Keira sedikit berhenti saat ia mengerutkan kening dan menatap ke dalam ruang rumah sakit.
Matanya tertuju pada Nara. Tangannya penuh dengan darah, yang juga terbawa di kulit apel yang ia pegang; jarinya bergetar sambil ia menatap luka di tangannya.
Pupil Keira menyempit, dan dia langsung berlari masuk. "Nara, kamu baik-baik saja?"
Nara melihat Keira dengan mata berkaca-kaca sebelum menatap tangannya yang gemetar.
Di pergelangan tangannya ada sayatan dimana darah mengalir keluar, membuat tangannya tak berdaya!
Keira segera bertanya, "Apa yang terjadi?"
Nara memberi isyarat dengan tangannya, mencoba berbicara, tetapi sayangnya, tidak ada yang di ruangan itu mengerti bahasa isyaratnya. Dia ingin menulis, tetapi tangan kanannya yang biasa ia gunakan untuk menulis terluka, dan dia tidak bisa mengumpulkan kekuatan sama sekali.
Matanya berkaca merah.