"Siapa orang itu sebenarnya?"
Orang itu termenung sejenak melihat Ken bertarung melawan makhluk sendirian. Ken mencoba mencari cara mengalahkan makhluk liar. Namun, makhluk liar itu tidak membiarkan Ken berpikir dan terus menyerang.
"Sial, dia benar-benar menyusahkan." Gumam Ken. Ken terus menghindar dan menyerang tapi usahanya sia-sia. Dengan gesit, makhluk itu mampu menghindari serangan Ken. "Dia bisa menghindar?" Kaget Ken.
Makhluk itu membalasi Ken dengan pukulan yang keras. Ken menyadari hal itu langsung menghindar dengan cepat. Batu besar hancur berkeping-keping berserakan akibat pukulan makhluk liar. Ken terkejut tidak berkutik.
"Hah... Jika Aku tidak menghindar, mungkin aku bisa mati." Kata Ken dalam hati. Ken melihat orang tersebut sejak tadi terus memperhatikannya. "Aku tidam bisa diam saja. Aku harus menjauhi makhluk ini dari orang itu supaya dia bisa kabur dari sini." Gumam Ken.
Ken mencoba mengalihkan pandangan makhluk liar dari orang tersebut. Akhirnya Ken berhasil mengalihkan pandanganya, kemudian Ken mencoba mengode orang itu. Orang itu memperhatikan gerakan mulut Ken. "Larilah" Gerakan mulut Ken langsung dipahami orang itu dan ia langsung lari.
"Bagus! Sekarang aku bisa jokus melawanmu, Makhluk liar!" Seru Ken dengan semangat. DUAR!! Suara laser dari sarung tangan Ken melesat kencang menuju makhluk. Tapi, makhluk itu lebih cepat dari serangan Ken langsung menghempaskan Ken dengan kuat. Ken terpental kuat ke udara sehinggat menabrak pohon yang besar. Makhluk itu perlahan-lahan mendekari batu Zamrud Ken yang jatuh.
"Si-sial...." Ken mencoba untuk bangkit namun kondisi tubuhnya sangat lemah. "Apa aku akan gagal?" Ken merasa tidak kuat hanya bisa diam di tempat melihat makhluk itu memungut batunya.
Tiba-tiba, BLUSH... Sebuah portal muncul dari tanah yang dipijak makhluk seketika menghilang bersamaan dengan keberadaan makhluk liar. "Akhirnya tenagaku pulih kembali." Suara seorang lelaki terdengar samar di telinga Ken. Pandangan Ken mulai kabur dan akhirnya pingsan di tempat. Lelaki itu mendekati Ken yang sudah pingsan di bawah pohon dalam keadaan luka yang cukup parah.
Malam berlalu dengan cepat, matahari muncul perlahan-lahan menampakkan diri dengan cahaya yang baru. Binatang satu per satu muncul menyambut pagi. Sinar matahari terang mengenai eajah Ken membuatnya sadar dari pingsan. "Hah..." Ken tersentak dari pingsan. "Aku... Masih hidup?" Gumam Ken melihat telapak tangannya.
"Hei jangan bergerak dulu." Kata seseorang yang duduk di samping Ken. Seorang lelaki dengan rambut hitam pekat serta garisan dongker beberapa helai di rambutnya terus fokus menyembuhkan luka Ken. "Hah.... syukurlah lukamu tidak terlalu dalam"
"Terima kasih."
"Tidak perlu berterima kasih. Aku justru berterima kasih padamu. Jika kau tidak ada, mungkin aku sudah mati gegara makhluk itu." Kata lelaki tersebut. Ken kebingunan dengan kata-kata dia. Seketika ia ingat bahwa orang tersebut adalah orang yang pernah ia selamatkan.
"Namaku Hazuma Harae, aku tinggal di perkotaan timur. Senang berkenalan dneganmu." Kata Hazuma sambil menjabat tangan Ken.
"Namaku Ken Hitomi berasal dari kota barat. Senang berkenalan denganmu juga." Kata Ken. Hazuma memberikan batu Zamrud pada Ken. "Eh, ini batuku. Darimana kamu mendapatkannya?" Kaget Ken. "Aku mengambilnya dari makhluk itu, untung saja masih sempat. Kalau tidak, kau akan disantap olehnya." Jelas Hazuma.
"Memangnya kalau batu Zamrud direbut, apakah makhluk itu akan memakan kita?" Tanya Ken penasaran.
"Iya, itu sebabnya komandan Furauchi meminta kita tetap menjaga batu ini."
"Begitu ya. Oh ya kau sudah membunuh makhluk berapa?"
"Sudah yang keempat dan sekarang aku ingin keluar dari hutan ini." Jawab Hazuma. Mendengar hal itu, Ken merasa pesimis, wajah Ken menjadi pucat. "Ya ampun..... Dia sangat hebat. Aku saja baru satu, payah...." Kata Ken dalam hati dambil memalingkan wajahnya. Melihat sikap Ken membuat Hazuma bingung. "Kau sudah dapat berapa?" Tanya Hazuma tiba-tiba. "E-eh baru satu makhluk, hehehe." Jawab Ken menyengir.
