Jonas tidak mendapatkan cincin itu dan menoleh ke Emma, lalu batuk-batuk tak berarti, "Masih ada pekerjaan di perusahaan, aku akan pergi dulu."
Tanpa rasa ragu, ia pun pergi.
Memperhatikan sosoknya yang menjauh, Eve melanjutkan makan dengan wajah datar.
Emma berdiri di sampingnya, mempermainkan ujung bajunya dan dengan ragu berkata: "Dia ingin cincin itu, berikan saja padanya. Kalau dia tahu kamu berbohong, dia pasti tidak akan membiarkan kita pergi."
Sikap pemalu Emma membuat Eve mendesah dalam hati.
Ibunya telah dimanjakan oleh kakeknya sejak kecil, dibesarkan menjadi sosok yang rapuh. Karena sifatnya yang polos, dia telah tertipu oleh pujian manis Jonas. Tak berdaya untuk mengendalikan perusahaan setelah kematian kakeknya, dia jatuh ke keadaan sekarang.
Tak heran bila kepribadian saudara perempuannya juga lemah karena dibesarkan dengan ibu seperti itu.