Chereads / Born In Poverty / Chapter 3 - Chapter 3 - Capital City

Chapter 3 - Chapter 3 - Capital City

Saya terbangun dalam keadaan berlumuran darah,saya melihat cahaya terang masuk kedalam mata saya.

"ah...nampak nya aku mati lagi hahaha..." ucapku dalam hati.

saya mencoba membuka mata saya sepenuhnya dan melihat ternyata saya masih hidup,ini hanyalah cahaya matahari.

saya mencoba bangun,kepala saya benar-benar pusing,mata saya masih berkunang-kunang,saya meliat mayat berserakan,dan juga mayat ibu saya disamping saya.

setelah beberapa saat saya mencoba untuk bangun,akhirnya saya berdiri dengan kaki yang menggigil dan bergetar,kaki saya sendiri hampir tidak sanggup menahan badan saya.

"aku akan mencari pertolongan terlebih dahulu..." ucapku dalam hati sambil berjalan pincang ke arah kota.

saya akhirnya melihat gerbang ibu kota,saya berusaha mempercepat langkah saya,penjaga nampaknya menaikan pertahan mereka dan sepertinya ingin menyerang saya.

saya berjalan mendekat,mereka menodongkan mata tombak didepan mata saya.

"hei nak,kenapa tampang mu sangat mengerikan" ucap penjanga sambil melihat saya dengan tatapan jijik.

"tolong..." suara ku hampir tidak terdengar lagi,aku kehabisan energiku.

"BANTU ANAK MALANG INI!" ucapnya sambil berteriak ke penjaga lainnya.

saya mulai kehilangan kesadaran saya lagi.

saya melihat banyak warga desa yang menonton saya diangkut dari gerbang,mereka menatap dengan mata jijik sekaligus kasihan,mereka mulai berbicara hal-hal aneh tentang saya.

saya menghiraukan itu dan menganggap semuanya hanyalah cobaan lagi.

saya benar-benar kehilangan kesadaran sekarang,saya menutup mata saya perlahan,saya melihat mulut penjaga seperti mengucapkan sesuatu ke saya.

saya mulai bermimpi tentang hidup saya yang sebelumnya lagi,masa dimana saya bermain dengan teman-teman seusia saya.

"yo,ke game center hari ini,gas gak?" ucap seorang temanku yang wajahnya memburam.

"ikut ga,Ryu?" seorang temanku bertanya lagi kepadaku.

"oh ya...namaku sebelumnya adalah Ryu Genki" ucapku dalam hati sambil menatap kekeburaman wajah temanku.

"kenapa Ryu?" dia bertanya lagi dengan gestur bingung.

"gapapa,ayo ke game center aja" ucapku sambil tersenyum dan berjalan menuju game center didepan kami,saat itu teman-teman saya tiba-tiba menghilang dan semua tempat menjadi gelap gulita.

"ah...ini lagi" ucapku dengan arogan.

saya terbangun didalam rumah sakit.

sakit dan rasa pusing saya mulai reda,saya mencoba untuk duduk.

"aku harus cepat keluar dari sini,nampaknya akan memakan biaya banyak kalau aku masih disini" ucapku dengan nada yang gelisah.

aku mendengar suara pintu terbuka,aku kembali berbaring san pura-pura tidak sadarkan diri

"nampak dia belum sadar,sudah hampir seminggu dia koma" ucap seseorang yang masuk kekamarku.

"sudah seminggu sejak hari itu ya" ucapku dalam hati.

akhirnya orang itu keluar dari kamar saya,dia menutup pintu dan saya kembali duduk dan memikirkan rencana untuk keluar dari sini.

saya mencoba turun dari kasur pasien dan mulai berjalan ke pintu,saya melihat tidak ada halangan untuk keluar,lalu saya bergegas keluar lewat pintu depan.

betapa beruntungnya saya tidak dikenali oleh perawat rumah sakit.

saya berjalan dikota,melihat sisi kota yang sebelumnya saya tidak pernah lihat,sangat ramai dan sangat bising disini.

"kenapa harus sekarang..." gumamku,perutku berbunyi.