Keira sampai di lorong luar kantor tua Pak Sims.
Saat dia berkunjung terakhir kali, area itu masih terbuka dan tidak disegel. Kini, jalan tersebut diblokir, membatasi akses hanya kepada orang-orang yang berwenang.
Langkah Holly tidak mantap, mencerminkan kecemasannya.
Mereka mencapai kantor tua Pak Sims, tempat Holly ragu-ragu di depan pintu, menuntun Keira untuk mendorongnya terbuka.
Di dalam, mereka menemukan seorang laki-laki tua.
Rambut perak yang penuh dan wajah berkerutnya masih menyimpan jejak otoritas yang pernah dia komandokan.
Saat dia berdiri menyiram tanaman dan tidak menatap mereka, dia berkata, "Saya sudah mengakui kejahatan saya. Tak perlu datang dan bertanya lagi."
Holly mulai gemetar.
Semua orang mengatakan bahwa Pak Sims tua telah mengakui, tetapi dia tidak pernah percaya itu.
Namun, mendengar kata-kata tersebut dari mulut kakeknya membuatnya merasa dunianya runtuh.
Dia melangkah maju, suaranya gemetar. "Kakek, bukan begitu caranya."