..."Dingin.... Gelap...rasa sakit yang luar biasa itu berubah menjadi rasa hampa, apakah ini rasa yang dialami orang yang telah mati?...."...
"SIALLL! malang sekali nasibku bajingan bangsat tak dikenal yang mengemudi truk dengan ugal-ugalan memberikan petaka bagi orang baik seperti diriku,
...hidupku yang malang demi menjaga kesucian ku untuk jodoh yang tak pernah datang, aku tidak pernah punya pacar padahal umurku sudah hampir 30 tahun! aku selalu jual mahal jika didekati pria yang wajahnya kurang tampan akhhh BANGSAT!.....emang apa salahnya punya selera tinggi? Hikss...hiks..ahhh.....sialan....
Semuanya telah selesai hidupku yang hanya sekali dan berharga itu, hanya kujalani selama 28 tahun, itu juga belum dipotong waktu kerja 6 hari 11 jam selama 10 tahun, kerja itu tidak dihitung sebagai hal yang menyenangkan, lagian orang gila mana yang senang bekerja? Eh kalo tidur dihitung juga ga ya?"
"Hahhh bodo amat lah lagian sekarang aku sudah bisa istirahat dengan sangat lama."
Dalam kesunyian yang mencekam itu Sebuah cahaya terang muncul begitu saja dalam kegelapan yang menyelimutiku cahaya yang hangat dan begitu nyaman sampai membuatku terlelap.
saat ku membuka mata terlihat wajah yang nampak asing.
meski tak mengenalinya diriku merasa nyaman saat dia menatapku dengan penuh kasih sayang, tangannya yang lemah dan lembut menggendongku dalam hangatnya pelukan cinta.
rasa kasih sayang seorang ibu yang sudah lama tak kurasakan kini dapat ku dapatkan kembali.
saat diriku hanyut dalam kenyamanan itu, terdengar suara teriakan yang bergema kedalam seluruh ruangan.
"DIANA! ..HIKS KAU BERHASIL TERIMAKASIH YA TUHAN"
Seorang pria berkumis melengkung dengan rambut pirang menghampiri wanita yang menggendongku dan memeluknya, wajahnya memang terlihat tegas dan berwibawa akan tetapi ia menangis seperti anak kecil saat memeluk wanita itu.
"Astagaa mengapa kau menangis seperti itu, ingat kau adalah seorang Baron dan pemimpin keluarga Iysslan."
dengan suara lembut dan sayu wanita itu berusaha menenangkan pria itu.
"SEANDAINYA AKU SEORANG RAJA AKU LEBIH PERDULI PADAMU DARIPADA TAHTA ATAUPUN NEGARA"
Pria yang sangat tidak nasionalis itu menjawab dengan percaya diri walaupun ia tahu bahwa kata-kata itu sangat berbahaya.
"astaga bercanda mu keterlaluan"
Wanita itu menjawab dengan wajah yang pucat tapi tak berselang lama kemudian ia merubah ekspresinya menjadi tawa bahagia, ia mengangkat salah satu tangannya dan mengelus kepala pria cengeng itu.
"Aku tidak akan pernah meninggalkan mu, walau benang takdir memisahkan kita aku akan selalu ada bersamamu...
sampai pohon yggra mengering,
sampai sang ular menelan ekornya sendiri,
sampai sang api kehilangan kehangatan dan cahayanya,
cinta kita akan selalu ada walau servant of time berhenti bernafas."
setelah wanita itu menyelesaikan kata-kata yang tidak ku mengerti cahaya yang indah keluar dari tubuhnya bagaikan sebuah air, alunan suara yang bagaikan musik juga mengiringinya seperti cahaya itulah yang telah mengeluarkan suara merdu ini.
"ughhh menyebalkan dilihat dari wajahnya pria gagah itu masih menangis seperti seorang bayi, huhhh mungkin ini semacam reinkarnasi yang beberapa orang percayai,
semua hal tidak masuk akal ini tak dapat dicerna oleh pikiranku yang kecil, semua hal yang terjadi secara kebetulan ini sepertinya membuat ku sangat lelah, dan sekarang aku sangat mengantuk, rasanya aku sangat ingin segera tidur."