Apalagi merasa dirinya paling diandalkan, dalam kata lain seakan memaksa orang lain untuk mengakui kehadirannya beserta perannya. Padahal banyak pula di luar sana yang punya peran lebih penting, tapi tak berteriak kesana-kemari.
Konteksnya agak mengecoh sedikit.
Dimana disebutkan tiga kata: pengakuan, diakui, dan mengaku.
Sejauh ini, yang saya paham betul dari tindak-tanduknya, lebih sering mengaku saja, yang outputnya memaksa orang lain untuk percaya. Padahal, bicaranya lebih banyak manipulatif ketimbang ilmiahnya.
Tapi, kalau membahas ilmiah rasanya terlalu tinggi.
Baiklah, saya ganti jadi data akurat.
Kita semua tahu bahwa dongeng adalah kisah unik, meskipun ada kisah nyata yang berkesinambungan.
Tapi, dongeng masa kini lebih banyak manufernya. Seperti penambahan kalimat, atau reposisi tragedi.
Kecuali, kisah sejarah, yang juga ada jejak sepeninggalannya. Bahkan kisah sejarah pun tak sedikit yang dibelok-belokkan, disangkut-pautkan oleh hal-hal yang agak sulit dicerna secara nalar.