Chereads / My second life become a demon / Chapter 4 - chapter 04.

Chapter 4 - chapter 04.

Dengan mudah nya fang wolf yang berada di hadapan ku ini menghindari serangan kejutan yang aku layangkan.

Lalu kami mulai beradu serangan kembali, ketika pedang dan cakar bertemu percikan api mulai terlihat.

Setelah beberapa kali kami saling melancarkan serangan, akhirnya fang wolf mulai menggunakan sihir elemen anginya.

Sebuah serangan yang tidak terlihat oleh mata telanjang menuju ke arah ku, sebuah serangan sihir yang bernama air Blade.

Terus mengarah kepadaku dan tak sedikit yang menggores diriku dengan kuat.

"Kugh ... Serigala ini terlalu keras kepala, sistem apakah tidak ada cara untuk mengalihkan dia untuk beberapa saat?"

Tanyaku yang terengah-engah setelah mencoba untuk menghindari serangan yang serigala itu lancarkan.

"Ada, host bisa menggunakan aura intimidasi untuk membuat monster ketakutan dalam sementara waktu."

"Bagus ... Kenapa tidak bilang dari tadi."

Sambil tersenyum aku mulai mengaktifkan aura intimidasi yang di katakan oleh sistem.

Lalu kemudia angin kencang mulai menerpa seluruh area di sekitar diriku, dan fang wolf yang merasakan adanya bahaya tubuhnya langsung bergetar ketakutan.

Sebuah bayangan hitam yang keluar bersamaan dengan saat aku mengaktifkan aura intimidasi, membuat sang fang wolf terdiam.

Memanfaatkan momen tersebut aku mulai berlari ke arah fang wolf dan melompat, karena terkena efek fear aku berhasil mendaratkan serangan fatal ke mata kanan fang wolf.

Geraman yang di sebabkan oleh rasa sakit karena serangan ku membuat fang wolf menjadi sangat marah.

"Hahaha ... Seekor binatang tidak seharusnya melawan makhluk yang memiliki akal!"

Teriak diriku yang dengan cepat melancarkan serangan ke arah fang wolf.

Aku mencoba mengubah pedang ku menjadi sebuah tombak dan melemparkannya ke arah fang wolf dengan sekuat tenaga.

"Rasakan ini!"

Dengan cepat tombak tersebut melayang ke arah kepala fang wolf dengan kecapatan tinggi, akan tetapi.

"A-apa ... Si-siapa kau?"

Tombak tersebut di tahan oleh seseorang yang tidak ku ketahui indentitasnya, pria misterius itu menahan sebuah tombak yang melayang dengan kecepatan tinggi dengan sebuah jari kelingking.

"Hoho ... Kau benar benar merusak rencana sang dark monarch!"

Satu kata yang keluar dari mulutnya, membuat diriku langsung bergidik ketakutan seakan nyawaku sedang dalam bahaya.

"Bahaya, host di sarankan untuk kabur sejauh mungkin!"

"Huh?"

Apa yang di katakan oleh sistem membuat aku yakin jika pria yang ada di depanku bukanlah orang sembarangan.

"Kugh ... Aku tidak tahu siapa kau, tetapi apa yang kau lakukan serigala itu mencoba menyerang sebuah desa!"

Dengan keringat yang mulai menetes melalui beberapa bagian tubuh, aku mulai memasang kuda kuda untuk menyerang pria tersebut.

Dia yang mendengar itu langsung tersenyum menyeringai dan berkata.

"Kau membunuh semua wolf yang hampir berevolusi, dan juga merusak rencana tuanku. sebenarnya aku ingin sekali membunuhmu, tetapi sepertinya orang yang mendukung di belakang mu terlalu berbahaya."

Dia tersenyum sambil menjentikkan jarinya, kemudian sebuah asap merah mengelilingi tubuhku, yang membuat nafasku menjadi sesak.

"Kugh..."

"Bahaya, host di sarankan segera pergi dari sini!"

Saat mendengar apa yang di katakan sistem aku sudah tidak mampu menggerakkan tubuhku lagi, lalu secara perlahan tubuhku mulai kehilangan kesadaran.

"Baiklah, kali ini aku lepaskan kau!"

Ungkap pria misterius itu yang menghilang tanpa jejak, dengan sedikit kesadaran yang masih tersisa.

