Chereads / The New Ending / Chapter 12 - Chapter 12 (Hadiah)

Chapter 12 - Chapter 12 (Hadiah)

Setelah Nico berhasil menyegel gerbang yang menghubungkan lantai 9 ke lantai 10, Nico bergegas keluar dari Tower of Trials sembari berharap kalau administrator tidak menyadari akan hal ini.

Nico berada dikamarnya dengan membaringkan badannya terlentang diatas kasur menatap langit-langit kamarnya yang bercak-bercak kotoran berwarna hitam dengan cahaya yang masuk melalui jendela kamar Nico. Nico melihat pesan dari Pico yang sudah menyiapkan apa yang Nico inginkan sesuai dengan perjanjian dan Pico meminta Nico untuk bertemu di kafe yang terletak dpinggir salah satu pertigaan yang menghubungkan gedung-gedung para konglomerat. Nico mengganti pakaiannya dan segera berangkat menuju lokasi yang telah Pico tentukan.

Nico berjalan kaki menuju lokasinya karena tidak terlalu jauh dengan ditemani sinar mentari yang hangat menyentuh kulit Nico serta suara kebisingan kendaraan yang lewat dengan kecepatan yang berbeda-beda. Banyak orang berlalu-lalang karena sekarang adalah jam istrahat lebih tepatnya sehingga banyak pekerja yang mencari makanan diluar kantor mereka.

Saat berjalan menuju kafe yang akan Nico tuju mata Nico melihat videotron yang menampilkan promosi mengenai player management. Player management adalah program yang dimiliki pemerintahan untuk mengontrol player agar tidak melewati aturan yang berlaku pada negara sehingga mengurangi adanya player yang berbuat seenaknya sehingga menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Tujuan dari program ini memang bagus namun banyak dari player tidak ingin dikontrol oleh pemerintah dan banyak dari player memilki sifat yang hampir sama yaitu tidak ingin dikekang. Walaupun dengan bayaran yang sangat tinggi bagi player yang mau bekerja dibawah player management namun masih tidak membuat banyak player tertarik, malahan player lebih tertarik untuk masuk kedalam guild dibandingkan player management dimasa depan.

Guild adalah sebutan bagi sekelompok orang yang membentuk sebuah organisasi yang didalamnya terdapat sistem hierarki dimana hierarki tertinggi dipegang oleh ketua guild. Mereka akan berkumpul untuk mengumpulkan berbagai macam sumber daya untuk memperkuat kekuatan mereka ataupun bekerja sama untuk menaiki menara bersama-sama. Dengan adanya guild ini hingga akhirnya mampu menggantikan peran player management yang dibuat oleh pemerintah dengan sempurna apalagi benefit yang dimiliki guild lebih besar dibandingkan dari player management.

Namun bukan berarti player management tidak memiliki anggota sama sekali, player management memiliki anggota yang merupakan buangan dari tiap guild yang ada. Karena guild menerapkan sistem penerimaan anggota ketika memang dibutuhkan dan biasanya slot yang ada ketika penerimaan anggota sangat sedikit sehingga sangat susah untuk player yang dibawah rata-rata untuk masuk kedalam guild dan kebanyakan dari mereka lebih memilih masuk kedalam player management yang dibuat oleh pemerintah. Nico tersenyum kecil ketika mengingat kembali dimasa lalunya dimana banyak guild mulai terbentuk, perang yang ditimbulkan, persaingan antar guild, harga diri masing-masing guild, Nico mengingat kembali apa yang terjadi pada kehidupan sebelumnya.

Nico akhirnya sampai disebuah kafe dengan tampilan dari luarnya sama seperti kafe pada umumnya dengan kursi dan meja tidak hanya disediakan didalam kafe melainkan diluar kafe bagi mereka yang ingin menikmati menu dikafe itu diluar ruangan. Diluar ruang terlihat para pekerja yang sedang melepas penat mereka ditengah kerasnya lingkungan kerja dan Nco masuk kedalam kafe.

