Eve Thompson menelan ludah dengan gugup, tidak yakin bagaimana harus bereaksi. Dia tidak tahu bagaimana meredakan kemarahannya.
Dia tahu hari ini dia telah melangkah terlalu jauh.
Omong kosong yang dia katakan kepada Lana Thompson pasti telah membuatnya percaya bahwa dia adalah orang yang suka pamer, membuatnya semakin meremehkan dia.
Dia tersenyum pahit dan membulatkan tekad. Dia berdiri dari tanah, menepuk debu dari pakaiannya, dan berkata, "Pak Charlie, jika Anda benar-benar tidak tahan, silakan... silakan pukul saya saja!"
Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan dengan pemukulan.
Jika itu tidak berhasil, maka dua kali pemukulan!
Setelah Eve berkata demikian, dia tetap berdiri, "Tenang saja, saya tidak akan menghindar atau melawan!"
Gadis itu berdiri di depannya seperti martir yang berani. Anthony menatap wajahnya, rahangnya mengeras.
Entah mengapa, tanda lahirnya tampak lebih samar pada saat itu, wajahnya perlahan bertumpang tindih dengan gadis kecil dalam ingatannya...
