Chereads / Avalon Multiverse. / Chapter 5 - Chapter 4 : kilas masa lalu dan pertarungan, Bagian 1.

Chapter 5 - Chapter 4 : kilas masa lalu dan pertarungan, Bagian 1.

Keduanya sama-sama mengambil posisi. 'Sepertinya, aku akan menggunakan sword of clous nanti. Setelah aku mengetahui kekuatan Satou!' Gumam Arthur yang mewaspadai Satou.

"Hebat, aku bisa merasakan sensasi bertarung yang seru. Sepertinya, aku akan kembali seperti dulu!" Gumam Satou

1.000 Tahun lalu, dimasa peperangan. Dan didunia yang ditempati Satou, terjadi peperangan hebat antara dunianya dan dunia lainnya, pertarungan itu terjadi sangat lama karena dewa yang menjaga setiap dunialah yang turun tangan dalam peperangan itu. Dalam pertarungan tersebut, terlihat seorang pria yang berjuang mati-matian demi melindungi prajuritnya dan Satou. Mereka terlihat mirip, karena sama-sama memiliki rambut yang berwarna putih.

"Sialan! Aku malah mengingatnya, itu adalah momen penting yang tidak bisa kulupakan dalam hidupku. Satu-satunya orang yang ku sayangi, tewas begitu saja dalam pertempuran itu." Gumam Satou dengan ekspresi sedihnya.

"Satou, Satou! Jangan diam saja, kita harus menyelamatkan orang-orang. Ini terjadi terlalu mendadak, aku akan menggunakan Authorityku sedangkan kau mengevakuasi orang-orang dan membantuku setelah itu." Ucap orang tersebut kepada Satou.

"Baik kak, berhati-hatilah. Aku akan membantumu nanti." Balas Satou kepada orang tersebut yang merupakan kakaknya.

Mereka pun berpisah, orang tersebut langsung melawan banyak sekali musuhnya. Dia bertarung sendiri, dewa-dewa itu beraliansi untuk membunuh kakak Satou. "Aku tidak mungkin menang, kalau melawan 4 dewa aku bisa mengatasinya. Tetapi ini, aku harus melawan 9 dewa sekaligus, sepertinya aku harus menggunakan potensi penuh dari authorityku." Gumam kakak Satou dengan ekspresi tidak yakinnya.

Disisi lain, Satou sedang mengevakuasi orang-orang dan menyuruh mereka masuk kedalam portal yang sudah dia ciptakan. "Semuanya cepat, kalian harus mengevakuasi diri!" Ucap Satou kepada orang-orang. "Bersabarlah, kak Shin. Aku pasti akan membantumu dengan segera!" Ucap Satou.

Satou dengan cepat langsung pergi ketempat kakaknya.

Tapi, setelah dia pergi ketempat kakaknya. Ekspresi sedih terpancar dari wajah Satou. "Ka—kakak!" Teriak Satou yang terkejut. Air mata tidak bisa ditahan oleh Satou, Shin dalam kondisi kritis! Saat ini, yang tersisa hanyalah bagian atas Shin. Dia, telah kalah. Dia terpapar lemah ditanah, tidak bisa melakukan apa-apa.

Dengan tangisannya, dia menatap dewa yang tersisa. Karena sudah membuat kakaknya menjadi seperti ini, tatapannya kosong, dia menatap dewa yang tersisa. "Ku hancurkan kalian!" Teriak Satou dengan marah.

Dengan kekuatannya yang tersisa, Shin membawa Satou kedalam dimensi kehampaan.

"S—satou!" Gumam shin dengan tenaga yang tersisa, dan mulut yang banjir darah.

"Kak Shin, kenapa ini terjadi!" Ucap Satou yang menangis."A–ku, seharusnya membantumu terlebih dahulu. Kalau aku melakukan hal tersebut, kondisimu tidak akan seperti ini." Gumam Satou yang merasa sangat bersalah.

"Kenapa kau berkata seperti itu, Satou. Sudah menjadi kewajiban kita untuk memprioritaskan keselamatan orang-orang, itulah yang sudah diajarkan oleh Keluarga Crimson, kau tidak perlu merasa sedih. Sudah menjadi kewajiban kita untuk menyelamatkan orang-orang. Aku, mati dengan cara yang terhormat, aku bangga dengan ini." Ucap Shin. "Kau harus bisa menggunakan authority, gunakan itu untuk melindungi orang-orang, tidak. Semesta ini! Kau harus bisa menjaganya. Aku bangga padamu, Satou!" Kata-kata terakhir dan keinginan terakhir yang keluar dari mulut Shin, sampai pada akhirnya, dia menghembuskan nafas terakhirnya. Dia tewas dengan senyumannya.

