Chereads / Kekuatan Ilahi / Chapter 4 - Tugas Pertama Adul

Chapter 4 - Tugas Pertama Adul

"Allahu Akbar! Sami' Allahu Liman Hamidah! Allahu Akbar!" Terdengar suara Imam sholat Maghrib.

"Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh! Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh! Alhamdulillahi rabbil 'alamin."

Setelah itu semua jama'ah berdoa menurut permohonan nya masing-masing. Adul pun juga turut berdoa. Dia berdoa dengan penuh harapan dan keyakinan demi ketentraman hatinya.

(Dalam hatinya Adul berdoa) "Ya Allah! Apa yang telah terjadi di kehidupan hamba belakangan ini? Apa tujuan Engkau mengaruniakan secuil kekuatan kepadaku? Jika memang benar Engkau memilih hamba atas hal baik dalam kejadian ini, maka hamba akan terima dan taati semampu hamba. Ya Allah, Engkau pasti tau bahwa ada sesosok makhluk yang mengaku-ngaku sebagai pencipta atau lebih tepatnya Tuhan. Bukankah tiada Tuhan selain Engkau Ya Allah! Dan tidak ada satupun sekutu-sekutu bagimu. Maka singkapkan lah misteri itu ya Allah! Supaya hatiku menjadi lebih tentram, Amiin! . . .Ya Allah! Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji hanya milik Mu Ya Allah. Terima kasih telah memberikan hamba kehidupan. Walaupun hamba ditimpa hal ini seumur hidup hamba, hamba pasrah kan semuanya kepadaMu. Terima kasih Yaa Allah telah menjadikan Ayla sebagai teman masa kecilku satu-satunya. Hamba ingin sekali untuk selalu bersama dia hingga akhir hayat. Y a Allah! Jadikanlah Ayla sebagai pasangan hidupku. Jika ia pasangan yang baik untukku dan kehidupanku, dalam urusan dunia dan akhirat maka kabulkan lah! (Karena)Sesungguhnya Ngkaulah Maha Pengabul semua doa. Rabbana aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil akhirati hasanah wa qiinaa 'adzaaban naar. Wa shalallahu 'alaa sayyidina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa baraka wa salam. Subhana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yashifun wa Salamun 'alal mursalin wal hamdulillahi rabbil 'alamin.

Sesudah Adul memohon hajat, Adul melaksanakan salat sunah setelah Maghrib.

"Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh! Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh!" Katanya menyudahi salat.

(Dalam hatinya) "Abis balik dari sini, makan dulu ato ngaji dulu y? Liat ntar aja dah! . . . Alhamdulillah! Pikiran ku akhirnya lega dan agak plong juga." Kata Hati Adul sembari meniggalkan masjid.

Disaat keluar dari pintu masjid, Adul tak sengaja melihat Japra di kejauhan. Lantas Adul pun menghampiri dia.

"Assalamu'alaikum CS! 'Wa'alaikum salam CS! . . .Kenapa ga ke dekat masjid?"

Japra menjawab, "kan aku iblis, gimana aku bisa dekatin masjid? Sebenarnya sih masih bisa, tapi itu sangat membahayakan keselamatan nyawaku"

"Eh! Sebegitu nya? Maaf y! Udah menanyakan hal yang kurang mengenakkan." Adul meminta maaf.

Japra membalas dengan santai,"Tidak! Tidak apa-apa! Santai aja! Selain itu, kuyakin terus ngobrol dengan di keramaian seperti ini?. . .Lebih baik kita pulang, barulah lanjut ngobrol. Gimana?"

Adul menyanggah nya, "Yah~ sebenarnya aku gak terlalu peduli apa kata orang. Tapi karena ini permintaan sahabat baikku baiklah aku turuti."

"Hayuu dah! Yu!"

Lalu, keduanya pulang ke rumah Adul dengan berjalan kaki. (Jarak masjid ke rumah Adul nggak jauh ya btw) Tanpa makan waktu lama, akhirnya mereka berdua sampai.

Adul memberikan salam, "Assalamu'alaikum! Mak! Adul pulang!"

Japra berbisik ke Adul, "CS! Napa kita ga terbang aja tadi! Lebih cepat 5 menit."

Adul membalas nya tanpa berbisik (malahan dengan ngotot),"Yaelah, ngapain pake terbang segala! Jalan kaki mendingan, sehat buat kaki biar ga kram. Lagipula kalo aku terbang, akan jadi sangat narik perhatian. Aku ga mau itu. Memang kamu mau membopong aku hingga ke rumah? Ada aja ide kau ini!

