Rebecca tercengang mendengar kata-kata ini.
Dia menatap Frankie dengan tak percaya dan melangkah maju untuk meraih tangannya. "Lalu apa?"
Frankie mengusap keningnya. "Di mobil, saya mencobanya sedikit. Bisa jadi dia, tapi sulit untuk dipastikan."
Rebecca melepaskan tangannya. "Jadi, dia itu Keira atau bukan?"
"Saya tidak tahu."
Mata Rebecca sedikit memerah. "Frankie, kau juga pikir dia mirip sekali dengan Nona Keira, itu sebabnya kau mulai menyukainya? Kau tidak bisa menolongnya lagi! Dia bukan Nona Keira!"
Frankie berkata dengan tidak berdaya. "Saya tahu, saya tahu."
"Kau tidak tahu!"
Rebecca melepaskan tangannya, dan matanya menjadi benar-benar merah. "Semua orang tertarik padanya karena dia mirip Nona Keira, dan itu suatu ketidaksopanan dan ketidakadilan terhadap Nona Keira! Dia bukan dia! Frankie, saya tidak akan mengizinkan kau untuk melihatnya lagi!"
Rebecca emosional terganggu.