Keesokan harinya jenazah Irawan pulang dari rumah sakit setelah melakukan otopsi. Tinggal melaksanakan prosesi pemakaman saja. Rumah yang kemarin melangsungkan pesta penuh sukacita kini berganti berduka cita. Bisik-bisik para tetangga sudah mulai ramai, membicarakan keluarga Pak Kades. Kematian Almarhum Irawan menjadi pertanyaan besar bagi warga yang tidak tahu masalah sebenarnya. Mereka percaya saja jika Gayatri lah pembunuhnya. Hingga masyarakat kampung Sukajadi tersebut memandang sinis pada keluarga wanita itu.
Sementara Gayatri sendiri, sudah berada di kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan yang terkait. Dengan didampingi kedua orang tuanya. Tanpa turut serta mengantar jenazah suaminya ke peristirahatan terakhir. Di khawatirkan amukan para warga. Walau dalam keadaan sedih yang luar biasa karena tidak boleh melihat jenazah suaminya, Gayatri pun menerima keputusan pihak kepolisian.
Proses pemeriksaan sedikit rumit karena tidak ada saksi lain yang menguatkan laporan, sungguh memakan waktu. Hingga Gayatri terpaksa harus menginap dulu di hotel prodeo itu untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kedua orang tua menangis dan rasa tidak tega saat ingin melepas putrinya di dalam sel. Tak henti ibunya menguatkan hati Gayatri yang semakin nelangsa. Tapi apa daya hukum tetap berjalan.
Setelah selama dua hari menjalani pemeriksaan yang rumit, ternyata tidak ada bukti yang mengarah pada wanita cantik itu yang kini terlihat muram dan lusuh. Gayatri hanya memberi kesaksian dia cuma melihat suaminya tahu-tahu sudah menjerit dan guling-guling di lantai dengan kemaluan yang luka parah. Dan tidak ada siapa pun dalam kamar waktu malam itu.
Hasil otopsi pun menunjukkan tidak ada tanda-tanda jika itu dilakukan oleh benda tajam. Serta tubuh yang tidak ada memar oleh kekerasan fisik. Potongan kemaluan tersebut seakan putus begitu saja dan kantung kemih yang pecah. Apa yang menyebabkan bisa pecah, sampai saat ini belum diketahui. Sungguh kasus yang langka dan membingungkan bagi pihak tim medis dan kepolisian. Akhirnya mereka pun membebaskan Gayatri dari tuduhan pembunuhan sadis dengan syarat wajib lapor selama 1X24 jam. Masuk akal juga tidak mungkin istrinya yang melakukan, karena memang tidak punya masalah dendam diantara keduanya. Lalu siapakah yang melakukannya? Ini lah yang harus cari tahu.
Hanya saja Gayatri menceritakan awal mula percekcokannya dengan Alm. Irawan sampai dia ditampar dan dilecehkan suaminya sendiri. Semua itu gara-gara kehadiran mantan pacarnya yang bernama Asep Sunarya. Setelah Gayatri pulang kini pihak kepolisian menciduk Asep, untuk dimintai keterangan.
Asep pun menjalani pemeriksaan, dia menceritakan yang sebenarnya bila malam itu memang datang ke pesta perkawinan mantan pacarnya tanpa ada maksud tertentu, walau sebenarnya dia tidak diundang pengantin. Hanya memberi kado dan bersalaman dengan kedua mempelai setelah itu dia pulang.
Asep pun menceritakan masalahnya yang sempat berkelahi dengan Alm. Irawan karena rebutan Gayatri. Tapi, sejatinya dia tidak mempunyai dendam walau keduanya musuh bebuyutan. Dan tidak ada niat sedikit pun untuk membunuh Alm. Irawan.
Hanya semalam di kantor polisi, pemuda yang kesehariannya adalah supir truk pengangkut kelapa sawit itu pun di bebaskan, karena tidak ada bukti dan saksi yang kuat untuk menuduhnya sebagai pembunuh. Akhirnya pihak yang berwajib terus melakukan pelacakan dan mencari orang-orang yang dicurigai.
Akan tetapi, keluarga Pak Kades belum puas dengan semua ini. Maka dia berinisiatif mencari sendiri pelaku pembunuhan terhadap putra keduanya. Dengan bantuan beberapa anak buahnya yang dibayar untuk memata-matai keluarga Gayatri. Sebab Bapak empat orang anak itu masih mencurigai menantunya tersebut, karena memang dari awal Pak Kades tidak menyukai Gayatri dan keluarganya.
