Aspro tiba di jalan kecil yang memiliki energi jahat. Ia dapat mencium aroma dzarah segar yang begitu menusuk sehingga membuat Aspro harus menggunakan masker untuk menghalangi aroma darah yang begitu mengganggunya. Ia berjalan memasuki jalan kecil di hadapannya, semakin dekat ia dengan sumber energi jahat maka semakin kuat aroma darah segar yang Aspro rasakan.
"Ugh … berapa banyak manusia yang di makan? Kenapa aroma darahnya kuat sekali," ucap Aspro dengan kesal.
"Aspro?"
Mendengar panggilan itu membuat Aspro memfokuskan tatapannya kepada pria berambut silver pendek yang dipenuhi dengan noda darah, dan kepala ghoul yang ada di tangan kirinya. "Tuan Nicole," ucap Aspro lalu melirik pemandangan mengerikan dibelakang kakak dari tuannya itu.
Aspro mengetahui, jika klan Evegnis begitu membenci ghoul. Sebagai roh hewan milik Anxia, ia juga memiliki perasaan yang sama terhadap ghoul. Namun, meskipun klan Evgenis begitu membenci ghoul, ia tidak pernah melihat seseorang yang begitu membenci ghoul hingga membunuh makhluk pemakan manusia itu dengan kejam dengan hanya menyisakan bagian kepalanya saja.
Nicole adalah satu-satunya klan Evgenis yang begitu membenci ghoul dan akan membunuh makhluk-makhluk itu dengan keji dengan tatapan tidak bersalah. Aspro hanya bisa mengembuskan napas pelan dan menutup mulut lalu hidungnya yang sudah tertutup masker karena aroma darah segar yang begitu kuat.
"Apa kau kemari karena merasakan energi jahat dari ghoul ini?" tanya Nicole sambil menunjukkan kepala ghoul yang ada di tangannya dengan tatapan tidak bersalah.
"Benar. Saya kemari atas perintah nona Anxia, karena lokasi ini tidak begitu jauh dari tempat nona Anxia berada, dan bisakah Anda tidak meninggalkan jejak saat berburu dengan ghoul. Atau nona Anxia akan marah kepada Anda," ucap Aspro.
"Oh … aku tidak ingin Anxia marah. Kembalilah lebih dulu, aku akan membersihkan tempat ini lalu menyusul kalian," ucap Nicole.
Aspro menganggukkan kepala. "Nona Anxia dan yang lainnya sedang berada di toko buku yang hanya berjarak dua blok dari sini untuk menjauhkan Logan dan yang lainnya dari tempat ini."
Nicole menganggukkan kepala lalu menatap Aspro yang menghilang dari hadapannya. Ia berbalik menatap bercak darah yang tersebar di sekitarnya lalu mengembuskan napas pelan. "Hm … saatnya bersih-bersih."
.
.
.
Setelah Nicole selesai menghilangkan jejak hasil pertarungannya dengan ghoul, ia segera pergi menemui adik kesayangannya. Meskipun menghabiskan waktu cukup lama dari yang ia perkirakan. Namun, Nicole tetap pergi ke toko buku yang dimaksud Aspro dan tidak begitu terkejut saat melihat adik dan ketiga anggota timnya masih berada di toko buku itu.
Nicole melirik kearah Nora yang sedang membaca buku di samping Logan yang sedang tertidur dengan tumpukan barang belanjaan yang sangat ia yakini adalah milik adik kesayangannya, dan barang belanjaan di samping Nora adalah milik Alina. Nicole yang melihat pemandangan itu hanya bisa tertawa kecil sambil menggelengkan kepala pelan.
Meskipun Logan tidak mengingat adik kesayangannya, namun sepertinya Logan tetap menuruti apa yang di katakan Anxia seperti anjing yang mengikuti seluruh perintah tuannya. "Sekarang, dimana adik kesayanganku itu?" tanya Nicole tanpa mengganggu Logan dan Nora, lalu berjalan menuju rak buku yang ada di lantai dua.