Aku mulai berjalan menyusuri hutan untuk mencari tempat persembunyian, akan tetapi setelah beberapa saat aku berjalan aku mulai kehilangan kesadaran dan pingsan.

Di saat aku tak sadarkan diri seseorang membawaku pindah ke suatu tempat, dan saat aku terbangun.

"Huh ... Dimana ini?"

Saat membuka mata aku melihat sebuah atap yang terbuat dari jerami dan kayu, dan saat aku bangun.

"Ah kau sudah sadar!"

Terdengar suara seorang wanita yang sedang berbicara kepadaku. Lalu aku menoleh ke arahnya, dan disitulah aku mendapat pemandangan luar biasa.

"E-elf!"

Teriak diriku yang terkejut dengan sangat kencang, bahkan nona elf tersebut sangat terkejut dengan apa yang aku lakukan.

Elf adalah salah satu ras humanoid yang tinggal di daerah hutan. Mereka biasanya hidup berkelompok.

Meski elf hidup di hutan Mereka bisa dikatakan ras yang cukup ramah, selama kau tidak menunjukkan sikap bermusuhan.

"Jadi begitu, kau membawaku ke rumahmu dan merawat diriku saat aku tak sadarkan diri."

"Ya itu benar kau sudah pingsan hampir 3 hari, itu membuatku sedikit khawatir."

Sontak secara mengejutkan nona elf tersebut menempalkan kening nya ke keningku.

"E-eh?"

Wajahku langsung memerah saat itu, bagaimana tidak aku sudah menjomblo selama 23 tahun di kehidupan sebelumnya.

Dan secara tiba tiba, seorang wanita cantik beraset besar melakukan hal itu kepadaku.

"Ah ... Maaf membuat dirimu terkejut, sepertinya demam yang kau alami sudah mereda."

Dia tersenyum setelah melakukan itu, lalu waktu berlalu dan aku saat ini tengah berada di sebuah aula tempat ketua suku elf tinggal.

"Maaf telah merepotkan kalian, dan aku sangat berterima kasih banyak karena telah merawatku."

Beberapa dari mereka terlihat khawatir saat melihat ku, akan tetapi aku mencoba bersikap tenang dan ramah di depan mereka.

"Yah ... Itu tidak masalah, karena yang merawat mu adalah gadis yang bernama siren kami hanya mengizinkan kau untuk tinggal di kediamannya saat kau pingsan."

Kecantikan dan ketampanan para elf membuat mereka kadang di buru oleh para manusia untuk di jadikan budak.

Jadi wajar saja jika mereka sangat waspada kepada siapapun, meski sifat mereka cukup ramah tidak menutup kemungkinan merekam akan berubah tergantung situasi.

"Lalu apa yang terjadi kepada mu? Bukan kah kau adalah seorang Archdemon mengapa kau bisa pingsan seperti itu."

Tanya sang kepala suku kepadaku, aku langsung menjelaskan apa yang terjadi sebelum.

"Aku berniat pergi kekaisaran, dan malah bertemu dengan orang misterius itu."

Ungkap ku kepada sang ketua suku.

"Kalau begitu bisakah kau membantu suku kami?"

Pertanyaan yang di berikan oleh sang kepala suku membuat diriku sedikit bimbang, karena aku bahkan tidak tahu apa yang dia inginkan.

"Ya ... Tentu saja anggap sebagai balas Budi!"

Dan aku malah melakukan hal itu tanpa berpikir.

"Terimakasih banyak karena menerima permintaan dari kami, kami juga berencana pergi kekaisaran untuk membeli beberapa bahan pangan."

"Huh ... Apa kalian biasa melakukan ini?"

"Ya, akan tetapi akhir akhir ini para bandit sering muncul dan menyerang orang orang yang menuju kekaisaran."

Aku mulai mengerti apa yang di inginkan oleh kepala suku, bisa dibilang dia menginginkan diriku untuk menjaga para elf menuju kekaisaran.

Meski ragu karena aku sudah menerima permintaan dari ketua suku tersebut terpaksa aku harus melakukannya.

Setelah itu di sore harinya, aku dan nona Siren berjalan di dalam hutan menuju ke sebuah danau.

Pemandangan yang sangat indah dari danau tersebut seakan membuat tubuhku pulih sepenuhnya.

End Of Chapter 04.