Sudah Millenia ke-42. Sudah lebih dari seratus millenia Emperor of Mankind duduk tanpa bergerak sedikitpun di Golden Throne. Dialah master dari umat manusia oleh kehendak Tuhan, dan master dari jutaan dunia oleh kekuatan militernya yang tidak pernah habis. Dia adalah mayat yang membusuk yang memancarkan kekuatan yang sangat besar dari kekuatan Dark Age of Technology. Dialah sang Carion Lord dari Imperium of Mankind yang membutukan 1000 jiwa yang ditumbalkan setiap hari agar dia tidak sepenuhnya mati.
Bahkan dalam kondisinya yang tidak sepenuhnya mati, Sang Emperor tetap melanjutkan kewaspadaannya yang abadi. Armada pasukannya yang sangat kuat mengarungi medan perang yang dipenuhi dengan infestasi daemon dari Warp, hanya satu-satunya cara bepergian ke dunia yang jauh, diterangi cahaya dari Astronomicon, manisfestasi kekuatan Psyche dari will power sang Emperor. Pasukan besar selalu turun berperang sambil membawa nama sang Emperor, Pasukan terbaik diantaranya semua pasukannya adalah Adeptus Custodes, hanya sayangnya setelah Horus Heresy berahkir para Custodes memutuskan untuk mengisolasi diri mereka didalam Imperial Sanctum. Jubah merah mereka yang melambangkan keberanian dan kemampuan mereka berganti dengan jubah hitam, jubah tersebut melambangkan rasa duka dan rasa malu karena mereka gagal menjalankan tugas utama mereka yaitu melindungi Emperor of Mankind. Tetapi dari segala sudut, mereka hanya bisa menahan dari semua ancaman alien, mutant dan bahaya yang lebih buruk. Kembalinya salah satu Primarch yang bernama Roubute Guilliman dengan membawa bala bantuan berupa Primaris Marine, hasil kolaborasi dengan seorang Arc Magos dari Adeptus Mechanicus membuat Empire of Mankind punya harapan baru untuk bertarung dan mereklamasi wilayah Emperium of Mankind yang hilang karena munculnya Cigatrix Malidictum yang bisa disebut juga dengan The great Rift.
Menjadi salah satu manusia dari beberapa miliyar manusia yang tidak terhitung. Yang harus tinggal pada regime yang sangat kejam dan sangan brutal diluar imajinasi. Ini adalah kisah pada masa tersebut. Lupakan semua ilmu pengetahuan dan teknologi, karena sudah lama dilupakan, tidak akan pernah dipelajari. Lupakan janji dari proses dan rasa pengertian, karena di masa depan yang sangat kelam hanya ada perang. Tidak ada kedamaian sedikitpun diatantara bintang, hanya pembantaian dan kekacauan yang abadi, dan tawa dari Tuhan yang haus.
***
"Siapa...?" kulihat seorang kesatria dengan rambut berwarna hitam dengan hiasan kepala daun. Kesatria tersebut memakai armor berwarna emas, dengan tangan kiri yang bersenjatakan cakar yang cukup besar. Kesatria tersebut memakai jubah berwarna emas dengan dan tangan kanannya memegang pedang besar yang terbakar. Sang kesatria tersebut sedang berhadalan dengan 4 mahkluk yang terlihat cukup mengerikan.
"Demon Lord?" ucapku sambil melihat 4 sosok mahkluk tersebut. "Siapa disana?" ucap sang kesatria padaku, dengan segera aku langsung mengeluarkan petir dari tanganku untuk menyerang 4 Daemon Lord tersebut, aku bisa merasakan area tersebut sedang mencoba memberikanku kekuatan tambahan agar petir yang aku tembakan dari tanganku bisa bertambah kuat, tetapi aku bisa menahan kekuatan tersebut. "Siapa dirimu? kenapa kau bisa memakai sihir Warp?" tanya salah satu Daemon Lord yang berwarna biru, aku bisa melihat sosok Daemon Lord berawarna biru tersebut duduk dengan pose meditasi. Dari kepala sang Daemon Lord terdapat beberapa lubang berada diatas dahinya, mata dari sang Daemon Lord berada di bagian tangan dan terdapat mulut dengan gigi yang tajam dibagian perutnya. Daemon Lord tersebut ternyata mempunyai 4 buah tangan dengan 2 tangan yang punya mata berada dibawah sambil menatap sang kesatria dan satu mata menatap diriku.Â
"Sepertinya kita punya tamu lain disini....." kata salah satu Daemon Lord yang berwarna hijau dengan suara berat terkesan sangat tua, Daemon Lord tersebut punya bentuk badan sangat gemuk dan punya lidah sangat panjang menjulur kebawah. Kulit dari sang Daemon Lord tersebut dipenuhi dengan bentol-bentol merah. Dan seolah badan besar yang gemuk itu terbelah dibagian dada dan terkesan sang Daemon Lord tersebut sedang memakai jaket. Aku paham bahwa itu masih dari bagian badan sang Daemon Lord dan sang Daemon Lord sendiri mengeluarkan bau busuk yang sangat menyengat. Sebagai Immortal aku masih bisa menahan nafasku sangat lama, tetapi manusia biasa akan sangat mudah mual bahkan tewas. "Anathema....temanmu yang satu ini cukup menarik." kata sang Daemon Lord hijau tersebut kearah kesatria tersebut.Â
"Aku datang kemari sendirian untuk menahan pasukan kalian keluar di Holy Terra" kata sang kesatria emas tersebut sambil mengacungkan pedang apinya ke aras Daemon Lord hijau.