Toko buku yang dikunjungi Anxia dan yang lainnya adalah toko buku sekaligus perpustakaan kota. Lantai satu dan dua berisikan buku yang dapat di baca dan di beli, sedangkan lantai tiga dan empat berisikan buku-buku yang hanya bisa di baca di tempat.
Nicole langsung berjalan menuju lorong rak buku tiga di lantai dua dan menemukan Anxia yang sedang mengambil beberapa buku dengan bantuan Aspro dalam wujud manusia remajanya. Ia tidak menemukan keberadaan Alina dimanapun, namun ia dapat merasakan aura wanita itu di lantai tiga.
"Oh … kau sudah datang, kak," ucap Anxia sambil tersenyum ceria saat melihat kedatangan kakaknya.
Nicole menganggukkan kepala lalu mengambil tumpukan buku yang ada di tangan Aspro. "Aspro, kembalilah ke wujud aslimu dan bersembunyi sebelum Logan dan yang lainnya mencurigai kemunculanmu di sekitar Anxia."
Meskipun Aspro menatap Nicole dengan kesal karena mengambil tugasnya untuk membantu Anxia. Namun, ia tidak mengatakan apapun dan menuruti perkataan Nicole untuk kembali ke wujud aslinya dan bergantung di pundak Anxia dengan membuat tubuhnya tidak terlihat.
"Setelah dari sini, apa kau ingin berkunjung ke tempat lain?" tanya Nicole sambil menerima buku yang baru saja di ambil Anxia.
"Hm … kalau aku sudah menemukan semua yang aku cari. Tapi, aku tidak tahu dengan Alina dan yang lainnya," ucap Anxia.
"Bagaimana jika kita makan siang setelah ini?" tanya Nicole.
Anxia langsung menganggukkan kepala sambil tersenyum ceria. "Kalau begitu … kau pergi dan panggil Alina. Biar aku yang bayar buku-bukumu," ucap Nicole.
Anxia menganggukkan kepala lalu berjalan meninggalkan Nicole.
.
.
.
Saat Nicole sudah berada di lantai satu, ia dapat melihat Logan yang sebelumnya tertidur sudah bangun dan menatapnya, dan Nora yang baru saja selesai membaca buku menatapnya dengan ekspresi terkejut. "Senior Nicole? Bukankah Anda sedang berada di guild? Dan … apakah itu buku yang ingin Anda beli?"
"Aku baru saja selesai dan langsung kemari, dan ini buku yang ingin di beli Anxia. Setelah ini kita akan makan siang bersama, kalian tunggu saja Anxia dan Alina. Aku akan pergi dan membayar buku-buku ini," ucap Nicole lalu berjalan meninggalkan Nora dan Logan yang masih menatap kepergian pria berambut silver pendek itu.
***
Setelah dari toko buku, Anxia dan yang lainnya sedang menunggu pesanan makan siang mereka tiba di restoran yang menjual makanan laut tidak jauh dari toko buku. Anxia dan Alina berbicara dengan ceria, Nora duduk di samping Alina sambil memperhatikan kedua wanita anggota timnya berbicara. Sedangkan Nicole sibuk menikmati minumannya di kursi ujung meja mereka, dan Logan hanya diam sambil menutup matanya di sisi kiri Anxia.
Tiba-tiba pandangan Logan, Nora dan Alina terfokus kepada Anxia saat mendengar perkataan wanita berambut silver itu. "Karena kita memiliki dua hari sebelum keberangkatan dan lokasi rumah kak Nicole dekat dengan pelabuhan. Bagaimana jika kalian tinggal di rumah kak Nicole?"
"Aku tidak masalah," ucap Logan yang memecah keheningan di sektar mereka, sehingga membuat tatapan Alina dan Nora tertuju kepadanya.
