Chereads / Icicle Gear / Chapter 2 - Familiarize

Chapter 2 - Familiarize

Setelah merapikan seluruh ruangan, diriku lantas bergegas tidur.

Aku terlalu capek untuk menyiapkan makan malam, perlahan kedua mata ku menutup.

Tak lama kemudian, diriku berada didalam alam mimpi. Bagi kebanyakan orang, setelah bangun tidur mereka mengingat sedikit kejadian yang dialami saat sedang bermimpi. Namun berbeda dengan ku...

"Äiti...! Isä...!"

Diriku selalu bermimpi yang sama, mimpi buruk yang diputar berulang layaknya lagu dalam mode loop, dimana semua yang kukenal waktu kecil... Mati di tangan monster itu.

"AAAAAA!!!" diriku lantas bangun, menengok kiri-kanan dengan ekspresi horror. Lalu menenggelamkan wajahku dalam bantal yang kugenggam, tanpa sadar membasahinya dengan air mata ku.

Setelah diri ku mulai tenang, aku pun mengambil segelas air lalu meminumnya. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

"Permisi, apakah di dalam baik-baik saja?" Teriak seseorang dibalik pintu, aku hanya bisa terdiam malu seraya menyeka air mata di wajah ku.

Perlahan diriku membuka pintu dan mendapati siswi SMA dengan seragam sekolah, rambut kuncir berwarna pink yang menggambarkan bahwa ia adalah orang yang memberikan kebahagiaan untuk orang-orang disekitarnya, namun tidak dengan ekspresi wajah nya yang khawatir.

"Ahh maaf, apakah saya terlalu berisik? Saya Mohon maaf yang sedalam-dalamnya!" diriku sedikit membungkuk kan tubuh setelah berkata dengan nada menyesal, ia pun tersenyum heran.

"Tak apa, saya kira terjadi apa-apa kepada anda." ujar nya merasa tak enak, lalu bertanya kepada ku.

"Apakah anda penghuni baru di tempat ini? Perkenalkan, nama saya Nekoyama Rin... Tentangga sebelah anda. Dan anda adalah..."

"Miria, Miria Winchester. Salam kenal Nekoyama..."

"Umm, kamu boleh panggil aku Rin karena kita tinggal bersebelahan. Jadi umm... Kamu ini orang luar negeri, jadi nya silsilah nama mu terbalik dengan diriku, bolehkah aku memanggil nama depan mu?" tanya Rin dengan hati-hati, aku pun mengangguk seraya tersenyum. Terlihat senyuman nya yang senang dan memberikan aura kebahagiaan kepada ku.

Namun sesaat terlihat ekspresi sekilas seperti mengatakan 'Ia bisa berbicara Bahasa Jepang?'

Diriku memulai pertemanan dengan anak yang berbeda 6 tahun dengan ku.

Tak lama setelah aku mandi dan berganti pakaian, diriku lantas menjalani tur keliling dengan Rin yang menjadi pemandu. Kami berbincang banyak hal sehari ia menunjukkan tempat-tempat hotspot khas Science City ini.

"Hey Miria, untuk seorang gaijin seperti mu... Kau mahir berbahasa Jepang yahh?" puji nya, aku hanya tersenyum hambar.

"Yahh, karena kebanyakan penduduk Science City ini orang Jepang jadinya diriku mencoba secepat kilat untuk mahir berbahasa dan mengenal isi dari Kota hebat ini." ucap ku sedikit ragu.

Tentu saja, aku tak bisa memberitahu nya bahwa aku sebenarnya adalah Vigilante Winter Fox yang mengambil kontrak untuk menghabisi anak SMA yang memiliki kekuatan Esper terkuat Mikoto Aisa.

Tapi tunggu dulu, seragam yang dikenakan nya. Sepertinya aku mengenalinya.

"Anu... Rin?"

"Iya?"

"Kalau boleh tahu, kau sekarang bersekolah dimana?"

"SMA Tokihana."

"..."

EH???

Itu adalah sekolah dimana target ku Mikoto Aisa bersekolah, kebetulan sekali. Diriku pun mengatakan...

"Rin, apakah sekolah mu tersedia lowongan kerja sebagai guru?" tany ku hati-hati, Rin lantas menatap ku terkejut.