Air mata Satou tidak bisa berhenti berceceran, dia merasakan sakitnya kehilangan orang yang dia sayangi. "Ka—kak! Selamat jalan, semoga kau tenang disana!" Ucap Satou yang mengucapkan selamat jalan kepada Shin.

Dia mengambil sebuah kain, dia mengingatkan kain itu dimatanya. "Munculah Excalibur!!!!!" Teriak Satou dengan keras memanggil senjatanya. "Kakak, izinkan aku mengambil authoritymu!" Ucap Satou yang langsung mengambil authority Shin, dan dia langsung keluar dari dimensi tersebut.

"Lihat, lihatlah aku. Brengsek!!!" Teriak Satou ke para dewa itu. "Aku akan membalas apa yang sudah kalian perbuat pada kakakku, nyawa dibalas nyawa!" Ucap Satou yang mengarahkan Excaliburnya kearah para dewa yang tersisa. Dia langsung melepaskan Auranya, yang dia tahan, aura itu menyelimuti alam semesta. aura hitam, aura yang memancarkan kebencian dan kemarahan. Pergerakan mahluk-mahluk yang ada dialam semesta berhenti tidak ada yang bisa bergerak. Inilah aura Satou, semua mahluk terdiam.

"Apa yang kau lakukan?" tanya salah satu dewa disana.

"Aku hanya melepaskan auraku, aura ku memiliki benefit untuk membuat pergerakan orang yang terkenanya berhenti, dan tidak akan bisa bergerak. Lalu, mereka semua menerima informasi yang tak terbatas dan masuk kedalam pikiran mereka, hal ini membuat mereka tidak akan bisa berpikir, bahkan untuk bergerak saja tidak bisa. Informasi ini akan langsung menghancurkan otak mereka. Walaupun begitu, aku tidak mengeluarkan kemampuan lainnya dari kemampuanku, ini sudah lebih dari cukup untuk menghangatkan sampah-sampah seperti kalian!" Jawab Satou dengan dingin.

Para dewa yang mendengar itu hanya diam, dan mereka mulai melancarkan serangan mereka. Tetapi, saat serangan itu dilancarkan, semuanya tiba-tiba berhenti. Mahluk hidup, bahkan dewa, semua yang ada dialam semesta itu berhenti bergerak.

"Inilah kemampuan unikku. Dapat menghentikan waktu saat diserang, serangan apapun yang datang akan langsung berhenti seketika." Gumam Satou.

Setelah berkata seperti itu, dia langsung menjentikan tangannya. Semuanya kembali bergerak, dewa-dewa itu kebingungan. Salah satu dewa disana, yang merupakan dewa kematian langsung menebas Satou dengan pedangnya, sebelum pedang tersebut menebasnya sebuah kata keluar dari mulut Satou. "Mati!" Ucap Satou, dengan sekejap dewa tersebut sudah terkapar tidak berdaya.

"Dewa kematian telah sepenuhnya mati, entah bagaimana hal ini bisa terjadi. Dia itu dewa yang konsep kematiannya tidak ada dari awal, dan dia sudah melampaui kematian, tapi kenapa dia bisa mati?" Tanya salah satu dewa disana.

"Kau mau tau? Biar kuberi tau sedikit, kemampuanku bisa membunuh mahluk secara instan. Tidak peduli mahluk itu tidak bisa mati, kalau berani menyerang ku maka dia akan mati!" Jawab Satou. "Aku bisa membunuh mahluk hanya dengan kata-kata, itulah teknikku . Selanjutnya, kalian!" Ucap Satou. Dia langsung mengangkat tangannya yang sedang memegang Excalibur, dia juga menambahkan kemampuan pada auranya sehingga menjadi lebih kuat.

Dewa tersebut mulai merasakan hal yang aneh, mereka semua mulai ketakutan saat Satou menambahkan kemampuan pada auranya. Para dewa ingin pergi, tapi tidak bisa, mereka sudah terkena aura Satou dari awal dan membuat mereka tidak bisa bergerak sama sekali. Mereka ketakutan dan mulai menjerit.

"Heh! Ini aneh, setauku dewa tidak diberkahi pikiran. Otomatis mereka tidak memiliki emosi ataupun kepribadian, kenapa mereka malah takut, padahal aku cuma menambahkan sedikit kemampuanku ke auraku. Ya sudahlah, ini kesempatan emas!" Ucap Satou yang masih agak bingung. "Hancurkan mereka, Excalibur!" Satou melancarkan serangannya dari Excalibur. Kemampuan dari Excalibur memungkinkan Satou untuk menghapus keberadaan seseorang dari realitas, menghapus seseorang sampai akar-akarnya. Dan membuat informasi target hilang dari Realitas sepenuhnya.

