Setelah pulang dari sekolah, Alan segera pergi makan yang sudah disiapkan oleh ibunya, setelah makan Alan merasa seperti kelelahan dan ia pun segera tidur, tidak biasanya dia tidur lebih awal seperti ini.
"HUFF, hari ini lelah sekali, lebih baik aku tidur lebih baik aku tidur saja."
Beberapa menit setelah ia tertidur.
"ALAN ALAN ALAN."
"ALAN."
"HEY ALAN, kamu baik baik saja kan."
Seperti ada yang memanggilnya, Alan membuka matanya perlahan, samar samar dia melihat semuanya berbeda.
"Dimana ini dan tempat apa ini?"
"Tunggu sebentar."
"HAH APA, Safionia!?"
"Kenapa kamu ada disini?"
"Ada deh."
"Kamu ga perlu tahu."
"HMPH, kamu membuat ku penasaran aja."
Alan yang penasaran mencoba menanyakan apa yang terjadi sebenarnya.
"Safionia, maksudmu apa membawaku ke sini?."
Safionia tersenyum ke Alan sambil berkata.
"Tidak ada apa apa kok."
"Lagi pula ini hanya dalam mimpi saja."
Alan kebingungan, mengapa dia tau ini di mimpi.
"Hah, mengapa kamu tau kalau ini hanya mimpi."
"Sefiona menjawab dengan malu malu."
"E E E E E"
(dalam hati: Aduh aku harus jawab apa ini, aku malu sekali jawab jujur ke dia .)
"E Enggak kok."
"Aku tau karena aku mencubit pipiku sendiri dan itu tidak mengeluarkan rasa sakit."
(dalam hati: HMMPH untung saja aku punya kata kata yang bagus, Hehe.)
Alan kebingungan.
"Hah?"
"Mencubit pipi?"
Safionia menjawab.
"Iya mencubit pipi."
"Mau coba ku cubit pipi mu?"
ditanya seperti oleh Safionia, Alan pun menantang untuk mencubit pipinya.
"Hm, Coba saja."
"Nih."
"Kalo kamu berani."
Safionia yang mendengar perkataan itu, Sangat...wajahnya pun memerah
"E E Eh."
(Dalam hati: A A A apa ini, E.)
"Jadi kamu menantang ku ya Alan."
"HMMH."
Alan menjawab.
"Iya, coba saja kalau berani."
Bukan menyentuhnya tapi.....
"...Safionia mencium pipinya si Alan."
Alan pun terkaget, dan disaat itu pula wajahnya juga memerah.
Lalu.
Alan pun terbangun dan mengingat semua mimpinya itu, sambil memikirkan apa yang terjadi di mimpi tersebut.
Alan pun merasa malu(Salting), setelah mengingat semua yang terjadi di mimpinya tersebut.
"Tadi itu."
"Sebenarnya apa yang dilakukan Safionia itu..."
"AHH, Sudahlah aku malu membayangkannya lagi."
Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.
"Sudah pukul tujuh, sebaiknya aku bersiap siap berangkat ke sekolah."
Seperti biasa, Makan mandi dan sarapan, Lalu ia berpamitan kepada orang tuanya dan sambil senyum senyum bahagia sambil berjalan keluar rumahnya.
"Tadi malem itu, Aku masih memikirkannya."
Dan saat itu pula keempat temanya sudah datang dan menunggu Alan didepan rumahnya untuk berangkat bersama.
Alan yang senyum senyum sendiri pun kaget melihat temanya yang sudah menunggu.
"Hehehe."
Safionia.
"Hmm Hmm."
Alan terkejut melihat mereka, dan merasa malu sekali.
Ertemin yang melihat Alan senyum senyum sendiri merasa bingung dan menanyakan apa terjadi kepada Alan.
"Alan, kamu kenapa senyum senyum sendiri."
"apakah Kamu sedang sakit?"
Sertiena.
"Hmm, sepertinya dia habis membaca cerita cerita fiksi romantis!?"
Maxi.
"sepertinya iya, bahkan kemarin aku juga membaca cerita fiksi romantis, dan aku senyum senyum sendiri, sampai sampai aku dianggap kerasukan oleh orang tuaku ahahaha."
