Chereads / Kalau kamu tidak ada lagi disini, apa yang harus aku lakukan? / Chapter 5 - Kekurangan itulah yang aku inginkan

Chapter 5 - Kekurangan itulah yang aku inginkan

Dari merasa sedih, hingga merasa bahagia, dunia yang sepi dan buruk akan terasa indah saat kita bersama dijalan lebar tiga meter dengan satu jalur, berbukit dan berkelok sembilan puluh derajat ke arah barat, seratus meter dari itu ada persimpangan yang selalu sepi degan cermin penyebrangan kusam memantulkan bayang di arah kanan, ilalang tak meninggi karena sering di potong, toko yang sudah lama tutup dan tak kunjung terbuka, halte bis mini, kursi kayu yang mulai melapuk, deruan mesin disel yang beraroma khas.

awan mendung di sebrang kiri, angin mulai berhembus cukup bisa menerbangkan botol plastik bekas, di arah sana jalan menanjak curam, jika berjalan kaki butuh waktu 5 menit mencapai atas, rumah di pinggirnya dengan pondasi batu meluruskan tanah untuk dibangun hunian, vas kembang yang tetatur ditumbuhi lumut, tanaman bonsai yang tak terawat, bekas ban di senderkan di dinding rumah dengan cat mengelupas dan separuhnya mulai di tumbuhi tanaman merambat.

Di arah sana, didepan sana aku bisa melihat dermaga mini tempat kapal penumampang biasanya bersandar, ini pernah menjadi awal aku datang kesini, bersama orang tua ku menapaki kaki di tanah harapan.

Aku ingat betul bahwa sanya, aku tak pernah tau apakah kami akan betah atau tidak tinggal disini, tapi rupanya kami sudah disini 20 tahun, rasanya itu cukup cepat bagiku yang kini sudah berusia 30 tahun.

Aroma lautan, atau pun burung yang hinggap di atas kapal yang sedang parkir, beberapa nelayan menawarkan hasil kerjannya kepada ku, aku membeli secukupnya, aku pergi dari sana mengulangi hari yang terus ku jalani.

Besok dan seterusnya akan aku jalani.

Kata-kata yang aku ucapkan hanya sedikit saja, akan betapa senang dan bahagia saat bersama kamu, lembutnya dirimu, aku hanya berharap akan terus seperti itu, tiada orang lain selembut dirimu, jika aku menemukannya aku pada akhirnya akan mengacuhkan mereka, menarik dirimu dan berkata, bahwa inilah milik ku, tiada yang lain yang bisa memenuhi hidupku.

Nyatanya kita sering bertengkar dengan hal yang dangkal tak beriak, kesalah pahaman menjadi bumerang yang tak bisa dihindari, kata-kata tak berangkai sempurna, atau pun silang pendapat antara kita, ide yang berbeda pikiran tentang sesuatu atau memutuskan sesuatu.

Tarikan nafas, atau kata maaf dari diri kita masing-masing, menyudahi pertikaian yang tak berarti, jika hubungan tanpa pertengkaran, kita tak akan tau apa yang salah atau kurang dari pasangan kita sendiri, aku masih ingat tanggal dua mei, hari ulang tahunmu menjadi hari tersedih untuk ku, kamu terjatuh setelah mencuci pakaian, dari mulai itu bahwa... kamu tak lagi ceria seperti diri mu yang biasanya.

Kamu hanya diam atau sedikit berkata, tak lagi dapat berjalan, aku sudah bilang pada mu sebagai mana kondisi mu sekarang, cinta ku kepada mu tak pernah memburuk, bahkan rasa cinta dihati ku bisa menjadi penjaga mu.

Jangan pernah mengatakan "apakah kamu menyesal menikahiku?" sembari bertanya kepadaku, omong kosong!!!

Aku cinta kamu, Jika aku hanya melihat kesempurnaan, sudah dari dulu aku tak tertarik kepadamu.

Peria adalah penjaga, mereka selalu berpikir bahwa mereka adalah penjaga, sebab dari itu mereka selalu melihat wanita dari kekurangannya dulu, baru kelebihan, karena...

mereka ingin menjaga orang yang mereka cintai.