"Sepertinya menarik sekali.....pasukan serang!" kata Daeamon Lord berwarna merah yang memakai armor hitam, seketika banyak sekali daemon merah muncul sambil membawa pedang merah, daemon merah tersebut menjulurkan lidah. Terlihat Daemon merah dengan kaki seperti kaki kambing dan kulit yang tebal bersisik dan cakar tajam menoleh ke arahku dengan wajahnya yang mengerikan dengan dua tanduk merah kehitaman. Sambil memegang sebuah pedang besar, Daemon itu membuka mulutnya, memamerkan lidah yang panjang menjulur.
Segera aku mengambil pedang yang selalu aku bawa di punggungku, daemon merah tersebut maju dengan cepat melompat dan menyerangku, dengan reflek dari latihanku dengan cepat aku menghindari serangan daemon tersebut dan menebas daemon tersebut, daemon yang kutebas segera menghilang tanpa meninggalkan tubuh sedikit pun.
Daemon merah yang lain yang melihat salah satu teman mereka yang aku tebas dengan mudah maju menyerang, tetapi aku dengan mudah menghidari dan menebas tubuh daemon tersebut dengan mudah.
"Teknik yang menarik, bahkan terkesan sangat indah. Aku bisa merasakan seni bertarung yang cukup dalam dari setiap gerakan dan tebasannya." kata Daemon Lord yang berwarna ungu. Aku melihat sosok Daemon Lord berwarna ungu tersebut perempuan dengan tatapan ungu yang membuatku merasa merinding. Aku bisa merasakan bahwa Daemon Lord perempuan ini sudah memakan jiwa yang sangat banyak.
"Sangat menarik, kemampuan pedang yang sangat efisien dan akurasi yang tinggi....Anathema, temanmu sangat menarik." kata Daemon Lord berwarna merah dengan armor hitam legam, "Jika dia salah satu anak buahmu yang memakai armor emas yang selalu bersamamu saat kau memulai perang itu, kau harusnya bangga." lanjut sang Daemon Lord tersebut.
"Sepertinya menarik sekali kalau dia ikut dalam permainan kita, Anathema" kata sang Daemon Lord biru tersebut. "Aku sendiri bisa merasakan bahwa orang tersebut punya kekuatan yang setara dengan dirimu, bahkan aku merasakan kalau dia sama seperti dirimu yang seorang perpetual." lanjut sang Daemon Lord biru terserbut.
Seketika semua Daemon Lord tersebut menghilang dan meninggalkan kesatria tersebut sendirian, hanya diriku yang bersama kesatria emas tersebut. Aku bisa merasakan aura yang sangat kuat terpancar dari kesatria tersebut. Mata sang kesatria tersebut memancarkan cahaya emas dan aku bisa merasakan kekuatan sang kesatria tersebut meningkat dengan cukup signifikan setiap detik yang berlalu.
"Siapa dirimu? kenapa kau bisa masuk kedalam Warp?" dengar suara yang ada didalam pikiranku, aku melihat sang kesatria tersebut tidak menggerakan mulutnya sama sekali tetapi perkataannya langsung berada didalam pikiranku.
"Namaku Dante....Dante Uchiha, aku seorang immortal yang sedang berpetualang ke berbagai dimensi." balasku dengan nada yang sedikit waspada.
"Dimensi lain? Aku kira itu hanya hipotesa pengetahuan lama yang hanya rumor. Namaku Emperor of Mankind, aku Emperor dari Imperium of Mankind." kata sang Emperor, "Mereka yang kau serang tadi adalah Chaos God dan sekarang kita berada di Warp." lanjut sang Emperor.
"Warp?" tanyaku dengan kebingungan, aku bisa merasakan bahwa waktu punya efek yang jauh berbeda dari semestinya pada lokasi dimana aku dan Emperor of Mankind berada saat ini.
"Warp merupakan cerminan dari dunia fisikal, disini tempatnya cukup aneh." kata sang Emperor yang langsung dikepalaku, "Semua emosi, semua pikiran baik sadar maupun tidak sadar akan masuk ketempat ini....bahkan jiwa mereka yang sudah mati juga ada disini. Beruntung 4 Chaos God tersebut tidak membawamu ke Chaos Realm mereka, dan aku juga merasakan bahwa teknisk Psyker yang aku pakai tidak terikat dengan tepat ini. Bagaimana mungkin.?" lanjut sang Emperor.
"Sepertinya kita memang perlu bertemu secara langsung, aku biasanya akan melakukan astral projection ke dunia yang akan aku jelajahi dan aku butuh data yang lebih akurat pada" kataku ke sang Emperor.
"Kalau begitu kita akan bertemu lagi....cepat atau lambat..." kata sang Emperor yang ada didalam kepalaku, seketika aku terbangun dengan suara alarm dan segera bangun.Â