Chereads / Aku pewaris konglomerat / Chapter 2 - Pemilik Perusahaan Twin Citra Grup

Chapter 2 - Pemilik Perusahaan Twin Citra Grup

Tepat sebelum tetangga cantik yang bernama Fara itu masuk ke dalam kosan, dan menutup pintu kamarnya. Tegar sempat mengangkat kepalanya dan memandang gadis cantik berpiama itu.

Meskipun dia sudah lama tinggal di kosan ini, tetapi ini pertama kalinya dia mengamati tetangga cantiknya itu dari jarak dekat.

Paras cantiknya membuat orang yang melihatnya refleks menahan napas. Alisnya hitam dan indah, matanya jernih, dan bibirnya berwarna merah muda bagaikan buah ceri. Mungkin karna baru bangun tidur, rambut hitamnya agak berantakan. Piama berenda hitam yang dikenakannya menampakan kulitnya yang lembut dan halus. Kakinya yang ramping dan indah juga tampak jelas. tubuh yang demikian seksi sungguh menarik perhatian.

....

Keesokan harinya, Tegar yang baru saja pulang dari kampus pun tidak sengaja bertemu dengan Fara, tetangganya yang sangat cantik itu.

Terlihat Fara yang sedang merapihkan rumahnya, terlihat dangat menggoda. Mulai dari pakaian yang di kenakan nya, dan wajahnya yang sangat berkarakter.

"Umm... Perimisi, Kak." Tegar mengatakannya sambil menahan malu karena melihat kecantikan Fara. Tegar melanjutkan, "Sebelumnya terima kasih atas bantuannya, aku sebenarnya..." Tegar berkata pelan setelah menghela napas.

"Tidak perlu berterima kasih padaku. Aku hanya mengeluarkan uang 1,2 juta untuk membeli sebuah ketenangan," gadis cantik yang tampak sebal itu menyela ucapan Tegar.

"Itu... Aku akan segera mengganti uangmu setelah gajian. Oh, ya, namamu..."

"Braakk!"

Sebelum Tegar menyelesaikan perkataannya, Fara langsung masuk, dan menutup pintu kamarnya dengan keras.

Tegar masih berdiri di tempatnya dengan canggung, mungkin uang sebesar1,2 juta bukanlah apa-apa bagi Tegar saat ini.

Tapi itu, jumlah yang besar bagi Tegar dikala dia belum mengetahui tentang keluarganya yang kaya raya, dan mendapatkan kiriman uang dari kakak laki-lakinya.

Karna gadis itu terlihat tidak berminat berbicara dengannya, Tegar pun segera masuk ke kamarnya lalu menutup pintu kamarnya secara perlahan. "Krriinggg..."

Saat ini pula, ponsel Tegar Kembali berdering.

Tegar menjawab panggilan tersebut dan berkata lesu, "Halo, dengan siapa?"

"Tuan Muda Tegar, saya adalah utusan Tuan Muda Pertama. Kalau Anda sekarang sedang senggang, Anda bisa datang menemui saya di gedung Twin Citra Grup lantai 30. Saya akan menjelaskan semuanya secara langsung dengan anda Tuan Muda." Terdengar suara pria paruh baya yang terdengar berat di ujung telpon berbicara pada Tegar.

Tegar sempat ragu sejenak hingga akhirnya menjawab pelan, "Baiklah, aku akan kesana sekarang juga."

"Baik, Tuan Muda Tegar!" pria paruh baya tersebut pun mengakhiri panggilan dengan penuh hormat.

Tegar pun bersiap berangkat untuk menemui pria paruh baya yang baru saja menelponnya. Dan tak lupa dia pun hendak menarik uang di ATM sebanyak satu juta lima ratus ribu rupiah. Kemudian menghentikan sebuah taxi untuk menuju ke gedung Twin Citra Grup.

Pukul satu siang Tegar pun tiba dibawah gedung Twin Citra Grup yang besar dan menjulang tinggi ke langit.

Semua kendaraan yang terparkir di tempat parkir gedung ini adalah mobil mewah bernilai miliaran ke atas. Orang-orang disini juga berpakaian rapi dan parlente. Tegar tampak seperti seorang pengemis jika disandingkan dengan mereka, bahkan penampilannya sangat tidak cocok berada di tempat ini.

"Maaf, kami tidak menerima pengemis di sini!"

Ketika Tegar hendak menuju resepsionis gedung Twin Citra Grup, gadis resepsionis cantik dengan setelan hitam tengah berseru padanya dengan ekspresi merendahkan.

"Aku kemari bukan untuk mengemis" Tegar berkata dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kami juga tidak menerima sumbangan, atau pun penawaran produk-produk pertanian." Resepsionis cantik itu menambahkan.

"Aku kemari untuk bertemu seseorang." Tegar langsung mengatakan maksud tujuannya datang ke gedung ini pada Resepsionis.

"Bertemu seseorang? Siapa yang ingin kamu temui? Memang ada orang yang bisa kamu temui di tempat ini?" Resepsionis cantik itu terus mencibir Tegar dengan kata-kata kasar.

