Angin dingin berembus dengan lembut, membuat senyuman terbentuk di wajah Anxia yang tengah berjalan di antara penduduk yang sedang melakukan aktivitas mereka. Karena akan memasuki musim dingin, sehingga Anxia harus mengenakan jubahnya jika keluar, karena hari ini lebih dingin dibandingkan kemarin. Anxia menatap pemandangan di sekitarnya dengan senyuman yang tidak pernah menghilang.
Meskipun hari ini lebih dingin dibandingkan kemarin, namun itu bukan menjadi alasan bagi Anxia untuk tidak bisa menikmati pemandangan di sekitarnya. Terlihat beberapa orang yang mengenakan jubah atau jaket untuk menghangatkan diri, dan pandangannya langsung tertuju kepada Logan yang sedang berdiri di dekat lampu jalan sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada seperti nunggu seseorang.
Anxia berjalan mendekati Logan untuk menyapanya. "Logan? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Anxia bingung.
'Nona, bukankah Anda bilang kepada tuan Nicole kalau Logan juga akan ikut bersama Anda dan teman-teman Anda?' tanya Aspro yang bingung dengan pertanyaan tuannya ini.
'Hahaha … kau benar juga.'
Anxia mengatakan jika Logan juga akan ikut bersama mereka, karena ia tidak ingin membuat kakaknya semakin khawatir dengannya. Namun, ia tidak pernah menyangkah jika ia akan bertemu Logan saat akan pergi menemui Alina dan Nora di distrik perdagangan. Logan yang mendapatkan pertanyaan bingung dari Anxia hanya diam sampai wanita di hadapannya itu selesai dengan apapun yang ada di pikirannya.
"Bukankah saat di restoran kemarin, kalian berencana untuk menghabiskan waktu berkeliling untuk mencari barang? Kebetulan aku juga ingin membeli sesuatu, jadi sekalian saja," ucap Logan setelah mendapatkan tatapan Anxia yang kembali fokus kepadanya.
"Begitu … kalau begitu, ayo kita pergi bersama," ucap Anxia.
Logan menganggukkan kepala lalu berjalan bersama Anxia menuju distrik perdatangan sambil beberapa kali melirik kearah Anxia yang sedang sibuk menikmati pemandangan di sekitar mereka.
.
.
.
.
Setelah menghabiskan waktu tiga puluh menit berjalan kaki, Anxia dan Logan akhirnya bertemu dengan Alina dan Nora yang sudah menunggu mereka di air mancur tempat mereka berkumpul sebelumnya. "Maaf membuat kalian menunggu lama," ucap Anxia.
"Tidak masalah, kami juga baru sampai. Tapi, dimana senior Nicole?" tanya Alina.
"Kak Nicole harus pergi ke guild hari ini, jadi aku pergi sendirian bersama Logan," ucap Anxia.
Alina menganggukkan kepala. "Kalau begitu, kita bisa pergi ke toko oleh-oleh lebih dulu!"
Anxia menganggukkan kepala dan membiarkan Alina menariknya, sedangkan dua pria anggota tim mereka berjalan mengikuti kemanapun anggota tim wanita mereka pergi.
Anxia dan yang lainnya berhenti di toko yang menjual oleh-oleh di kekaisaran Deteros. Kekaisaran Deteros terkenal akan kerajinan dan desain busana mereka. Sehingga terlihat ada berbagaimacam kerajinan tangan yang terjual di dalam toko itu. Kekaisaran Deteros yang merupakan kekaisaran yang netral sehingga beberapa kerajinan tangan memiliki unsur lima dewa utama yang dikenal oleh seluruh makhluk.
Alina yang melihat patung dewa laut yang terlihat begitu indah langsung membelinya bersama beberapa ukiran dengan tema laut yang begitu indah. Sedangkan Nora memperhatikan patung dewa alam yang menjadi dewa pelidung ras campuran.