Didalam kafe Nico melihat susunan meja yang tersusun rapih dengan vas bungan yang  menggantung dibeberapa dinding memberikan kesan aesthetic serta udara yang sejuk yang keluar dari ac serta cahaya yang masuk melewati jendala yang menghadap langsung kearah jalan.

Nico melihat sekitar dan tidak melihat Pico sama sekali disekitar. Nico duduk disalah satu tempat dengan 2 kursi dan 1 meja kecil, ketika Nico duduk salah satu pekerja menghampiri Nico dan memberikan daftar menu kepada Nico sebelum akhirnya pergi lagi dengan sopan.

Nico membuka layar pesan dan mengirimkan pesan kepada Pico agar dirinya untuk cepat datang. Pico dengan cepat menjawab pesan dari masternya kalau dirinya terjebak macet dan sebentar lagi Pico akan sampai.

Melihat pesan dari Pico, Nico hanya menghela nafas sembari menatap keluar jendala karena lokasi dimana Nico duduk dekat dengan jendala yang menghadap langsung kearah jalan. Sembari menunggu Nico juga melihat-lihat menu yang ada namun ketika Nico hendak memesan Nico teringat tidak memiliki uang yang cukup karena Pico mengajaknya kesalah satu kafe yang terkenal sehingga tidak cukup dengan uang saku yang Nico miliki untuk saat ini.

Saat Nico melihat keluar jendela tiba-tiba 3 mobil limosin berwarna hitam yang berjalan berbaris berhenti tepat didepan kafe. dari dalam 2 mobil limosin depan dan belakang muncul sekelompok orang berbadan kekar dengan memakai setelan jas dan siapapun yang melihat ini pasti mampu menebak kalau mereka ada bodyguard tapi banyak dari mereka yang melihat ini bingung karena siapa yang bodyguard itu kawal hingga membutuhkan bodyguard yang sangat banyak. Dari mobil limosin tengah muncul seorang pria berambut pirang dan Nico bisa melihatnya dengan jelas kalau dia adalah Pico Fohren.

Melihat siapa yang keluar orang-orang disekitar mulai mengerubungi Pico setelah tau kalau yang keluar dari limosin hitam itu adalah Pico salah satu dari anak yang akan memegang ekonomi dunia. Pico mengenakan setelan jas formal dan berjalan masuk kedalam kafe sembari diiringi oleh 2 body guard yang berjalan bersama dibelakang Nico sembari membawa satu koper berwarna hitam sedangkan body guard yang lain membukakan jalan bagi Pico.

Pegawai yang bekerja disana dengan sigap menyambut Pico yang datang sedangkan pelanggan yang sedang menikmati makanan atau minuman mereka kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Selamat datang tuan Pico ada yang bisa kami bantu?"Ucap salah satu pegawai menyambut Pico dengan sopan. Pico melihat keadaan sekitar yang terlihat agak ramai sebelum akhirnya Pico menyuruh pegawai untuk mengosongkan tempat ini untuk dirinya.

"Aku ingin mengosongkan tempat ini untuk bayarannya nanti aku akan bayarkan langsung dimuka jadi turuti saja dulu apa yang aku inginkan"Ucap Pico dengan serius. Namun Pico tidak melihat masternya disana walaupun sebenarnya Nico sudah duduk dari tadi namun posisi Nico duduk tidak terlalu terlihat dari arah pintu masuk sehingga sangat wajar bagi Pico untuk tidak melihat Nico.

Mendengar Permintaan dari Pico dengan sigap para pegawai yang lain melakukan tugas yang Pico suruh. Walaupun akan ada feedback negatif dari para pelanggan namun ketika pelanggan yang memintanya adalah Pico mau bagaimanapun pegawai harus menuruti perkataan dari Pico kalau tidak ingin kafe ini akan bangkrut seketika akibat berani membuat masalah pada salah satu anggota dari Fohren Familiy.

