya? Hahaha ternyata kau bodoh, kau malah berhadapan dengan anak lemah ini sedangkan masih banyak orang yang jauh lebih kuat dari dia. Kupikir hanya manusia saja yang bodoh tapi makhluk juga bisa bodoh ya." Kata makhluk yang ada di dalam tubuh Ken.

Perkataan makhluk itu membuat makhluk Abnormal tidak bisa menahan emosi. Tanpa persiapan apapun, Abnormal langsung menyerang Ken. Ken mengulurkan tangan menangkis serangan dengan beberapa pedang yang muncul di depannya. "Hahaha jangan emosi begitu. Aku hanya bergurau. Aku datang di hadapanmu ini bukan untuk bertarung. Tapi mengambil sesuatu yang ada di tanganmu itu." Kata Ken menunjuk ke batu Zamrud di tangan Abnormal.

"Tidak akan kuberikan padamu."

"Baiklah, kalau begitu kuambil paksa saja."

***

Semua pemburu duduk di tempat masing-masing di sebuah ruangan. Rapat tersebut juga dihadiri oleh Kepala Sekolah. Pemburu tingkat dua dan tiga mengambil tempat duduk yang sudah disediakan. Dalam EHA, seluruh pemburu diberi tingkatan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tingkatan yang paling tertinggi adalah tingkat satu yang hanya dimiliki oleh Kepala Sekolah, Shinomiya Rakugen. Rata-rata terendah pemburu adalah tingkat keenam yang dimana dimiliki oleh peserta baru.

Seorang wanita berumur dua puluh lima tahun dengan parasnya yang cantik dilengkapi dengan kacamata yang elegan berdiri dari kursinya. "Kuucapkan terima kasih pada kalian semua telah hadir di rapat ini. Kami sengaja memanggil kalian kesini karena ingin membahas apa yang telah terjadi di ujian masuk tahun ini." Kata Tamiyo selaku asisten kepercayaan Kepala Sekolah. Salah satu pemburu tingkat ketiga angkat bicara. "Ujian masuk? Kenapa kebetulan sekali? Di tahun sebelumnya kita selalu menyerahkan ujian masuk pada para pengawas ujian."

"Itu benar, tapi ini adalah masalah serius. Jauh lebih serius dari sebelumnya. Terjadi penyerangan makhluk ketika ujian masuk berlangsung." Kata Shinomiya. "Ada makhluk Abnormal yang berhasil masuk dalam wilayah sekolah ini. Tidak ada korban jiwa, hanya ada sebagian peserta ujian yang mengalami luka serius."

Beberapa pemburu mengangkat tangan ingin bicara. Mereka tidak percaya sekolah dengan sistem keamanan yang canggih dan kuat bisa dikalahkan oleh makhluk Abnormal. "Tidak mungkin makhluk bisa menyusup ke sekolah ini. Sekolah EHA memiliki sistem keamana yang kuat." Komentar salah satu pemburu. "Jika makhluk biasa saja, mustahil bisa diterobosi dengan mudah. Seperti yang kalian ketahui, makhluk yang berhasil masuk adalah makhluk Abnormal. Kekuatan dari makhluk tersebut setara dengan pemburu tingkat kedua." Jelas Tamiyo.

"Di tambah lagi, pelindung sekolah yang kita gunakan dari zirah naga rusak. Kemungkinan ada seseorang yang merusaknya agar makhluk itu bisa keluar." Kata Kepala Sekolah. Suasana menjadi lebih tegang dari biasanya. Tamiyo memperlihatkan bakas goresan serta bukti lainnya yang menunjukkan seseorang merusaknya. "Dengan kata lain, ada pengkhianatan di sekolah ini?" Tanya anggota pemburu. "Itu belum pasti tapi akan diperiksa lebih lanjut." Jawab Tamiyo.

Tiba-tiba, seseorang yang seumuran dengan Tamiyo datang dengan wajah santai walaupun ia terlambat. Shinomiya menghela napas melihat lelaki tersebut. Sikapnya yang begitu santai dan tidak terlalu serius dengan pekerjaan membuat Shinomiya pasrah. "Lagi-lagi kau terlambat, Sirobe." Kata Shinomiya pada lelaki yang bernama Sirobe. "Ya, maaf. Tadi aku ketiduran jadinya terlambat." Jawab Sirobe dengan santai. Shirobe langsung duduk di bangku kosong tanpa meminta izin pada Shinomiya.

"Mau sampai kapan dia terus seperti ini." Gumam Shinomiya dalam hati. "Lanjutkan, Tamiyo."