Sertiena.
"Kamu ini ya Maxi, lucu sekali ahahaha."
"Tapi benar kan kamu tidak apa apa Alan?"
Alan menjawab.
"Iya tidak apa apa, Aku hanya bermimpi indah tadi malem, tidak terjadi apa apa ko."
Ke empat temannya pun lega, karena Alan tidak kenapa Napa.
Safionia membuang nafas dan.
"HUFF, Yasudahlah kalau kamu baik baik saja."
Ayo kita pergi kesekolah
Alan yang melihat wajah si Safionia pun tersenyum, dan Safionia bingung kenapa Alan tersenyum.
"Ayo."
(dalam hati: kenapa saat aku melihat Safionia jadi berdebar jantungku, apa karena mimpi semalam ya.)
"Kenapa kamu tersenyum begitu Alan?"
(Dalam hati: hehehehe)
Alan pun sadar, dan tersipu malu.
"E E ngga kok, Ayo kita berangkat kesekolahan, sebentar lagi pelajaran Pelajaran segera dimulai nih."
Keempat temanya.
"YOKKK."
setelah perjalanan yang menyenangkan, akhirnya sampai juga mereka di sekolah.
Sampai disekolah ya mereka melakukan kegiatan yang sama seperti hare hari kemarin.
Tapi tiba tiba.
Ada anak yang rusuh dikelas, dimana saat istirahat nya si Alan dan teman teman, anak itu menghampiri si Alan dan disaat itu pula anak itu memukul Alan tanpa sebab.
"Hmm enaknya makanan buatan mamaku ini."
dan tiba tiba.
"BRAKKK."
satu tonjokan mengenai bagian wajah Alan, dan Alan pun melihat orang yang memukul nya dengan rasa kesal dan bertanya.
"Aduh."
"ADA APA MAXIMUS, KENAPA KAMU MEMUKUL ORANG TANPA SEBAB, ADA APA?"
Ternyata nama orang itu adalah Maximus, dia adalah anak paling ditakuti disekolah.
Ertemin yang melihat Alan di pukul itu pun marah, lalu mengangkat tangan nya dan...
"BUKKK"
Maximus dipukul balik oleh Ertemin dengan sangat keras hingga terjatuh.
Dan saat Ertemin ingin memukulnya lagi.
Alan menghentikan pergerakan Ertemin dan berkata.
"Sudah cukup Ertemin, jangan mengotori tanganmu hanya karena diriku, biarkan aku saja yang mengurusi ini."
Ketiga teman nya ini kaget, dan mereka kemudian merasa kesal dengan perbuatan Maximus.
Alan pun bertanya kepada Maximus apa maksudnya, dan Maximus menjawab.
"tidak usah pura pura tidak tau deh Alan."
"lu kan yang udh membuat semua ini kacau."
Alan.
"Maksud mu apa berkata seperti itu, aku tidak dengan kata katamu itu."
"Maximus menjawab dengan mengejek."
"Udh deh nanti juga lu tau sendiri Alan."
"Udh deh, yang penting gua sudah memukulnya, sebaik gua pergi saja deh."
Tidak tau permasalahan yang mereka alamin, dan dengan Maximus yang pergi begitu saja, Alan pun tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.
Dan tiba tiba, luka memar bekas pukulan Yanga ada di wajah Alan pun tiba tiba menghilang.
Ntah apa yang terjadi tapi itu terjadi benar benar nyata, itu terjadi secara spontan, Lantas keempat temannya pun bertanya kepada Alan.
Sertiena yang bertanya.
"Lah kok."
"Perasaan ada luka memar di wajah mu Alan."
Safionia.
"Iya, kok tiba tiba sembuh lukanya?"
Maxi.
"Hah apa apaan ini."
"Ini seperti buku fiksi yang ku baca waktu itu, dia bisa meregenerasi lukanya dengan cepat."
Alan pun kebingungan juga.
"Aku juga tidak tahu kenapa ini bisa terjadi."
Ertemin yang berfikir positif.
"Mungkin karena kamu punya tubuh yang sehat kali HEHEHE."