Salah satu pegawai menghampiri Nico, pada awalnya Nico berekspetasi bahwa pegawai yang menghampirinya akan mengabari kalau Pico ingin bertemu dengannya namun Nico lupa kalau saat ini dirinya tidak dikenali oleh siapapun berbeda dengan kehidupan sebelumnya dan sekaran salah satu pegawai yang bekerja disana malahan menyuruh Nico untuk keluar dari kafe ini.

"Pelanggan maafkan kami jika menggangu waktu santai anda, kami kedatangan tamu spesial yang menginginkan kafe ini dikosongkan sementara jadi kami memohon maaf yang sebesar-besarnya untuk anda segera keluar dari sini..."Ucap pegawai yang menghampiri Nico dengan sopan.

"!"Nico kaget ternyata dirinya diusir dari kafe ini.

"..Kami juga akan memberikan kompensasinya setelah tamu spesial kami selesai dari urusannya"Lanjut pegawai itu.

"Aku juga sedang menunggu seseorang yang sangat penting jadi aku tidak mau keluar dari kafe ini"Ucap Nico acuh tak acuh dengan perkataan pegawai itu. Mendengar hal ini pegawai itu sangat panik hanya karena satu pelanggan bisa-bisa membuat karirnya jatuh. Nico yang agak kesal karena sudah membuat dirinya menunggu oleh Pico lalu sekarang diusir oleh pegawai yang bekerja disana.

Nico kemudian membuka pesan dan mengirimkan pesan kepada Pico.

Nico : Kau dimana dasar bodoh!!!

Nico : Aku sudah dikafe dari tadi sialan!!!

Nico meluapkan emosinya kearah Pico, Pico yang melihat pesan ini menjadi panik karena telah membuat Nico marah. Pico yang melihat dari pesan kalau Nico sudah dikafe berusaha mencari dengan matanya dan meminta salah satu pegawai untuk memberitahukan kepadanya apakah ada Nico dikafe ini dengan memberitahukan ciri-ciri fisik dari Nico. Pegawai itu merasa mengingat orang yang dimaksud Pico dan menghantarkan Pico menuju orang yang dimaksud. Pico dan yang lainnya berjalan mengikuti pegawai itu.

Ketika mereka berjalan mata Pico melihat Nico yang sedang ditemani oleh salah satu pegawai yang sedang memasang wajah panik berkeringat. Pegawai yang berbicara dengan Nico menyadari kalau Pico dan yang lainnya menghampiri dirinya dan Nico. Pegawai itu bergegas menghampiri Pico dan meminta maaf.

"Tuan muda maafkan aku pelanggan itu tidak mau pergi dari sini"Ucap pelanggan meminta maaf dengan suara yang bergetar takut serta wajah yang berkeringat.

Pico mengabaikan pelanggan yang meminta maaf didepannya dan dengan bergegas melewati pelanggan itu menghampiri Nico yang memasang wajah menakutkan dimata Pico.

Pico membungkukan badannya 90 derajat ketika Pico sudah berhadapan dengan Nico. "Master maafkan aku karena sudah membuat anda menunggu!!!"Teriak Pico meminta maaf dibalas dengan tatapan tajam dari Nico. Namun ketika tatapan Nico teralihkan menuju 2 koper yang dibawakan oleh bodyguard yang berjalan mengikuti Pico, Nico bersikap baik dan memaafkan Pico dan mempersilahkan Pico untuk duduk.

"ehem, yayaya aku memaafkan kamu jadi bagaimana kalau kita membicarakan hal itu?"Tanya Nico tersenyum sembari menunjuk kearah 2 koper itu. Pico pun merasa lega karena Nico tidak marah kepadana dan Nico langsung duduk berhadap-hadapan dengan Nico.