Tegar tidak tahu siapa nama orang yang menelfon nya tadi. Dia hanya ingin tahu tentang pesan yang kakaknya sampaikan kepada pria paruh baya tersebut. Sehingga Tegar langsung melangkahkan kaki ke lift tanpa menghiraukan gadis resepsionis itu.

"Hei, ada apa denganmu?! Sudah kubilang kamu tidak boleh masuk. Berhenti di sana, atau aku akan panggilkan satpam untuk mengusirmu!"

"Tingg!"

Di saat yang bersamaan, pintu lift yang berada di depan Tegar pun tiba-tiba terbuka.

Dengan cepat Tegar pun segera masuk ke dalam lift begitu melihat resepsionis mengejarnya.

"Brukk!"

"Aduuhh!" terdengar suara jeritan kecil dari dalam lift.

Karena Tegar masuk dengan tergesa-gesa, Tegar tidak melihat jika ada orang yang mau keluar dari dalam lift. Jadi, dia pun menubruk orang tersebut.

"Apa kamu tidak punya mata? Tidak melihat kah kamu, kalau di dalam ada orang yang ingin keluar?" orang yang di dalam lift pun berseru dengan nada kesal.

Tegar mengangkat kepalanya melihat wanita di depannya, dia sontak tercengang.

Gadis itu berambut gelombang dengan gaun warna merah. Tubuhnya yang di balut gaun ketat berwarna merah, terlihat tinggi

semampai dan seksi. sepasang kaki indahnya terbalut stocking hitam dan mengenakan sepatu hak tinggi. Pakaian yang ketat menampakan bentuk dadanya dengan jelas. Meski wajah cantik itu sedang marah, tapi tetap mempesona.

Gadis ini sedang memegang segelas kopi dan kopi tersebut kini tumpah di tubuh wanita itu begitu di tubruk oleh Tegar.

"Kamu ini mau apa? Mana satpam?! Kenapa membiarkan orang seperti ini masuk sembarangan?" gadis seksi itu berseru dengan kesal setelah melihat penampilan Tegar.

"Maaf, aku masuk dengan tergesa-gesa dan tidak melihat ada orang di dalam sini." Sambil bicara Tegar mengambil tisu di samping lift dan hendak membantu menyeka kopi yang tumpah diarea d**a.

Namun, ketika Tegar meletakan tangannya di bagian d**a gadis cantik itu, semua orang di sana terperanjat.

"Hei... dasar pria mesum, hidung belang!" gadis cantik itu menjerit secara refleks.

Dalam sekejap tujuh sampai delapan orang

satpam bergegas mendatangi Tegar.

"Ma... Maaf... Aku tidak sengaja!" melihat para satpam sudah mendekat, Tegar langsung mendorong gadis cantik itu keluar dan segera masuk ke dalam lift tanpa sempat mempertimbangkan hal lainnya.

Dia kemudian langsung menekan tombol lantai 30. Sesaat para satpam tiba, lift yang dimasuki Tegar sudah bergerak naik.

"Manager Purnama, apa yang terjadi?" satpam bertanya dengan kebingungan pada gadis cantik itu.

"Tadi ada seorang pengemis yang entah muncul dari mana melecehkan ku. Cepat tangkap orang itu. Aku harus membawanya ke kantor polisi. Kenapa diam saja? Cepat tangkap dia!" seru Purnama dengan mata berkaca-kaca menahan emosi yang tidak teratur.

"Te... Tetapi..." bicara satpam itu tampak serba salah ketika melihat lantai yang di tuju lift tersebut.

"Tapi apa?!" Seru gadis cantik itu sambil mengerutkan dahi.

"Orang itu menuju lantai 30,tempat direktur dodit widodo berada, Manager Purnama. Direktur pernah mengatakan, tidak ada seorang pun yang boleh ke lantai 30 tanpa seizin darinya," jawab kepala satpam sambil menatap lift dengan tak berdaya.

Gadis cantik itu tertegun mendengar hal ini, lalu berkata lagi sambil menggertakkan gigi dengan emosi, "Oke...! Kalau begitu tunggu di sini, dan tutup semua pintu keluar gedung ini. Aku tidak percaya si brengsek itu tidak akan turun!" Purnama terlihat sangat murka kepada Tegar, dan langsung meminta satpam untuk menutup seluruh akses keluar dari dalam gedung ini.

Setelah memasuki lift Tegar melihat tangan kanannya sendiri dengan tak berdaya.

Walaupun rasanya enak ketika menyentuh d**a gadis cantik itu, tetapi Tegar menyadari dirinya sudah menimbulkan masalah besar.

Namun, dia yang sekarang tidak berminat untuk berpikir sebanyak itu. Dia hanya ingin mencari tahu pesan apa yang kakak titipkan kepada pria paruh baya tersebut. Kenapa dia tidak mengatakannya saja langsung ketika ditelpon sebelumnya.

Beberapa saat kemudian, lift berhenti dilantai 30.

Tegar berjalan keluar dari lift, dan hanya menemukan sebuah ruangan kantor di lantai 30. Dekorasi di ruangan ini sangat mewah, dari tempat ini dapat terlihat seluruh kota Surabaya, yang memperlihatkan pemandangan luar biasa.