Anxia tengah menanap lukisan kupu-kupu, dan Logan berdiri di sampingnya sambil menatap lukisan yang menarik perhatian wanita di sampingnya ini dengan bingung. Ia tidak pernah mengerti arti dari sebuah lukisan, karena ia tidak begitu peduli denga kesenian atau sejarah. Namun, setelah membaca sejarah Deteros yang diberikan oleh Anxia semalaman, Logan akhirnya mengetahui beberapa sejarah yang tidak pernah ia ketahui.
Sehingga membuat Logan menjadi penasaran dengan pengetahuan baru apa yang akan di tunjukkan oleh wanita di sampingnya ini. "Bukankah lukian ini sangat cantik?" tanya Anxia tanpa bisa mengalihkan pandangannya.
Logan mengangukkan kepala. "Semua lukisan di sini memang bagus."
Anxia yang mendengar itu menatap Logan yang menatapnya dengan datar. Namun, ia dapat melihat dengan jelas di mata Logan yang menunjukkan kebingungan pria itu, sehingga membuat Anxia tertawa kecil. "Kamu pasti tidak tertarik dengan hal seperti ini," ucap Anxia lalu mengambil lukisan kupu-kupu dan membawanya untuk di bayar.
Logan hanya bisa terdiam mendengar perkataan itu dan berjalan mengikuti Anxia. "Tolong bungkus dengan rapi," ucap Anxia kepada pelayan toko.
"Baik, tolong tunggu sebentar."
Anxia menganggukkan kepala lalu berbalik menatap Logan sambil tersenyum lembut. "Jadi, apa ada yang ingin kamu tanyakan?"
"Kenapa kau memberikan aku buku sejarah Deteros?" tanya Logan.
"Bukan alasan khusus, aku tahu kalau kamu tidak begitu peduli dengan sejarah tempat ini, tapi untuk berbaur dengan manusia dan menjadi petualang di sini. Bukankah, kamu seharusnya mengetahui sejarah di sini, Logan," ucap Anxia sambil tersenyum ceria.
Logan yang mendengar itu menatap Anxia tajam. "Aku selalu merasa jika kau begitu mengenaliku, tapi aku tidak pernah bertemu denganmu. Jadi, siapa kau sebenarnya?"
Anxia hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun, saat Logan ingin membuat Anxia berbicara meskipun harus menggunakan kekerasan. Namun, rencananya gagal saat Alina dan Nora tiba di samping mereka. "Kalian membeli apa?" tanya Alina yang tidak menyadari suasana canggung diantara Anxia dan Logan.
Namun, Nora yang selalu memiliki insting tajam menyadari kecanggungan di antara Logan dan Anxia. Akan lebih baik jika aku diam saja.
'Anda membuat tua Logan menjadi semakin waspada dengan Anda, nona,' ucap Aspro dengan telepatinya.
'Haha … benarkah. Aku tidak berniat seperti itu. Aku hanya ingin membuat Logan untuk sedikit demi sedikit mengingat kenangan kita.'
'Tapi, Anda terlalu terburu-buru. Kita bahan tidak tahu alasan tuan Logan tidak mengingat Anda.'
Anxia mengembuskan napas pelan dan berbalik menatap pelayan yang baru saja selesai membungkus barang pesanannya. 'Hah … sepertinya kau benar, Aspro.'
"Terima kasih," ucap Anxia sambil terseyum ceria lalu memberikan uang untuk membayar lukisannya. Setelah itu berbalik dan menunjukkan bungkusannya kepada Alina dan Nora tanpa mempedulikan tatapan tajam dari Logan. "Aku membeli lukisan kupu-kupu untuk aku kirim ke rumahku melalui guild nanti. Kalian membeli apa saja?"
"Aku hanya membeli beberapa patung dewa laut dan beberapa lukisan laut untuk kakakku," ucap Alina.
"Aku sedang tidak membutuhkan apapun. Akan membeli oleh-oleh saat aku pulang nanti," ucap Nora.
