Terima kasih untuk semuanya yang sudah mampir kemari, kuharap kalian bisa mendukungku dengan memberikan powerstone padaku, supaya novel ini memiliki lebih banyak penggemar.
Selamat membaca!!!
===============
Alex yang saat ini sudah sampai dibenua barat, mulai melihat sekeliling dengan beberapa pemandangan yang membuatnya takjub.
"wow, banyak sekali penyihir dengan tingkat rendah disini." gumam alex dan rose yang mendengar itu, mulai menjelaskan.
"tentu saja, mereka semua adalah penyihir yang mencari uang dengan membunuh para iblis dan makhluk lainnya." alex yang mendengarkan penjelasan rose, hanya bisa terdiam dan berpikir dalam hati.
'oh, aku benar-benar tidak menyangka, mereka memanfaatkan hal ini untuk mendapatkan banyak uang. Tapi, tetap saja ini sulit dipercaya...' alex bergumam dalam hati dan hanya terdiam.
"kalau begitu, mari kita pergi ketempat markas utama." alex yang mendengar perkataan rose, mulai mengikutinya dari belakang.
"ya, aku juga ingin melihat seperti apa penyihir di sana." segera setelah itu, mereka terus berjalan, dan lebih dari setengah jam telah berlalu, dan alex melihat sebuah gedung yang sangat besar diatas.
"baiklah, kita sudah sampai. Mari masuk kedalam." alex yang mendengar perkataan rose, hanya mengikutinya.
Setelah memasuki gedung itu, alex yang saat ini melihat beberapa hal yang luar biasa.
'w-woah, ada beberapa penyihir tingkat menengah disini juga, sungguh pemandangan yang langka.' gumam alex dalam hati dengan takjub.
Alex yang masih linglung, mulai dikejutkan dengan suara seorang pria tua yang menghampiri mereka.
"selamat datang, lady rose. Aku sudah menunggu kedatangan kalian semua kesini." ucap pria tua itu dengan tersenyum.
"ya, aku datang kesini untuk membawa seorang pria, yang memiliki bakat tingkat tinggi untuk melatih dirinya di medan perang." lelaki tua yang mendengar itu, mulai menoleh kearah alex dan memeriksanya.
'oh, anak ini entah kenapa, mengeluarkan aura yang samar-samar tapi rasanya sedikit mengerikan.' gumam lelaki tua itu dalam hati.
"baiklah, ikutlah denganku, nak. Aku akan memberikanmu baju zirah." alex yang mendengar itu, hanya mengangguk dan mengikuti lelaki tua itu.
Iris yang melihat itu, mulai berbicara pada ibunya.
"ibu, apakah aku bisa ikut dengannya?." rose yang mendengar perkataan putrinya, mulai menoleh kearahnya.
"heh~ apakah kau tertarik pada anak itu, iris." mendengar perkataan ibunya, wajah iris memerah dan berkata dengan pelan.
"t-tidak... Aku hanya ingin melindugi adik iparku, itu saja..." rose yang mendengar itu= hanya terkekeh dan membalas.
"hehe~ baiklah, kau bisa pergi dengannya." iris yang melihat ibunya memberikan izin, mulai berkata.
"kalau begitu, aku permisi." segera setelah itu, iris berlari untuk menyusul alex.
'hahaha, aku benar-benar tidak menyangka, dia akan tertarik pada anak itu.' gumam rose dalam hati dengan sedikit senyuman di wajahnya.
-------------------
Alex yang saat ini, memasuki ruangan yang penuh dengan baju tempur, dan juga beberapa pedang.
Lelaki tua itu mulai mengambil baju besi untuk alex, dan berkata padanya.
"ambillah ini, akan kubawa kau menuju tempat medan perang." alex yang mendengar perkataan lelaki tua itu, hanya msngangguk dan berkata.
"terima kasih banyak, senior." lelaki tua yang mendengar alex memanggilnya dengan sebutan 'senior', mulai memberitahukan namanya.
"jangan panggil aku seperti itu, panggil saja dengan nama adam." alex yang mendengar namanya, mulai berbicara sekali lagi.
"baiklah, kalau begitu, tuan adam. Aku sekali lagi harus bilang terima kasih." mendengar itu, adam hanya mengangguk puas dan berkata.
"sekarang kamu bisa kembali, adapun kapan kau akan memasuki medan perang, itu akan terjadi hari ini." Alex yang mendengar itu, mulai tersenyum lebar dan segera keluar menuju ruangan itu.
'akhirnya, aku bisa meningkatkan kekuatanku tanpa harus mencari hewan buas dengan tingkat rendah. bagaimanapun juga, semakin tinggi tingkat kultivasi milikku, maka semakin sulit juga untuk menaikkannya.' gumam alex dalam hati dan menghela napas.
Tiba-tiba alex berhenti, dan menoleh kearah gadis rambut merah dengan wajahnya yang sangat indah, ditambah dadanya yang lumayan besar. Alex yang melihat itu, mulai berbicara padanya.
