****
Adzan Asar terdengar mengema. Ketika melewati perbatasan desa Agung dengan desa Sani, Damar melihat makam yang sering di lewatinya memancarkan cahaya yang sangat terang. Karna penasaran, Damar menghentikan sepedanya lalu berkata lirih " sudah sejak kecil aku lewat makam kyai Ali wafa ini. Baru kali ini aku melihat kejadian aneh. Tiba tiba ada cahaya memancar dari dalam makam.
Ah sudahlah, aku pulang saja, kepala ku agak pusing habis minum vodca.
****
"Assalamualaikum." Seru Damar, sambil masuk rumah.
"Waalaikum salam." sahut Lesti adik perempuan nya.
"Ibuk mana dik." Tanya Damar.
"Ibuk nyuci baju di rumah bu Lusi." Jawab Lesty.
"Oh ya udah, masak apa Ibu?" Tanya Damar.
"Masak sayur sop ikan tahu tempe sama krupuk. Kenapa? Gak doyan." Jawab Lesty.
"Gpp, males aja." sahut damar kemudian masuk kamar.
"Tinggal makan saja crewet, kayak Bapak. " gumam Lesti yang masih sekolah smp.
****
Adan magrib terdengar berkumandang. Ibu Farida bergegas ke kamar Damar.
"Damar... ayo bangun, solat magrib. Kamu sudah besar, yang rajin solat. Jangan kayak bapakmu." Kata sang Ibu.
"Iya buk." sahut Damar sambil tidur kembali.
"Kamu habis mabuk ya, kok ibuk bau Alkohol." Seru sang Ibu.
"Iya, tadi pulang sekolah minum dikit." Jawab Damar.
"Kamu itu sudah besar nak, mau lulus sekolah. Jangan suka mabuk, gak baik untuk kesehatan. Yang rajin solat, yang rajin ngaji.
Mau jadi apa kamu besok kalau begini terus?! Keluarga kita ini sangat miskin di desa ini. Bagaimana pandangan masyarakat melihat kamu suka mabuk, Bapak mu juga suka mabuk. Apa gak jadi perbincangan di masyarakat." Ujar sang Ibu.
"Iya buk." sahut damar kemudian bergegas mandi, lalu menunaikan sholat magrib.
Sehabis solat magrib, sambil makan malam Lesti berkata "tumben kak solat magrib"
"Lesti, gak baik ngomong gitu sama kakak mu." sahut ibu Farida. Alhamdulillah kakak mu mau solat walau jarang - jarang. Siapa tau besok - besok kakak mu rajin solat dan menjadi orang soleh.
Damar, ayo makan yang kenyang, ini tadi ibuk di kasih bu Lusi kare ayam satu plastik besar."
"Iya buk." sahut Damar yang jarang bicara.
"Lesti, makan yang kenyang, jangan ngomong aja kamu." Kata sang Ibu.
"Oh iya kak, tadi dapat salam dari mbak Fitri anaknya pak Marjo kontraktor. Kayak nya mbak fitri suka deh sama kakak." Kata Lesty.
Hemmmm... Bilangin, mau gak jadi pacar kedua." ujar Damar bercanda sambil makan.
"Husss..! Gak boleh ngomong gitu sahut sang Ibu. Jangan pacaran dulu. Sekolah yang pinter, setelah lulus baru kerja, setelah boleh menikah." Kata sang Ibu.
Ibuk, belikan Hp yaa. Teman teman ku semua pada punya hp. Hanya aku saja yang gak punya." kata Lesti memelas.
"Biar belajar nya enak kalau brosing. Hubungan juga Enak."
"Iya Lesti, ibuk kumpulin uang dulu ya nak, sabar." Jawab sang Ibu.
"Iya buk." Sahut Lesty.
"Lesti, di kamar ada Hp iPhone baru, juga ada kartu baru. Kamu ambil itu untuk kamu." Kata Damar.
"Beneran kakak punya HP baru?"tanya Lesti gak percaya.
"Dasar cerewet kayak ibuk. Kamu ambil sekarang di meja kamar ku." Kata Damar.
"Baiklah, awas kalau bohong." ujar lesti bergegas masuk kamar Damar.
"Darimana kamu dapat Hp baru? Tanya ibu Farida.
"Tadi kasih hadia temen buk, lagian aku gak butuh hp." Jawab Damar.
"Ya sudah kalau begitu. Pesen ibuk, jangan mencuri. Walau kita hidup miskin, jangan sampai kita mencuri." Kata sang Ibu.
"Iya buk." sahut Damar.
"Kak, beneran hp ini untuk Lesti? Ini iPhone kak, mahal banget." Kata Lesty.
"Iya cerewet, untuk kamu." Jawab Damar.
"Makasih ya kak, sayang dulu kalau begitu. Ini pertama kali kakak kasih aku barang bagus. Ntar kalau sudah kerja, aku akan beri kakak hadia yang bagus juga." Kata Lesty.
"Iya.Sudah sana pergi, hidupin HP nya sama ida sepupu mu sana." Kata Damar.
"Iya, makasih kak." Jawab Lesty.
"Bapak mana buk, kok gak kelihatan dari siang." Tanya Damar.
"Bapak mu katanya ikut kerja temannya di proyek. Mungkin sabtu katanya pulang." Jawab sang Ibu.
Buk, ibuk tau gak sejarah makam kyai Ali wafa, yang ada di desa Sani perbatasan desa." tanya Damar.
"Kamu merokok terus. Darimana kamu dapat uang untuk beli rokok." Tanya sang Ibu.
"Tadi di kasih rokok teman. Ibuk ini selalu mengatur hidup Damar. Kan Damar sudah besar buk. Sudah umur 18 lebih. Mau lulus sekolah." Kata Damar.
"Seorang ibuk itu ya begitulah. Selalu ingin anak nya menjadi yang terbaik. Walau kamu besok sudah beristri, ibuk akan tetap menasehati mu." Kata sang Ibu.
"Ibuk, jawab dulu pertanyaan ku tadi." Kata Damar.
"Kyai Ali Wafa itu, menurut guru ngajinya ibuk. Adalah seorang waliyullah yang syiar agama di wilayah kabupaten sidoarjo dan Surabaya.
Beliau di kenal seorang wali yang sabar, dan memiliki kekeramatan yang luar biasa.
Makanya, makamnya banyak di datangi orang untuk minta berkah.
Menurut guru ngajinya ibuk dulu, beliau mbah wali Ali wafa berasal dari Bagdad timur tengah. Beliau meninggal di perjalanan. Ketika berada di desa Sani, kyai Ali Wafa sakit dan di rawat oleh warga setempat. Tak selang lama beliau wafat. Karna beliau seorang Wali, maka di makamkan di tanah orang yang merawatnya.
Makanya makamnya di pinggir jalan dan seorang diri.