Alan.
"iya kali ya."
"Yasudah tidak perlu dipikirkan lagi, istirahat sudah selesai."
keempat temannya dan Alan pun masuk ke kelasnya lagi untuk memulai pelajaran lagi.
beberapa jam kemudian.
Sekolah telah selesai, mereka pun pulang bersama dan disini mereka mengalami hal yang tidak terduga.....
Safionia yang saat itu berlari kesenangan karena mendapat nilai bagus disekolah, lalu ada mobil lewat dan...
"TENN."
"TENN."
Mobil itu ingin menabrak Safionia dan tiba tiba Alan mengeluarkan kekuatan anehnya lagi.
"TENN."
keempat temannya pun meneriakinya
SAFIONIA, AWASSS
"Sringgg."
Mata Alan bersinar lagi.
Lalu Alan berlari dengan sangat cepat.
Saat Safionia tertabrak, Alan lari dengan memutar waktu dan disaat Safionia terkena ujung mobil, Kecepatan Alan itu memundurkan waktunya dan Alan menyelamatkan Safionia saat sebelum Safionia terkena ujung mobil tersebut.
Karena Alan tau jika dia hanya menyelamatkan Safionia, maka supir yang mengendarai mobil tersebut akan tidak fokus dan kaget, sehingga akan ada namanya kecelakaan tunggal.
Oleh karena itu ia lari dengan kecepatan memutarkan waktu ke sebelum Safionia tersentuh mobil tersebut, dengan begitu Safionia dan supir nya pun selamat karena kaget, tetapi masih bisa stabil mengendarainya.
Safionia pun melihat dirinya di gendong oleh Alan, dan wajahnya pun memerah.
"E E E E, Ada apa ini."
"Kenapa aku digendong, Alan?"
Alan pun menceritakan kejadian tersebut.
"M M Maaf."
"Tadi kamu hampir tertabrak mobil soalnya, Hehe."
"Jadi aku berlari dan menggendong mu agar tidak tertabrak."
Safionia yang kebingungan.
"Tapi kan mobil itu masih jauh."
"Kok kamu sudah menyelamatkan ku?"
Ketiga temannya pun bingung mengapa Alan menggendong Safionia, dan bingung juga kenapa Alan bisa tiba tiba sama Safionia.
Ertemin.
"Hah apa yang terjadi, kok bisa si Alan menggendong Safionia?"
Maxi.
"Lah iya, perasaan di disamping kita tadi."
Sertiena lagi lagi dibuat bingun dan tidak bisa berkata kata.
"?????"
Lalu ketiga temannya pun menghampiri Alan dan Safionia dan berkata.
Ertemin
"Hey kalian ini masih SMA, kenapa kalian sudah seperti pasangan suami istri!?"
Safionia dan Alan pun menjawab dengan wajah yang tersipu malu.
EH, kalian salah paham, aku disini juga tidak tau apa yang terjadi.
"Tidak, tadi aku melihat Safionia tertabrak mobil dan aku menyelamatkannya."
Ertemin.
"Hah, mobil itu baru saja lewat didepan kita."
"Aneh sekali."
"Hmm."
"Hm, Hm."
"Hmmm."
Alan yang wajahnya memerah.
"Tidak, kalian salah paham, aku jadi malu huhuhu."
Maxi.
"Kalo suka bilang Aja Alan."
Alan.
"T T Tidak kok, Maxi kamu ini ya."
Safionia yang tersipu malu juga.
"Kalian ini bicara apaan sih ini, sudah sudah."
"Ayo kita pulang, sudah mau sore ini."
Sertiena.
"Iya, sudah mau sore lagi, sebaiknya kita pulang dan beristirahat."
Ke empat temannya dan Alan pun pulang dengan bahagia, dan senang.
Dan Alan pun sudah sampai dirumahnya lalu ia pergi mandi lalu sarapan, lalu pergi ke kamarnya untuk membaca buku, dan Alan juga tidak bisa melupakan momen yang tadi, diapun senyum senyum sendiri di kamarnya, sambil membayangkan Safionia.
Malam pun tiba....