"iris kan?, kenapa kamu ada disini." tanya alex pada iris yang kini didepannya.
"t-tidak ada, aku kesini hanya untuk memastikan keselamatanmu." alex yang mendengar itu, hanya tersenyum dan membalas.
"hahaha, baiklah. Mari kIta segera kembali." iris yang mendengar itu, mulai mengikuti alex dari belakang.
'entah kenapa, aku baru sadar dengan bahwa tinggi badan kita sama.' gumam iris dalam hati, sambil memandangi punggung alex.
Setelah alex dan iris berjalan kembali, dan menuju rose.
Rose yang melihat alex sudah membawa pakaian tempurnya, hanya berkata padanya.
"baiklah, mari kita pergi keluar kota ini dan menuju benteng luar." alex yang mendengar itu, hanya mengangguk.
Alex saat ini yang terus berjalan menuju keluar benteng, dan melihat beberapa mayat dijalan itu dengan kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya.
'a-apa, aku benar-benar tidak menyangka dengan begitu banyaknya mayat dijalan, apalagi mayat-mayat itu penuh dengan luka dan beberapa diantaranya kehilangan tubuh dan kepalanya.' gumam alex dalam hati dan merasa jijik.
Segera, alex mulai berjalan cepat dan pergi dari tempat itu.
Sesampainya diluar benteng, alex melihat seorang wanita yang melayang diatas langit dan melihat sekeliling.
Sebelum menanyakan sesuatu, rose mulai berkata pada alex.
"alex, itu adalah orang yang menjaga benteng ini, namanya adalah irene alvonia. Dia juga salah satu yang melindungi dinding terakhir bagi umat manusia." mendengar penjelasan rose, alex mulai bergumam pada dirinya.
"jadi inikah seorang penyihir dengan peringkat tertinggi, sungguh energi yang dikeluarkannya sangat mengerikan." irene yang berada diatas langit, merasakan seseorang keluar dari benteng, mulai turun dan menuju ketempat alex dan lainnya.
"oh, rose. Apa yang membuatmu kembali lagi, bukankah kau sedang pergi ke benua timur?." rose yang mendengar itu, mulai membalas.
"ya, aku datang kesini karena disuruh oleh lucius untuk membawa anak ini, dan menitipkannya padamu." mendengar perkataan rose. irene mulai menoleh kearah alex, dan menilainya.
"oh, dia lumayan juga. kalau begitu, Serahkan saja padaku, aku akan menjaganya dengan baik." Ucap irene dengan senyuman yang lebar.
Alex yang mendengar itu, mulai bergumam dalam hati.
'hmm, apakah ini akan baik-baik saja. Walaupun wanita didepanku ini benar-benar sangat cantik, dengan tubuhnya yang sangat indah, Dan rambut berwarna coklat panjang.' dengan kecantikkannya saja, sudah cukup untuk membuat pria manapun memadanginya tanpa berkedip.
"kalau begitu, tolong jagalah aku mulai sekarang." ucap alex pada irene, yang menyadari matanya menatap tubuhnya selama beberapa saat, hanya terkekeh.
"ya, kalau begitu. ikutlah denganku, akan kubawa kau ketempat pasukan pertama berada." setelah mengatakan itu, irene mulai membawa alex ditangannya.
Segera setelah itu, mereka langsung menghilang dari pandangan keduanya.
Rose yang kini sedang menatap putrinya, mulai berkata padanya.
"jadi, apakah kamu masih berniat untuk mengikutinya atau tidak." mendengar perkataan ibunya, Iris mulai membalas.
"ya, ibu. Jadi bisakah aku mengikutinya di medan perang?." rose yang melihat putrinya sangat jarang meminta sesuatu seperti itu, terkejut dan membalas.
"ya, aku bisa membiarkan kamu ikut dengannya, tetapi aku tidak ingin kamu menjadi beban untuknya, walaupun kamu sudah mencapai peringkat menengah." iris yang mendengar perkataan ibunya, mulai bertanya padanya.
"kenapa ibu berpikir bahwa aku akan menjadi beban bagi alex?." mendengar pertanyaan putrinya, rose membalas.
"ya, aku mendengar dari ayahmu, bahwa dia sanggup bertarung dengan seekor naga peringkat terendah seorang diri, walaupun naga itu katanya sudah pergi, tapi tetap saja itu kekuatan yang luar biasa." mendengar penjelasan ibunya, iris membelalakan matanya dengan wajah tidak percaya.
"a-apa?!!, dia bertarung melawan seekor naga tingkat rendah, Bahkan sebelum mencapai pemyihir peringkat menengah?!!" rose yang melihat putrinya terkejut, dengan tidak percaya, Hanya membalas.
"ya, bahkan diriku saja sulit untuk mempercayai yang dijelaskan ayahmu." irene yang mendengar itu, hanya bisa terdiam.
-----------------------
Alex yang saat ini, mulai turun kebawah, Melihat begitu banyak tenda yang berdiri disana.