"Tunggu, jangan bilang kamu seorang guru yang mencari pekerjaan disini. Kalau begitu ikuti aku. Kita akan ke sekolah ku dan bertanya pada Kepsek apalah loker masih ada." ucap nya seraya menarik lengan ku, membawa ku segera menuju tempat ia bersekolah.

Aku sebelumnya mempunyai pengalaman sebagai guru untuk mengajar pengungsi yang sebagian besar anak-anak 2 tahun yang lalu. Itupun aku terjebak ditengah peperangan antara Rusia dan Balkan dan kejadian itu dinamai Perang Balkan Baru karena setelah itu, Balkan dikuasai oleh Rusia dan berganti pemerintah menjadi Negara Boneka. Aku pun waktu itu mendapatkan kontrak sebagai mata-mata untuk intelejen SVR (Sluzhba vneshney razvedki) atau dikenal oleh dunia sebagai FIS (Foreign Intelligence Service) sampai perang berakhir.

Jujur sampai sekarang aku merasa bersalah kepada anak-anak itu, karena diriku adalah mata-mata musuh negara nya. Tetapi aku harus bisa membedakan antara empati dan profesionalisme.

Setelah sampai aku menatap sekitar, bangunan di sekolah ini lebih besar dari yang aku bayangkan. Diriku berpikir berapa banyak uang pajak yang dikeluarkan oleh Kota ini, mungkin kalau dikerjakan di salah satu negara di Asia Tenggara, satu bangunan mungkin akan menjadi gubuk runtuh berkedok sekolah.

Rin pun kembali menarik ku menuju Ruangan Guru, di perjalanan aku mendengar gosip tak sedap ditelinga oleh beberapa murid yang kami lewati.

"Rin membawa siapa itu?"

"Mungkin itu pacar baru nya."

"Ehh seriusan? Kuharap hubungan mereka langgeng sampai pelaminan."

Demi Tuhan gosip siswi SMA sekarang aneh semua!!!

Kami pun sampai dan menuju seorang pria berumur 40-an yang mengenakan setelan rapi serta kacamata, ia sedang menulis laporan sepertinya.

"Pak Kepsek, aku membawa pelamar seperti yang kamu inginkan pada aplikasi. Dapatkan aku mendapatkan imbalan?" tanya Rin kepada pria itu, ehh imbalan maksudnya?

"Ini... " Ia memberikan satu amplop tebal kepada Rin dan menyuruhnya pergi saat itu juga, anak ini... Ia memanfaatkan ku?!

"Jadi kau ini... Nona Miria Winchester?" tanya nya kepada ku dalam bahasa Inggris. Aku sedikit terkejut.

Kami pun memulai interview dalam bahasa inggris.

"Jadi pada laporan yang kuterima, sepertinya kau bisa berbahasa Jepang. Apakah anda belajar dari kursus?"

"Sepertinya tidak, saya belajar otodidak dalam 2 bulan terakhir ini."

"Dua bulan?! Sepertinya anda seorang jenius, dan menurut pandangan saya anda pun mengerti permasalahan yang terjadi di tempat yang menjadi kekuasaan Departemen Pendidikan terutama SMA Tokihana kebanggaan Kota ini."

"Tentu saja, saya menjadi guru ingin agar anak yang kudidik memiliki rasa 'Dari sebuah kekuatan timbul tanggung jawab yang besar!!!' Agar mereka tak sembarangan menggunakan kekuatan Esper untuk hal yang tidak baik." jawab ku dengan mengutip kata dari film Amerika yang pernah ku tonton pada waktu senggang.

"Dari sebuah kekuatan timbul..." gumam nya, apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?

Dan ia pun tersenyum seraya menjabat tangan ku.

"Selamat Nona Winchester, anda diterima sebagai guru kontrak sementara SMA Tokihana. Perkenalkan namaku Tendou Kagami, salam kenal." Akhirnya, aku mendapatkan pekerjaan untuk mendekati Mikoto Aisa. Aku kira plot ku akan berjalan mulus namun saat diriku masuk kedalam kelas yang disebut Pak Tendou sebagai tempat ku mengajar. Tiba tiba ada seorang gadis SMA dengan percikan listrik hitam menatap ku dingin.

"Kau, kalau ingin mengajar disini maka berduel lah dengan ku."

APA?!

To be continued...