Nicole yang mendengar jawaban itu melirik kearah Logan sebelum kembali fokus dengan minumannya. 'Tentu saja dia akan setuju dengan cepat. Meskipun terlihat tidak peduli, dia selalu saja penasaran dengan kehidupanku,' batin Nicole.
"Apa Senior Nicole tidak masalah?" tanya Alina sambil melirik kearah Nicole.
"Aku tidak masalah. Kalian juga masih tinggal di penginapan karena kalian langsung mendapatkan misi setelah masuk guild, jadi guild juga belum mempersiapkan asrama kalian. Asrama kalian akan siap setelah misi kita selesai, itulah kenapa wakil ketua Arvie memanggilku tadi. Lagipula, di rumahku ada cukup banyak kamar untuk menampung lima orang," ucap Nicole setelah meletakkan cangkir minumanya dan tersenyum kepada Alina dan Nora.
"Aku tidak masalah jika Senior Nicole tidak masalah," ucap Nora sambil menutupi setengah wajahnya dengan kipas tangannya.
"Kalau begitu, maaf merepotkan selama dua hari kedepan Senior Nicole," ucap Alina.
"Baiklah. Setelah makan siang ini, kalian bisa kembali untuk membereskan barang kalian. Kalian bisa langsung pergi ke pelabuhan nanti malam. Aku akan menjemput kalian di sana," ucap Nicole.
Alina dan Nora menganggukkan kepala mereka secara bersamaan. Tidak berapa lama, pesanan makanan mereka telah tiba, dan mereka segera menikmati makan siang mereka dengan ceria.
***
Malam telah tiba, Nicole tengah menikmati waktu kebersamaannya dengan adik kesayangannya sebelum ketiga anggota tim mereka tiba dan mengganggu waktunya dan Anxia. Anxia tengah sibuk dengan buku yang baru ia beli, sedangkan Nicole hanya diam sambil menikmati minuman buatan adik kesayangannya.
Namun senyuman kecil yang terbentuk di wajah Nicole seketika menghilang saat merasakan aura yang begitu familiar baginya. Ia menatap kearah Anxia yang bangkit dengan senyuman ceria. Ia sangat yakin jika Anxia mengetahui siapa yang saat ini sudah berada di depan rumahnya.
Nicole hanya bisa mengembuskan napas pelan dan berjalan mengikuti Anxia menemui ketiga anggota tim mereka yang akhirnya tiba. "Selamat malam," ucap Alina sambil tersenyum ceria saat pintu rumah Nicole terbuka.
Nicole dapat melihat kedua pria yang berdiri di belakang Alina, namun tidak mempedulikan kedua pria itu dan tersenyum hangat kepada Alina. "Selamat malam. Kalian sudah tiba, ayo masuk," ucap Nicole dengan senyuman ramahnya.
Alina, Nora dan Logan berjalan menikuti Anxia dan Nicole. Nora dan Alina terlihat cukup takjub dengan bagian dalam rumah Nicole yang terlihat lebih luas dibandingkan jika terlihat dari luar. Di ujung ruangan mereka dapat melihat kolam renang yang memiliki pemandangan laut. Sungguh rumah yang indah.
"Kalau begitu aku akan mengantarkan Alina menuju kamar yang akan ia gunakan. Kak Nicole, tolong antarkan Logan dan Nora," ucap Anxia yang langsung menarik Alina meninggalkan Nicole bersama Logan dan Nora setelah mendapatkan jawaban dari kakaknya.
Ketiga pria yang tiba-tiba di tinggalkan di ruang tamu rumah Nicole seketika terdiam dengan suasana yang sangat canggung. Nicole hanya bisa mengembuskan napas pelan dan berbalik menatap Nora dan Logan. "Ikut aku, akan aku tunjukkan kamar kalian."
Nora dan Logan hanya menganggukkan kepala dan berjalan mengikuti Nicole menuju kamar tamu mereka masing-masing untuk istirahat.
Bersambung…