"Baik, kami juga mendapat laporan dari pengawas ujian kapten Furauchi bahwa makhluk Abnormal itu berhasil dikalahkan oleh salah satu peserta ujian." Kata Tamiyo. Tamiyo memperlihatkan rekaman cctv pertarungan Ken dengan makhluk Abnormal.

Para pemburu lagi-lagi dibuat kaget. Ken dengan mudahnya mampu mengalhkan makhluk Abnormal yang kekuatannya setara dengan pemburu tingkat kedua. "Walaupun dia mampu mengalahkan makhluk itu, kita harus lebih berhati-hati karena bisa saja akan ada makhluk yang jauh lebih kuat dari makhluk itu." Kata Shinomiya. Pria yang tubuhnya cukup tegap itu berdiri dari kursi. "Kuperintahkan untuk kalian, perluaskan keamanan dan lindungi seluruh murid. Ada kemungkinan makhluk mengincar mereka." Perintah Shinomiya.

"Baik!!" Jawab mereka dengan serentak.

Rapat pun selesai, para pemburu keluar dari ruangan dan menjalankan tugas masing-masing. Shirobe hendak pergi tetapi dihadang oleh suara Shinomiya. "Tunggu." Shirobe berbalik badan.

"Aku ada tugas untukmu."

"Hah... Tugas apa lagi? Aku sudah lelah dengan tugas yang kau berikan, pak Tua." Komentar Shirobe. Namun, Shinomiya tidah menanggapi komentar Shirobe.

"Aku ingin kau mengawasi dan mendampingi anak bernama Ken Hitomi." Kata Shinomiya sembari memeberika data.

"Untuk apa aku mengawasinya?"

"Ken ini sangat berbeda dengan yang lain. Dia tidak meiliki sihir ataupun kemampuan. Tapi dia memiliki makhluk kuat yang bersemayam dalam dirinya."

"Kenapa kau memintaku melakukan ini?"

"Menurutku kaulah yang mampu melakukan ini. Jika kuberikan tugas ini pada orang lain, bisa saja mereka akan membunuh dia."

Shirobe tersenyum kecil melihat data Ken. Ia merasa tertarik dengan Ken dan ingin mengenal jauh.

***

Keesokan harinya, matahari muncul memancarkan cahaya membuat tumbuhan tumbuh mekar. Cahaya itu menyilaukan mata Ken sehinggah Ken bangun dari tidur. "Hah.. aku tertidur." Kata Ken dalam hati. Ken memandang jam di ponselnya menunjukkan pukul 08.00. Ken turun dari ranjang kemudian pergi ke kamar mandi. Beberapa saat kemudian, Ken keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapi sambil merapikan rambutnya.

Tok, tok, tok. Pintu terdengar diketuk dari luar. Ken penasaran kemudian membuka pintu ternyata Hazuma dan Kiiro. Ken sedikit terkejut melihat mereka berdua. Bagaimana mereka bisa tahu kamarnya dan apa yang mereka lakukan. "Kalian, apa yang kalian lakukan disini? Dan bagaimana kalian bisa tahu ini kamarku?" Kiiro menghela napas dengan wajah cukup berkeringat. "Hah.. aku sudah mencari kamarmu, Ken. Hampir seharian penuh aku memeriksa." Jelas Kiiro dengan napas terengah-engah.

"Oh pantas saja ada keributan tadi di lorong. Ternyata kau dikejr habis-habisan." Kata Hazuma tertawa. "Kenapa tidak gunakan sihirmu? Kan kau bisa mendeteksi seseorang."

"Aku malas."

Ken tertawa kecil mendengar cerita Hazuma. "Kenapa kalian menemuiku?" Tanya Ken. "Oh ya Ken, apa kau ada waktu?" Tanya Kiiro.

"Hmm ada. Memangnya kenapa?"

"Kami ingin mengajakmu keliling sekolah. Akonbosan sekali kalau duduk seharian penuh sambil menunggu hasil." Kata Kiiro.

"Kau saja yang bosan, aku tidak." Kata Hazuma mengelak.

"Hei, kalau tidak bosan kenapa kau mau kuajak?"

"Terserah aku." Ken melerai mereka yang hampir bertengkar. "Hai sudahlah. Jangan bertengkar nanti orang-orang disini ternganggu. Saranmu boleh juga, Kiiro. Kebetulan aku sedang bosan juga." Kata Ken.

"Ayo kita keliling sekolah!" Seru Kiiro.