"Master kamu belum memesan apapun?"Tanya Pico dengan polos.

"hey, kau tahu uang ku sudah habis "Ucap Nico sambil berbisik-bisik kepada Pico agar suaranya tidak terdengar oleh yang lain. Pico yang mendengar ini hanya bisa tertawa kecil dan memanggil pegawai.

"Iya tuan ada yang bisa kami bantu?"Tanya pegawai itu dengan ramah.

"Hidangkan semua makanan dan minuman terbaik kalian"Ucap Pico dengan percaya diri.

"Baik tuan kami akan segera menghidangkannya"Ucap pegawai itu dengan sopan sebelum akhirnya meninggalakan Nico dan yang lainnya.

Pico kemudian menyuruh bodyguard yang berdiri dibelakangnya untuk membukakan koper yang dipegang dengan tangan kiri bodyguard itu dimeja diantara Nico dan Pico duduk. Ketika koper itu dibuka sebuah kertas yang berada diatas bantalan berwarna merah, kertas itu merupakan cek dengan nominal 1.000.000 usd. Nico yang melihat uang yang sangat banyak didepannya membuat air liur seakan-akan menetes dari mulutnya karena tergiur setelah melihat cek yang sangat banyak sekali.

"Master silahkan ambil, uang ini milik anda sekarang"Ucap Pico dengan tersenyum.

Nico kemudian mengambil cek didepannya dengan tangan yang gemetar. ketika cek itu sudah ada ditangannya Nico dengan sangat hati-hati membawa cek itu dan mencium cek itu seperti sepasang kekasih. Melihat apa yang dilakukan masternya Pico hanya bisa tertawa kecil.

Kemudian Pico menyuruh body guard itu untuk membuka koper yang lain dan membuka koper itu setelah mengambil koper yang telah dibuka. dari dalam koper itu terlihat 1 kunci serta beberapa surat-surat penting yang tergeletak rapih diatas bantalan merah yang ada pada koper. isi dari koper itu adalah hak kepemilikan dari salah satu gedung mewah yang ada ditengah kota yang dimiliki oleh Fohren Familiy sebagai aset properti yang diincar oleh segala macam konglomerat karena posisinya yang strategis, sekarang Nico berhasil memiliki gedung itu. Nico dengan sangat-sangat senang hati menerima isi dari koper itu dan memasukannya kedalam inventory.

Setelah Pico sudah memberikan semua apa yang Nico inginkan satu persatu makanan dan minuman datang dan mereka berdua makan dan minum dengan lahap karena dalam beberapa hari kebelakang mereka hanya makan ikan hasil dari tangkapan mereka.

Mereka berhasil menghabiskan makanan dan minuman dengan sangat bersih dan ketika selesai Pico bertanya dengan sedikit ragu-ragu.

"Master, saya ingin bertanya apa saya masih menjadi murid anda?"Tanya Pico karena menurut apa yang mereka janjikan ketika pelatihan singkat telah selesai maka hubungan mereka antara guru dan murid akan berakhir.

"Tentu saja iya dasar bodoh"Ucap Nico dengan cuek sembari membersihkan giginya yang terselip sisa makanan.

"Jadi begitu...."Pico terlihat sedih karena baru kali ini Pico merasa bahwa hidupnya memiliki tujuan dan lebih terarah.

"Kalau kamu mau melanjutkan pelatihannya kamu harus ingat kalau semuanya tidak gratis"Ucap Nico sambil masih berusaha untuk mengambil sisa makanan digiginya.

"Jadi saya masih bisa menjadi murid anda selama saya masih bisa membayar uang kepada anda?!"Pico tiba-tiba merasa senang setelah mendengar perkataan Nico.

"Tentu saja..ahh akhirnya aku mendapatkannya"Ucap Nico dengan santai sampai akhirnya Nico berhasil mengambil sisa makanan dimulutnya dan membuangnya secara sembarangan.