Hazuma kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya pada Ken. "Aku akan membantumu. Waktu kita tinggal tiga hari lagi, kau tidak ingin terkurung di sini,kan?" Tanya Hazuma.
"Tapi kenapa kamu ingin membantuku?"
Anggap saja ini balas budiku karena kau sudah menyelamatkanku." Kata Hazuma tersenyum. Krn tidak bisa menolaknya lagi dan akhirnya ia menerima bantuan Hazuma. Mereka pun bersama mengalahkan pada makhluk.
"Dia ini tidak memiliki energi sihir tapi kenapa auranya begitu kuat? Aku tidak oernah melihat aura gelap seperti itu." Pikir Hazuma sambil melihat Ken di sampingnya.
Sepanjang hari, Hazuma membantu Ken mengalahkan pada makhluk. Hazuma mengunci pergerakan makhluk di hadapannya dan membiarkan Ken membunuhnya.
"Hah, akhirnya selesai yang keempat sekarang kita tinggal kembali." Kata Ken memperbaiki sarung tangannya.
"Terima kasih ya sudah membantuku." Lanjutnya.
"Sama-sama."
Tiba-tiba, tanah yang mereka pijak bergetar seolah-olah akan ada sesuatu yang mendekati mereka.
"Wah, wah, wah....tak kusangka aku akan bertemu dengan dua anak disini." Suara terdengar di telinga mereka namun mereka tidak melihat siapa yang mengatakan hal itu. Seketika muncul di hadapan mereka seorang wanita dengan tatapan yang mengerikan.
"Siapa dia?" Pandangan wanita itu begitu mencekam sehingga membuat Ken bergetar. Dia memang tidak bisa merasakan energi wanita itu tapi dari tatapannya, Ken bisa mengetahui bahwa orang tersebut berbahaya.
"Aku merasakan ada batu Zamrud di sekitar sini." Wanita itu melihat sekelilingnya kemudian melihat Ken dan Hazuma. "Serahkan batu kalian padaku."
Hazuma hanya diam memasang pandangan tajam mengintimidasi wanita itu.
"Hm? Kalian tidak mau? Baiklah."
"AKAN KUAMBIL PAKSA!!" Wanita itu menyerang tiba-tiba dengan kemampuannya.
"Awas Ken!" Hazuma mendorong Ken sehingga Hazuma terpental akibat serang wanita itu. "Hazuma!!"
"Kuserahkan padamu!" Suara Hazuma perlahan menjauh.
"Satu sudah kuselesaikan, sekarang tinggal satu lagi." Kata wanita itu sambil tertawa. "Apa yang harus kulakukan?" Pikiran Ken kacau tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ken menghela napas mencoba untuk tenang.
PLAK! Suara tamparan terdengar keras ke pipi Ken membuat wanita itu bingung. "Baiklah, Hazuma sudah menyerahkan semuanya padaku. Aku tidak bisa menyerah begitu saja." Kata Ken dengan tatapan penuh keyakinan.
"Hahahaha, kau punya tatapan yang bagus. Maru kita lihat siapa yang akan bertahan." Wanita itu bersiap. Ken memasang kuda-kuda yang sudah diajarkan Hikari dengan percaya diri.
***
Di sisi lain, Hazuma berlari menyusuri hutan mencari keberadaan Ken. "Sial, aku terlempar jauh. Dimana dia? Ken, kau dimana?" Gumam Hazuma dengan panik. Ketika Hazuma terus berlari, tiba-tiba makhluk datang menyerang Hazuma. Hazuma menyadari hal itu langsung melompat menghindari serangan.
"Kondisinya tidak tepat. Kekuatanku belum pulih sepenuhnya. Bagaimana aku bisa menghadapinya?" Hazuma cukup panik karena ia tidak bisa berbuat apa-apa. Beberapa saat kemudian, seorang bertubuh kekar datang dari belakang Hazuma sambil berseru. "Hahahaha ini yang terakhir." Seketika cahaya menyelimuti kepalan tangannya menghantam makhluk sampai hancur berkeping-keping.
"Hahaha akhirnya selesai juga. Sekarang aku bisa keluar dari tempat ini." Kata orang tersebut. Tiba-tiba, orang itu terdiam melihat Hazuma sedang memperhatikannya.
"Kau? Kau Hazuma, kan?" Tanya pria itu kagur sembari memegang pundak Hazuma. "Iya." Jawab Hazuma kebingunan.
"Kau tidak ingat aku? Ini aku, Kiiro. Teman sekelasmu dulu." Kiiro berusaha agar Hazuma mengingat dirinya. "Seingatku, aku tidak punya teman yang bernama Kiiro." Kata Hazuma. Jawaban Hazuma membuat Kiiro syok. "Tak kusangka dia benar-benar tidak mengingatku." Kiiro merasa mentalnya jatuh duduk di belantara beberapa pohon.