Setelah mereka selesai membeli oleh-oleh, Anxia dan yang lainnya kembali berkeliling distrik perdagangan. Anxia dan Alina yang terlihat senang berkeliling, sedangkan Logan dan Nora berjalan di belakang kedua wanita itu dengan wajah tanpa ekspresi. Tiba-tiba Anxia berhenti, membuat ketiga temannya ikut berhenti dan menatapnya dengan ekspresi bingung.
"Anxia, ada apa?" tanya Alina bingung.
'Anda juga merasakannya, nona?' tanya Aspro.
'Benar … ini energi jahat yan begitu besar. Tidak salah lagi, ada ghoul yang sedang mencari mangsa.'
'Apa perlu saya memeriksanya?' tanya Aspro.
Anxia menatap ketiga temannya yang terlihat bingung. Ia ingin mengatakan jika terdapat ghoul yang sedang berkeliaran di dekat mereka dan mencari mangsa, namun ia khawatir jika ketiga temannya tidak akan mempercayai perkataannya. Meskipun ia tahu jika Logan akan mempercayainya. Namun, saat ini Logan sedang kehilangan ingatan, sehingga ia tidak begitu mengetahui identitas Anxia dan akan meragukan perkataannya.
Anxia mengembuskan napas pelan dan menggelengkan kepala. "Bukan apa-apa. Aku baru ingat harus membeli beberapa buku."
'Kau pergilah lebih dulu untuk mengawasi, jika keadaan sudah gawat. Kau bisa bergerak lebih dulu. Aku akan mencari cara untuk menyusulmu.'
'Baik, nona,' ucap Aspro dan langsung dengan cepat meninggalkan sisi Anxia.
"Kalau begitu, kita bisa pergi ke toko buku," ucap Alina.
Anxia menganggukkan kepala lalu berjalan bersama ketiga temannya menuju toko buku dengan perasaan khawatir terhadap Aspro. Semoga semua baik-baik saja dan Aspro bisa menanganinya, batin Anxia.
Meskipun Anxia mengetahui jika Aspro adalah hewan suci yang sangat kuat. Namun, ia tetap merasa khawatir dengan teman kecil pemberian kakeknya itu.
***
Nicole yang baru saja menyelesaikan urusannya di guild megembuskan napas pelan dan berencana untuk menyusul Anxia di distrik perdagangan. Namun, ia ingin membuat hubungan keempat anggota timnya itu semakin dekat sebelum mereka menjalankan misi. Meskipun, ia sendiri masih tidak ingin adiknya dekat dengan Logan.
Namun, ia ingin jika keempat anggota timnya bisa saling mempercayai sebelum menjalankan misi ini, karena akan ada kemungkinan mereka bertemu dengan organisasi Skia. Saat Nicole berjalan santai menuju distrik perdagangan, ia tiba-tiba merasakan aura membunuh yang begitu kuat dan terasa begitu menjijikkan, sehingga Nicole harus menutup mulut dan hidungnya.
"Bagaimana bisa ada ghoul di sini?" tanya Nicole bingung dan langsung berlari menuju kearah aura ghoul yang ia rasakan setelah mengenakan masker khusus untuk menahan aroma busuk dari aura ghoul yang ia rasakan.
"Hm? Aura ini…"
Saat Nicole semakin dekat dengan lokasi ghoul, ia dapat merasakan aura suci yang begitu familiar baginya, dan saat ia tiba, ia dapat melihat Aspro dalam wujud manusianya sedang berhadapan langsung dengan ghoul yang tingginya sekitar dua meter dengan empat manusia yang tidak bernyawa dan luka gigitan di beberapa tempat.
"Aku tidak tahu bagaimana bisa ghoul masuk ke wilayah Thavma, tapi karena kau sudah membuat kekacauan, aku harus menyingkirkanmu," ucap Nicole tajam sambil menarik pedang yang telah di selimuti aura putih. "Menyebalkan."
Bersambung…