Para dewa yang terkena tebasan tersebut, langsung lenyap begitu saja. "Rasakan itu, kalian harus meminta maaf pada kakakku disana." Gumam Satou. "Banyak sekali kehancuran yang terjadi, sepertinya aku bisa menggunakan Authorityku untuk memperbaiki kehancuran ini." Ucap Satou. Dia langsung terbang, dan menggunakan authority untuk memperbaiki semuanya. Dalam sekejap, semuanya kembali seperti normal. "Yah, tidak ada spesialnya. Aku hanya menciptakannya kembali." Gumam Satou. dia membuka portal dan orang-orang keluar dari portal tersebut.

Satou melepaskan penutup matanya. "Semuanya, kakakku Shin Crimson. Telah tiada, karena peperangan ini, oleh karena itu aku mohon agar tidak ada lagi peperangan. Agar tidak ada korban jiwa, kalian pasti merasa sedih kalau kehilangan orang yang kalian sayangi." Ucap Satou kepada semua orang.

Orang-orang yang mengetahui hal itu sangatlah terkejut dan sedih, karena orang yang menjadi pelindung sekaligus dewa dunia mereka telah tiada. Mereka menangis, tidak bisa membendung air matanya. Mereka memberikan ucapan selamat tinggal bagi dewa mereka, Shin Crimson.

Dimasa sekarang. Arthur kebingungan karena Satou hanya diam sembari mengambil kuda-kuda. "Ada apa? Katanya ingin bertarung." Gumam Arthur.

"Ah tidak, tidak apa-apa. Hanya mengingat masa lalu." Jawab Satou. "Kalau begitu, ayo mulai!" Ucap Satou.

Mereka berdua berlari kearah satu sama lain, mengepalkan tangan mereka. Bersiap meluncurkan tinjunya masing-masing.

Mereka terkena tinjuan satu sama lain. Mereka melompat, dan tetap saling berhadapan, Satou langsung mengeluarkan auranya.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Arthur. "Berbahaya menggunakan Aura disini, orang-orang bisa terkena dampaknya." Ucap Arthur dengan kesal.

"Kau masih belum sadar? Aku tau kalau aku menggunakan auraku, orang-orang akan terkena dampaknya." Jawaban Satou dengan santai.

"A–pa?" Tanya Arthur dengan kaget. Dia mengerutkan keningnya, dia menyadari bahwa ini adalah ruang yang berbeda. "Dimana kita?!" Tanya Arthur.

"Sedari awal, saat kita pergi kesini. Kita sudah masuk kedalam dimensiku, ini akan aktif jika aku akan bertarung, dan kondisi kita saat ini sedang bertarung. Teknikku, mampu mereplika dunia sebelumnya, yang kau lihat ini adalah kenyataan. Aku menciptakan dimensi, dengan jutaan bintang didalamnya. Karena itulah kau tidak sadar dengan tempatmu saat ini, karena sama persis dengan dunia sebelumnya." Jawab Satou. "Oh ya, aku sudah melepaskan auraku. Tetapi tidak terjadi apa-apa kepadamu, bisa kau jelaskan apa yang terjadi?" Ucap Satou yang kembali bertanya.

"Ini adalah kemampuanku, adaptasi tingkat sempurna. Aku bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan, aku juga bisa beradaptasi dengan seranganmu. Saat aku diserang, secara otomatis aku memiliki kekebalan terhadap serangan yang dilancarkan. Contohnya, kemampuan dari auramu, saat kau melepaskannya aku sudah beradaptasi sehingga kebal terhadap efek sampingnya. Apapun serangannya, aku bisa beradaptasi." Jawab Arthur yang menjelaskan tentang kemampuannya.

"Adaptasi? Itu kemampuan yang hebat, sangat jarang ada yang memiliki kemampuan itu. Ini disebut Great evolution , sebuah kemampuan adaptasi, kemampuan yang memungkinkan orang tersebut beradaptasi dengan kondisi lingkungan, bahkan serangan. Sebuah kemampuan langka yang mustahil didapatkan, kau orang yang langka, dan sepertinya ini akan menjadi Pertarungan yang seru. Baiklah kalau begitu, aku akan menunjukan kapabilitasku!" Ucap Satou dengan penuh semangat. "Datanglah, Excalibur!" Satou memanggil Excaliburnya. Dia mengambil kain hitam dan menutupi matanya, menandakan dia akan serius melawan Arthur.