"baiklah, kita sudah sampai. Alex, ikutlah denganku." alex yang mendengar itu, mulai mengikutinya.
Sesampainya disebuah tenda yang besar, irene dan alex mulai memasuki tempat itu.
Alex melihat seorang wanita yang duduk di kursi, dengan kertas yang menumpuk di mejanya.
"emily, aku kembali." wanita itu mulai menoleh kearah irene dan alex, dan berkata.
"hah, aku sedag sibuk, irene. Pergilah dari sini." irene yang mendengar dirinya diusir, mulai mendekati emily dan berkata padanya.
"heh, gadis kecil. sekarang kamu berani untuk tidak mengikuti perintahku, apakah kamu tidak takut dihukum olehku." mendengar ancaman irene, emily mulai ketakutan dan membalas.
"t-tenanglah, ibu. Aku hanya bercanda, hehehe." irene yang mendengar itu hanya tersenyum dan mulai memperkenalkan alex padanya.
"oh ya, nama lelaki didepanmu itu adalah alex, dia akan bergabung dengan pasukan pertama mulai hari ini." emily yang mendengar itu, terus menatap alex dan menilainya.
"hmm, baiklah. Kalau begitu serahkan saja padaku, ibu." irene yang mendengar itu, hanya tersenyum dan mengangguk dengan puas.
"kalau begitu, aku akan pergi dulu. Kuserahkan dia padamu." setelah mengatakan itu, irene mulai pergi.
Alex yang mengetahui bahwa dia hanya sendirian dengan wanita didepannya, mulai berbicara dengan gugup.
"h-hai, bisakah aku juga keluar dari sini?." emily yang mendengar permintaan alex, mulai membalas.
"tidak, kau datanglah kesini, dan bantu aku untuk mengurus kertas-kertas sialan ini." alex yang mendengar itu, tidak ada pilihan selain menarima permintaannya.
'huh, kenapa bisa jadi seperti ini...' segera setelah itu, alex dan emily terus mengurusi kertas yang menumpuk diatas meja.
Segera, sore hari telah tiba.
"hahaha! Akhirnya setelah setengah hari telah berlalu, semua kertas di meja telah bersih total." kata emily dengan suara keras, alex yang mendengar itu, hanya bergumam dalam hati.
'huft- Akhirnya selesai juga, sekarang aku harus segera pergi dari sini.' setelah memikirkan itu, alex mulai berdiri dan ingin pergi, tapi... emily menghentikannya.
"tunggu dulu, alex. Apakah kau ingin memakan sesuatu, aku akan mentraktirmu sebagai ucapan terima kasihku." alex yang mendengar itu, mulai membalasan perkataannya.
"u-umm... Maaf, tapi aku tidak lapar sama sekali!" alex mulai berlari keluar tenda, sebelum alex sempat keluar dari tanda, sebuah tangan meraihnya.
"Kau tidak bisa menolak kebaikkanku ini... Karena jika kau menolaknya, maka aku akan menghukum dirimu!" alex yang mendengar itu mulai putus asa dan berpikir dalam pikirannya.
'sial... Sudah kuduga dia ini menjadikan diriku sebaga Pembantu, hanya untuk meringankan pekerjaannya. Tapi, aku sungguh tidak menyangka bahwa dia seorang penyihir tingkat tinggi, dan juga dia memiliki kecantikan yang hampir mirip dengan ibunya, walaupun hanya bagian tubuhnya yang berbeda dari irene.' emily yang merasakan alex menatap tubuhnya, mulai berkata dan terkekeh.
"heh~ dasar pria mesum." alex yang mendengar emily mengatakan dirinya mesum, mulai membalas.
"uh, apakah aku tidak boleh melihat tubuhmu, sebagai Imbalan karena sudah membantumu." Emily yang mendengar itu, mulai tertawa dan berbisik pada alex.
"oh, jika begitu. aku bisa membiarkanmu melakukan lebih dari ini, tapi sebagai syarat kamu harus bisa mendapatkan Pengakuanku." alex yang mendengar perkataan emily, mulai berbicara.
"ohh, karena kamu bilang begitu, maka jangan menyesalinya ya~." emily yang mendengar perkataan alex, Mulai terkekeh dan berkata.
"hahaha, kalau begitu, pergilah bagaimanapun juga kau sudah mendapatksn hadiahnya ya kan~." alex yang mendegar itu, akhirnya berjalan keluar tenda dan bergumam dalam hati.
'huh, aku sungguh tidak menyangka, hanya karena dorongan dari perkataannya, itu bisa membuat nafsuku tumbuh padanya... Yah, harus kuakui dia sangat cantik dan menggoda." alex hanya menghela nafas, dan terus berjalan menuju ke arah tenda yang diberitahukan emily.
====================
Okeh, harem baru udah muncul tapi, untuk saat ini dua dulu, aku tidak berniat untuk enciptakan banyak harem sebelum cerita arc ini selesai.
Jadi kuharap kalian mendukung aku dengan memberikan powerstone untuk menulis bab-bab selanjutnya.
Seeya.