"Hei.... Aku cuma bercanda. Jangan tertekan begitu." Hazuma menyemangati Kiiro. "Maafkan aku. Aku hanya bercanda."
Tiba-tiba, Kiiro memeluk kaki Hazuma dengan erat. "Hua.... ternyata kau masih ingat denganku!!! Aku benar-benar terharu." Kiiro menangis keras.
"Hei jangan peluk kakiku. Aku tidak bisa bergerak jadinya."
"Sudah lama tidak bertemu ya Hazuma." Kiiro berdiri di depan Hazuma.
"Ya, sudah lama sekali." Mereka berjabat tangan.
"Hahaha sekarang aku lebih unggul darimu. Kau melihatku tadi, kan? Aku berhasil mengalahkan empat makhluk hahaha." Kata Kiiro sombong pada Hazuma. Hazuma hanya diam tersenyum. "Kenapa kau tersenyum?"
"Tidak ada. Aku senang ternyata kau bisa menyelesaikannya." Jawab Hazuma. "Terima kasih, aku memang hebat. Memangnya kau sudah menyelesaikannya?"
"Sudah selesai. Kalau tidak salah, dua hari yang lalu aku sudah menyelesaikannya." Jawab Hazuma. Kiiro kaget bukan kepalang, ia mengira ia telah mengalahkan kemampuan Hazuma.
Hazuma dan Kiiro merupakan teman sama SMP. Bukan teman tapi bisa dibilang rival bagi Kiiro. Hazuma sangat terkenal ketika SMP-nya karena kepintarannya. Berbanding terbalik dengan Kiiro yang selalu mendapat nilai rendah di setiap pelajaran. Selain itu, Hazuma begitu terkenal di kalangan gadis membuat Kiiro merasa iri dan akhirnya berusaha melampaui Hazuma.
"Mulai sekarang, kita adalah rival. Suatu hari nanti, aku pasti bisa melampauimu, Hazuma." Kata Kiiro dengan nada semangat. Hazuma merespon dengan senyuman. "Ya, berusahalah dengan keras." Jawabnya.
"Kalau kau selesai, kenapa masih di sini? Bukankah sudah bisa kembali." Kata Kiiro keheranan. Ekspresi Hazuma terlihat serius. "Sebelum aku kembali, aku ingin menolong seseorang dulu." Jawabnya.
"Seseorang? Siapa?"
"Namanya Ken, sebelumnya dia sudah menyelamatkanku. Sekarang dia berhadapan dengan makhluk yang jauh lebih kuat dari yang pernah kuhadapi." Jelasnya. Kiiro merasa tidak mengerti dengan perkataan Hazuma. "Sebentar, maksudmu itu apa? Aku tidak mengerti." Hazuma menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya bahwa mereka bertemu dengan makhluk yang bisa bicara.
"Apa?! Makhluk itu bisa bicara?"
Hazuma mengangguk. "Iya, tidak salah lagi. Dia itu makhluk abnormal."
"Aku tidak menyangka bahwa mereka mengurung makhluk abnormal seperti itu."
"Aku harus menyelamatkannya."
"Aku ikut."
Hazuma mengangguk dan mereka berdua pergi ke tempat Ken dimana Ken masih bertarung melawan makhluk abnormal tersebut.
"Masalahnya, aku tidak tahu dimana Ken berada." Kata Hazuma.
"Hahahaha kau itu sudah lupa ya."
"Hah?! Lupa apa?"
"Hah... Kau ini ya. Aku kan bisa mendeteksi dimana target berada." Hazuma langsung teringat bahwa Kiiro memiliki kemampuan yang bisa mendeteksi keberadaan siapapun. "Benar juga." Kiiro berlutut meletakan tangannya di atas tanah dan memulai sihirnya. Tanah sedikit bergetar karena sihir Kiiro. Kiiro memejamkan mata membiarkan dirinya merasakan apa yang ada di sekitarnya.
Kiiro membuka mata. "Aku tahu dimana dia." Kata Kiiro. "Ikuti aku." Hazuma mengikuti Kiiro berlari. Sekitaran tiga jam berlalu, Hazuma dan Kiiro berhasil menemukan Ken berada.
"Itu dia!!"
"Ken!!" Teriak Hazuma. Tiba-tiba, Kiiro merasakan hal yang janggal di sekita Ken. "Hazuma, berhenti." Kata Kiiro menghentikan Hazuma. Mata Hazuma berbelalak melihat kepala makhluk abnormal itu sudah di tangan Ken. Tekanan sangat tajam sehingga mereka berdua tidak mampu bergerak. Hazuma melihat sesuatu hitam mengelilingi tubuh Ken sama dengan yang pernah ia lihat sebelumnnya. Kiiro memasang kuda-kuda bersiap untuk menyerang jika ada serangan. "Apa-apaan itu?"