Saat ini di depan mata kepalaku aku melihat sekelompok serigala yang kelaparan tengah berlari menuju ke arahku berada.
Begitu pula sebaliknya, entah mengapa aku melakukan hal ini tanpa berpikir panjang. Di saat sudah hampir berdekatan aku mulai menghentikan langkahku.
"Wah, meski aku memang ingin melawan mereka aku sama sekali tidak bisa bertarung!"
Ucap ku kala itu yang tidak bisa memikirkan langkah selanjutnya.
Lalu dengan cepat aku melompat ke arah kelompok serigala tersebut dan mengepalkan lengan kananku.
Setelah itu kemudian aku mendaratkan serangan pukulan ku ke arah salah satu serigala liar tersebut, dan berhasil menghempaskan dia ke belakang.
Karena hal tersebut beberapa serigala yang ada di belakang juga terkena serangan dorongan dari serigala yang terkena pukulan ku.
"Huh ... Tinju tadi cukup kuat untuk menghempaskan serigala itu. Ngomong ngomong apa yang harus ku lakukan selanjutnya?"
Gumam ku, dan saat bersamaan para serigala tersebut mulai berkumpul membuat sebuah lingkaran di sekitar diriku.
Tatapan mata mereka yang penuh dengan keganasan dan mulut mereka yang mengeluarkan air liur.
Seperti menjadi tanda jika mereka tengah memandangi diriku sebagai salah satu mangsa yang akan mereka terkam.
"Sistem apa tidak ada semacam sihir atau apapun yang bisa ku lakukan?"
"Ada, jika host ingin menggunakan kemampuan milik ras Arch Demon host bisa memintanya."
Lalu layar yang aku lihat saat aku sekarat waktu itu muncul kembali tepat di depan kedua mataku.
Dengan tulisan yang menyatakan, apakah aku setuju untuk mengaktifkan demonic battle suit.
"Ya!"
Jawabku saat itu, dengan keras.
Lalu sebuah gumpalan hitam mulai keluar dari sela sela kelenjar jariku. Dan membentuk sebuah bola air raksasa di atas kepalaku.
Kemudian gumpalan hitam itu mulai pecah' dan menyelimuti diriku. Membuat setiap sela di setiap tubuhku terbungkus.
"Wah ... Apa ini?"
"Itu adalah darah inti ras demon, dengan hal itu host bisa membuat sebuah pakaian tempur maupun senjata sesuai apa yang host inginkan."
Sesaat setelah mendengar penjelasan tersebut, aku mulai membayangkan sebuah pakaian tempur yang kuat dan ringan.
Dan juga tidak lupa sebuah senjata, yaitu pedang dengan berpikir meski aku tidak pandai seni beladiri.
Tetapi dengan pedang tersebut setidaknya aku bisa melawan para serigala liar tersebut dengan efektif.
"I-ini ... ini luar biasa!"
Ucapku dengan mata berbinar-binar melihat kemampuan luar biasa yang baru saja aku gunakan.
Saat ini aku tengah menggunakan sebuah pakaian tempur yang sangat ringan dengan desain detail yang cukup luar biasa.
Dan sebuah pedang katana ala Jepang yang muncul di tanganku setelah sebuah gumpalan kecil keluar.
Tanpa berpikir panjang aku mulai melesat ke arah salah satu serigala liar yang ada di depanku.
Kemudian sebuah serangan pedang dengan asal ku layangkan ke serigala tersebut, penampakan pertama yang aku saksikan ketika pertama kali memotong sesuatu dengan sebuah pedang.
Sensasi saat kau menebas sesuatu baru saja aku rasakan, sebuah darah yang mengucur ketanah dan berbagai arah.
Kepala serigala tersebut yang melayang tepat di depan mataku, membuat aku terkagum dengan apa yang tengah ku lihat.
Lalu beberapa serigala mulai berlari menuju ke arahku dan berencana menerkam ku dari belakang.
Akan tetapi sebuah duri duri runcing yang tajam mulai terbentuk dari pakaian tempurku.
Hal itu dapat menghentikan dan membunuh serigala serigala tersebut.
"Wah ... Itu tadi hampir saja!"