"Klo itu mah gampang! Tinggal ku Poltergeist aja dirimu, lalu meluncur deh. Sat set sat set nyampe. . . . Masalah biar ga narik perhatian tinggal pake kekuatan 'menghilangkan hawa keberadaan'dari kekuatan ilahi! Gimana, sat set sat set kan?

"Hadeeeh! Yaudah, kita coba nanti! Tapi sebelum itu, aku ingin minta izin dulu ama Wahyu; boleh ngga, bisa ngga!"

(Pintu terbuka)

"Wa'alaikum salam! Dul, makan dulu! Emak udah masak-in makanan kesukaan kamu! Kamu masuk juga Japra, kamu ikut makan bersama!"

"Wah wah! Makasih Mak! Ga usah repot-repot! 'Ga! Ga pa pa! Lagian emak bikinnya banyak!' Owh! Yes! Asyik!!"

"Makanannya apaan Mak? Tempe ya!?" Tanya Adul.

Mak nya Adul menjawab, "Betul Dul! Tempe, dikecapin!"

"Hmmm! . . .Yes! Tempe, i'm coming tempe!" Adul kegirangan.

"Dah yuk masuk, buruan. Udah lapar nih!" Japra mendesak.

Kemudian semuanya makan. Adul menyusul karena ia ganti pakaian dulu. Japra yang pertama di ruang Makan, tanpa persiapan langsung menyantap makanan yang sudah ada di balik tandan . Tiba-tiba . . . Adul . . .

". . . CS! Makan pelan-pelan saja! Ga bakalan lari juga. Doa dulu kau harusnya." Kata Adul sembari menepuk punggung Japra.

"Bweek! . . .Yah Dul CS jangan begitu dong, ganggu orang lagi makan ga sopan loh! Selain itu, aku tidak mau mengucapkan doa." Kata Japra dengan tersedak makanan.

"Napa ga mau? 'karena jika aku mengucapkan doa secara tidak langsung aku sudah beriman, dengan kata lain aku sudah Islam.' Bukankah bagus kamu masuk Islam? Tapi kenapa malah enggak mau! 'Yah, memang seharusnya begitu. Akan tetapi Yang Mulia Azzazil melarang kami untuk mengucapkannya. Bahkan ia mengecam akan memusnahkan bagi siapapun yang mengucapkan hal itu' uwah! Serem banget!"

Di waktu ngobrol, emaknya Adul menyuguhi makanan untuk Adul.

"Dul! Nih makanan kamu!" Katanya sambil menyodorkan sepiring makanan.

Adul pun berterima kasih ke emaknya, "Wah~! Makasih Mak! 'Oh iya lupa! Makasih Mak!' telat banget ngucapinnya"

Setelah menyuguhi makanan, Emak (panggilan emaknya Adul) ikut nimbrung ngobrol.

"Sama-sama, Dul Nak Japra. Tapi menurut emak, bukankah kamu berhak untuk hidup bebas Japra? Memaksa orang meski dia anaknya sendiri buaknkah itu kejam?"

Adul membalas emaknya dengan sedikit candaan, "yah namanya juga Raja Iblis ,Mak! Bebas! Mo ngapain juga bebas! Mak mah aneh."

Adul pun makan masakan emaknya dengan sangat lahap. Tidak kalah dengan Japra. Tapi, tidak lama setelah itu, kejadian yang tidak mengenakkan menimpa mereka semua yang sedang berada di ruang makan, itu adalah . . .

Adul membaca doa sebelum makan, "bismillaahir rahmaanir rahiim. Allahumma bariklana fiima razaqtana wa qiinaa'adzaaban naar! . . .Nyam nyam! Enak Mak! Masakan emak emang yang terbaik! 'Ah bisa aja kamu!' Hihi!"

(Bergoyang semua yang ada di ruang makan)

"Eh eh! Ada apa ini?" Teriak Mak Adul.

"Adul! Gawat gawat! Ada kejadian buruk yang akan terjadi! SEGERA AKTIFKAN KEKUATAN ILAHI!" Kata Wahyu yang datang tanpa permisi.

Dengan entengnya Adul membalas sambil berucap pelan, "Paan sih teriak-teriak! Berisik tau! Setidaknya tunggu aku hingga makan selesai."

Japra kesal dan berkata, "Oh! Jadi kau yang dimaksud Adul 'Wahyu' itu!? 'Iya benar! Napa emang?' owh! Sekarang aku tau, kau yang dibilang Adul Japra itu kan!' Jangan sok akrab kau!"