Chereads / makam keramat / Chapter 2 - Resmi pacaran

Chapter 2 - Resmi pacaran

Senja telah tiba, malam pun semakin larut. Disudut jalan di pinggiran kota Surabaya yang berbatasan dengan kota sidoarjo, pak Yasin sedang duduk bersama teman temannya, sambil menikmati Vidca campur bir bintang.

Sementara, Ibu Farida istri Pak Yasin selesai melaksanakan solat Tahajjud, sedang melantunkan Dzikir Munajat. setelah itu melantunkan solawat Fatih, kemudian berdoa untuk anak anaknya juga suaminya.

Di desa Agung yang terletak di kecamatan waru Kabupaten Sidoarjo, Ahmad Damar tinggal bersama ayah ibu juga keluarga besarnya.

Walau hidup sederhana, bahkan kadang sering kekurangan, Farida ibunya Damar tetap sabar, tabah dan istiqomah dalam beribadah.

Lain dengan pak Yasin bapaknya, tidak pernah ibadah bahkan sering mabuk dan sering berkata kasar.

****

Yasin, ini bagian mu, kata Seno temannya membagikan uang hasil menjual motor curian.

Baiklah, aku pulang dulu, sahut Yasin kemudian menghidupkan mesin motornya.

Setelah sampai rumah, Pak Yasin mengetuk pintu

"Tok tok tok"

Sebentar, sahut ibu Farida kemudian membukakan pintu rumah. " Darimana mas, kok pulang hampir subuh. Mabuk lagi. Hampir tiap malam selalu pulang mabuk."

Jangan banyak bicara, temani aku tidur, ucap pak Yasin.

"Iya iya. Lelaki mau menangnya sendiri. Tambah tua gak tambah baik, malah gak karuan karuan." gumam ibu Farida.

"Ini uang untuk bayar ujian Damar." ujar pak Yasin sambil meletakkan uang di meja kamar. kemudian merebahkan bandannya.

"Sinian, buruan..!"

"Iya iya, sabar napa?!" Sahut Ibu Farida

***

Adzan subuh berkumandang, dan sinar matahari perlahan lahan menerangi bumi.

"Damar,ayo bangun nak, sudah jam enam pagi. Mandi, ganti baju terus sarapan. Lalu berangkat sekolah.

Nanti kamu bayar ujiannya ya." Ujar sang Ibu.

"Iya buk." jawab Damar yang masih ngantuk.

Setelah mandi dan ganti baju, serta sarapan. Pagi itu Damar mengayu sepeda angin menuju sekolah SMA yang agak jauh.

Sesampai di sekolah, Damar langsung masuk kelas untuk mengikuti beberapa mata pelajaran.

Jam satu siang sepulang sekolah, Shinta berdiri di depan samping sekolah, sambil memainkan Hp iPhone keluaran terbaru, sambil menunggu Damar.

"Damar...!" panggil Shinta.

Hai Shinta, ada apa?" tanya Damar yang mengetahui kalau Shinta sejak kelas dua menyenanginya. Namun Damar berpikir dua kali sebab Shinta adalah anak seorang pengusaha kaya raya. Sedangkan Damar merasa anaknya pembantu serabutan. Sedangkan bapakanya tidak jelas apa pekerjaannya.

"Ini aku belikan Hp untuk mu, biar aku bisa menghubungi mu kapan saja." ujar Shinta kemudian menyodorkan Hp baru.

"Trimakasih Shinta, atas kebaikan mu, tapi aku tidak bisa menerima pemberian ini." Jawab Damar.

"Damar, di sekolah ini, kamu adalah siswa yang tidak punya Hp. Aku memberimu hp agar kamu bisa dengan muda, menjalin komunikasi dengan teman dan dengan muda mengases informasi.

Kedua aku benar benar mencintai mu dan sayang baget sama kamu." Kata Shinta.

"Shinta, mengapa dari dulu kamu mencintai ku? Bukankah banyak cowok yang lebih tampan dan kaya di sekolah ini. Sedangkan aku biasa biasa saja, dan dari keluarga yang tidak mampu." Kata Damar.

"Damar, aku tidak tau mengapa aku mencintai mu. Yang aku tau dan aku rasakan, sejak kelas satu SMA, jika aku melihat mu, hati ku terasa sangat senang. Jika aku bersama mu, aku bahagia.

Aku tau kamu sebenarnya juga mencintai ku. Tapi, kumu menghindar karna aku anak orang kaya dan kamu anak orang miskin.

Ketauilah Damar, yang kaya itu orang tua ku, bukan aku." Kata Shinta.

Mendengar penuturan Shinta, Damar hanya diam sambil tersenyum, lalu berkata. "Sebenarnya iya, aku mencintai mu sejak kelas dua. Tapi aku sadar diri.

Karna kamu terlalu cantik dan terlalu kaya. Hemmm kamu gak pulang, itu sopir mu sudah menunggu mu sejak tadi.

"Jawab dulu, kamu mau gak berpacaran sama aku?!" kata Shinta.

"Baiklah kalau kamu memaksa, aku mau." Jawab Damar.

"Kalau begitu kamu terima Hp ini, aku pulang dulu ya. Nanti kalau HP nya sudah nyalah, kamu WA aku. Di dalam tas itu ada kartu nama ku." Kata Shinta.

"Baiklah Shinta, aku balik dulu ya." ucap Damar kemudian mengayuh sepeda bututnya.

Ketika mengayu sepeda, tiba terdengar teriakan suara " Damar..."

"Hai Aldi." teriak Damar kemudian menghentikan sepedanya.

"Sini dulu, minum bentar. Ini tadi teman teman beli vodca sama Bir." Ujar Aldi.

"Baiklah tapi dikit saja ya, aku lagi gak enak badan." kata Damar.

"Tumben premannya SMA Lois gak enak badan." sahut Aldi teman kelasnya.

"Apa tadi habis ngobrol sama Shinta, langsung gak enak badan, hahahaha."

"Ah kamu itu bisa aja." Sahut Damar.

"Shinta itu cantik loh mar, dia jadi rebutan cowok SMA Lois. Tapi yang aku heran, justru Shinta malah ngejar ngejar kamu, hahahaha. Tapi gobloknya kamu yang gak mau." Sahut Deni.

"Menurutku, Shinta itu bener bener mencintai mu Damar." timpal Topa. "Coba kamu pikir, Shinta itu tau kamu jarang bicara, suka tawuran, suka mabuk, dan jarang punya uang. Tapi dia masih saja setia mengejar mu hingga sekarang."

"Jangan banyak omong kalian, ayo buruan di putar gelasnya." sahut Damar yang berisik dengerin omongan teman temannya.

"Muali sekarang, Shinta jadian sama aku."

"Hemmmmm... Begitu yaa." sahut teman temennya bersamaan.

Tak lama kemudian, Damar pamit duluan, karna hari mulai senja.