Ucapku sambil menoleh ke arah belakang dengan cepat.
"Aku bisa menciptakan duri duri itu hanya dengan membayangkan nya saja?"
"Benar, demonic battle suit dapat merepresentasikan pikiran host."
"Sial itu luar biasa!"
Kemudian aku mulai bersiaga memasang kuda kuda ala samurai Jepang, dan bersiap melaju ke arah kerumunan serigala liar di depan ku.
Dengan cepat aku berlari dan menyerang satu persatu serigala liar itu, dengan memanfaatkan demonic battle suit akhirnya aku berhasil menghabisi hampir seluruh serigala liar.
"Hem ... Hanya tersisa kalian?"
Ucapku sembari menatap ke arah serigala yang masih hidup.
"Baiklah akan ku akhiri ini!"
Aku mulai berlari dengan cepat ke arah serigala yang tersisa. Akan tetapi saat aku hendak menyerang mereka kemudian dari arah samping muncul sebuah cakar besar.
Karena reflek ku yang kurang cepat serangan tersebut mengenai diriku dan menghempaskan aku dengan cukup kuat.
"Kugh ... Si-sial apa apan itu?"
Aku mulai bangkit dari posisi ku saat ini.
Lalu saat aku menoleh ke arah depan, aku baru menyadari jika makhluk yang menyerang ku barusan berbeda dari serigala lainya.
"Wah, bukankah ukurannya jauh lebih besar dari yang lain."
Serigala yang muncul di depan ku saat ini adalah seekor fang wolf, fang wolf adalah ras lanjutan dari seekor wolf biasa.
Ukuran mereka jauh lebih besar dan mereka jauh lebih kuat. Bukan hanya itu fang wolf juga mampu menggunakan sihir elemen angin.
"Harap berhati-hati host, saat ini anda sedang melawan fang wolf yang mampu menggunakan sihir!"
"Yah terimakasih atas peringatan nya!"
Aku mulai memasang kembali posisi siaga ku, mengingat apa yang sistem katakan.
Itu artinya posisi ku saat ini sedikit tidak menguntungkan, meski aku adalah seorang Archdemon.
Aku sama sekali tidak memiliki pengalaman tempur, di karena kan kehidupan sebelumnya aku hanyalah warga biasa.
Fang wolf tersebut mulai menggaung dan membuat semua wolf yang tersisa mulai berkumpul dan bersiap menyerang diriku.
Dengan tatapan yang percaya diri para serigala lainya mulai berlari ke arahku dan bersiap menerkam diriku.
Aku yang menyadari hal tersebut mulai menggunakan demonic battle suit dengan cara yang efektif.
Aku membuat sebuah benang benang kecil yang sangat tajam dan kuat di berbagai arah, hal tersebut sangat efektif untuk mengalahkan para serigala.
Saat mereka berlari dengan kecepatan tinggi, mereka tidak menyadari jika tubuh mereka tengah tersayat sebuah benang setajam sebuah silet.
Dan di saat mereka tersadar tubuh mereka sudah terpotong potong menjadi beberapa bagian.
"Yah aku pernah lihat hal ini di beberapa film action, tidak ku sangka ini efektif."
Ucap diriku sembari menyeringai dan menatap ke arah para serigala.
Lalu sebuah serangan dengan cepat menghancurkan benang benang yang aku ciptakan.
Serangan itu berasal dari fang wolf yang menggunakan kemampuan element nya untuk memutuskan benang benangku.
"Hahaha ... Kau cukup pintar kan!"
Aku langsung berlari menuju ke arah fang wolf tersebut dengan cepat.
Fang wolf yang melihat hal tersebut mulai melompat dan menerjang ke arah ku dengan sangat cepat.
Cakar dan pedangku yang bertemu satu sama lain membuat efek percikan api, di saat momen itu.
Aku memanfaatkan hal tersebut untuk membuat duri duri dari demonic battle suit milikku.
"Yo ... Kenapa kau melompat mundur?"
Fang wolf yang berhasil menghindari serangan tersembunyi ku mulai mengerang karena kesal.
Gertakan giginya terdengar sangat jelas olehku seakan itu menandakan bahwa dia sangat ingin membunuh diriku.
End Of Chapter 03.