**********
Dari bulan ke bulan kejadian tersebut jadi bahan omongan warga kampung dan menyisakan trauma yang cukup dalam bagi keluarga Pak Kades dan keluarga Gayatri. Kini hidup keluarga wanita itu sudah dikucilkan para tetangga yang ikut membenci. Sementara hingga detik ini, keluarga Pak Kades tidak mau memaafkan Gayatri. Hingga Pak Kades terus mencekoki warganya agar mau membenci keluarga Gayatri dengan selalu menebar fitnah.
Sebenarnya mereka ingin mengusir keluarga tersebut yang sudah disematkan sebagai keluarga pembunuh. Tapi, tidak ada cara dan bukti kuat untuk mengusirnya. Akhirnya dengan cara membuat hidup keluarga Gayatri tidak nyaman tinggal di kampung Sukajadi tersebut, mereka terus memandang sinis dan jijik juga segala sumpah serapah yang dilontarkan. Bila Gayatri atau orang tuanya lewat selalu ditimpuk bebetuan dan mencaci maki.
Akan tetapi keluarga Gayatri masih terus bersabar menghadapi penghinaan para tetangga. Memaklumi saja tindakan mereka toh, percuma dilayani nanti akan besar masalahnya. "Sama saja gilanya!" kata Pak Sulaiman kala itu.
Malam itu Gayatri yang kini menjadi janda kembang dan masih tetap perawan, pulang dari acara pengajian di kampung sebelah. Dia hanya seorang diri mengendarai motornya. Tiba-tiba, di tengah perjalanan dekat perkebunan karet yang gelap dan menyeramkan, dirinya di hadang dengan tiga orang laki-laki yang wajahnya ditutupi kain sarung dibentuk seperti topeng.
Mereka memaksa Gayatri turun dari kendaraannya dan menggotong tubuhnya ke semak-semak. Gayatri meronta dan berteriak kencang. Namun di tempat gelap dan sunyi seperti ini, siapa yang akan menolongnya? Memang jalan hutan ini adalah satu-satunya jalan menuju kampungnya dengan kampung sebelah. Tapi di jam segini, mana lah ada yang akan melewatinya lagi.
Ketiga lelaki itu terus memperlakukan Gayatri tidak senonoh. Ada yang memegangi tangan juga kakinya sambil menciumi. Yang satunya ingin melepas pakaiannya. Wanita Malang itu terus meronta dan teriak-teriak. Mungkin merasa terganggu, ditonjoknya wajah cantik berhijab hitam itu sampai pingsan. Mereka pun dengan leluasa dan berangasan melucuti pakaian Gayatri yang tergeletak tak sadarkan diri itu. Jilbabnya sudah terlepas lalu dicampakkan ke asal tempat. Begitu pun rok bawahnya sudah tersingkap, memperlihatkan kedua paha yang putih mulus. Tangan laki-laki itu mengusap-usap sebelah paha tersebut.
Di tengah mereka ingin memperkosa Gayatri, sekonyong-konyong ada angin kencang menghempaskan tubuh ketiga orang itu sampai terpental jauh. Tentu ketiganya kaget luar biasa. Kini di hadapan orang-orang tersebut, berdiri sosok tinggi besar, hitam dan berbulu dengan memperlihatkan wajahnya yang seram. Mata besar menyala merah, gigi taring yang tajam dan kuku-kuku yang panjang.
Makhluk itu menyeringai memperlihatkan mulut besarnya dengan gigi besar-besar yang runcing juga sepasang taring. Spontan ketiga lelaki penjahat itu menjerit ketakutan. Akhirnya berlari kocar kacir. Tapi satu yang berhasil di tangkap makhkuk tersebut. Kemudian membunuhnya secara keji, lalu tubuhnya yang sudah tidak bernyawa itu dibuang jauh-jauh ke antara semak belukar di kegelapan.
Makhkuk tersebut mendekati tubuh Gayatri yang masih tergolek pingsan. Dengan ajaib jilbabnya sudah terpasang dan roknya menutup sendiri. Sosok itu memandangi wajah rupawan Gayatri, mengelus kepalanya dengan tangan yang berkuku panjang dan runcing.
**********
Gayatri tersadar dari pingsannya. Dia mendapati tubuhnya kini terbaring di tempat tidurnya sendiri. Ternyata dia sudah berada di rumah. Alisnya mengkrenyit dalam. Siapa yang membawanya pulang? Bukankah semalam aku mau diperkosa? Gayatri bingung sendiri.