Erin bersantai dengan nyaman di sofa, sambil santai mengetuk jarinya pada pelayan yang berada di dekatnya. "Sebuah cappuccino, tolong."
Tanpa menyadari percakapan yang baru saja terjadi, pelayan itu dengan cepat membawakan kopi yang telah disiapkan dan menyerahkannya kepada Erin.
"Terima kasih," ucap Erin dengan senyum manis.
Pelayan itu melambaikan tangannya dengan acuh. "Nona Martin, tidak perlu sopan begitu."
Kemudian ia menoleh ke Paman Olsen dan Keira. "Tuan, Nona, apakah Anda ingin minum sesuatu?"
Keira menggelengkan kepalanya sementara Paman Olsen berdiri. "Saya akan mengambil sesuatu untuk dimakan."
Setelah tidur selama beberapa hari, perutnya kosong.
Selain itu, kepergiannya memberi sinyal kepada Keira bahwa dia tidak mendeteksi adanya permusuhan dari Erin.
Mendekati lima puluh tahun, Paman Olsen terampil dalam membaca orang dan jarang salah dalam penilaiannya.
Keira hanya mengangguk.
Paman Olsen mengikuti pelayan menuju area makan.