"Keluarlah, sword of clous." Ucap Arthur yang juga memanggil senjatanya. Dan dia mengarahkannya kepada Satou.

Keduanya sama-sama saling mengarahkan senjatanya, mereka melalukan tebasan kearah satu sama lain dan secara tiba-tiba pergerakan yang ada didunia itu berhenti sepenuhny, tetapi tidak dengan Arthur. Mereka tidak menghindarinya, mereka seperti sengaja agar bisa melihat efek samping dari senjata masing-masing. Namun, setelah terkena tebasan Excalibur Satou, Arthur menghilang begitu saja. Begitu juga dengan Satou, tubuhnya terbelah akibat tebasan Arthur tetapi dia bisa beregenerasi kembali. Walaupun mereka bertarung diwaktu berhenti itu tidak menjadi masalah bagi mereka berdua.

Dia tidak menyadari kehadiran Arthur yang ada dibelakangnya, dan dia sekali lagi terkena tebasan Arthur. Tetapi dia pulih kembali. 'Waktu didunia ini berhenti, sepertinya ini karena aku menyerangnya tadi.' Gumam Arthur.

"Aku tidak menyangka, kau bisa kembali lagi setelah terkena tebasanku terlebih lagi masih bisa bergerak disaat waktu sudah berhenti." Ucap Satou.

"Ya, aku benar-benar tidak menyangka kalau teknik adaptasiku bisa diabaikan oleh pedang itu. Namanya, Excalibur. Kan?" Tanya Arthur.

"Ya, pedang dengan berbagai kemampuan. Tergantung pada kemampuan yang dimiliki lawannya, dia bisa menentukan kelemahan orang tersebut, walaupun begitu kau masih tetap hidup. Perkataan dewa pengetahuan itu benar adanya mengenai dirimu. Hebat!" Ucap Satou yang kegirangan. 'Sepertinya, aku harus menggunakannya.' Gumam Satou.

Arthur kembali menebas Satou yang saat itu sedang diam. Dia menebasnya, dan membuat Satou kembali terbelah. "Argghh, authorityku tidak bekerja?! Seharusnya itu mengubah Realitas dan memantulkan tebasan pedang tersebut saat aku terkena serangan. Kenapa tidak berbalik!" Ucap Satou yang bingung dengan mulut yang sudah keluar darah. "Jadi, inikah kemampuan beradaptasi tingkat tinggi? Sepertinya aku harus menggunakan Excalibur lagi!" Ucap Satou. Dia menebaskan pedangnya kearah Arthur, Arthur kembali lenyap. Tetapi tidak lama setelah itu, dia beregenerasi kembali. "Excalibur memang bisa mengabaikan adaptasinya, tetapi untuk membunuhnya belum bisa. Dia menang tidak akan mati selama Weandrly dan kekosongan tidak hancur. Ini hebat!" Ucap Satou yang merasa senang.

Arthur mulai mengeluarkan auranya, mereka berdua terlihat bersemangat. aura mereka tidak memberikan efek satu sama lain, aura yang menyelimuti dunia, ruang dimensi yang diciptakan oleh Satou dipenuhi dengan aura Satou dan Arthur.

Arthur mulai bergerak maju, dia melancarkan serangan secara beruntun. Dia mencari celah, Satou sedikit lengah, dia terkena pukulan Arthur. Pukulan itu menghempaskan Satou keluar angkasa, Arthur berteleportasi keluar angkasa mengikuti Satou yang terhempas, saat ingin menyerang lagi tiba-tiba Satou menghilang. Dia sudah berada diatas Arthur, Arthur mengejarnya dan mereka kembali bertarung, tebasan demi tebasan mereka lancarkan. Keduanya terluka, tetapi masih bisa beregenerasi, sampai Satou menebas Arthur tetapi tidak mengenainya dan tebasan itu menghancurkan beberapa bintang dibelakangnya.

Arthur juga membalas tebasan itu dengan menebas Satou, tapi Satou berhasil menghindarinya dan serangan yang dilancarkan oleh Arthur menghancurkan matahari dibelakangnya. Arthur kembali menebas, serangan itu tidak bisa dihindari oleh Satou dan dia terkena serangan itu, walaupun sudah terkena tebasan itu dia masih baik-baik. Satou langsung berteleportasi kedepan Arthur, dia menebas Arthur, mustahil bagi Arthur untuk menghindari serangan itu. Serangan itu juga tidak melukai Arthur, mereka berdua sama-sama memberikan senyumannya.