Mereka berdua saling jual beli serangan, dan serangan itu sama-sama tidak melukai keduanya.
Mereka terlihat sangat menikmati pertarungan yang dashyat itu, tidak peduli dampaknya karena disitu tidak ada satupun orang yang bisa menghentikan pertarungan keduanya.
"Ini pertama kalinya aku melawan Weandrly, kau sangat menghiburku. Hahahahahah." Ucap Satou sembari tertawa dan sangat senang. 'Aku akan menggunakannya lagi!' Gumam Satou dalam hatinya.
"Ya, aku juga merasakan hal yang sama. Kau hebat, ini pertama kalinya aku melawan orang yang kuat seperti dirimu. Satou!" Teriak Arthur dengan senang.
Satou dengan sendirinya, tiba-tiba sudah berada ditempat awal mereka bertarung. "A–apa? Tadi aku sudah menggunakan kemampuanku untuk memindahkannya kesini, kenapa tidak berhasil?" Ucap Satou yang kaget. "Padahal ini teknik yang sama, ku gunakan untuk memindahkan dia kedimensi ini." Gumam Satou yang masih kaget.
Menyadari Satou tidak berada dihadapannya, Arthur berteleportasi dengan cepat ketempat awal dan bertemu dengan Satou. "Ada apa? Apakah sudah berakhir?" Tanya Satou.
"Tidak, aku ingin memindahkanmu tapi tidak bisa. Sedangkan tadi aku bisa memindahkanmu kedalam dimensi ku. Apa yang terjadi?" Gumam Satou yang kembali bertanya.
"Oh itu ya, sepertinya belum ku jelaskan. adaptasiku, akan aktif ketika aku bertarung, dan tadi saat kamu memindahkanku kondisi kita belum bertarung jadi adaptasiku belum aktif." Jawab Arthur.
"Begitu ya. Bagus, ini akan menjadi lebih menarik." Gumam Satou dengan semangat.
Sebuah pelindung kecil muncul, pelindung yang terlihat seperti kaca menyelimuti tubuh Arthur dan ada bola kecil merah diatas kepala Arthur.
'Apa ini?' Tanya Arthur dalam hatinya.
"Hancurlah!" Ucap Satou.
Arthur yang mendengar itu menjadi bingung, karena tidak terjadi apapun kepada dirinya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Arthur.
"Aku menggunakan authorityku untuk membuat pelindung itu, aku menggunakannya untuk merekonstruksimu menjadi bagian-bagian kecil, lalu berubah menjadi abu. Dan bola merah diatas itu berfungsi untuk menyerap mu yang sudah menjadi abu, dan menambahkan potensi Excaliburku. Tapi tidak berhasil." Jawab Satou dengan sedikit kesal. "Sepertinya aku belum memberitahu tentang kemampuanku yang ini, ini ku beri ini *Great overwrite*. Sebuah kemampuan untuk membuat kemampuanku yang lain semakin kuat, lebih kuat dari pada kekuatan dibatas normalnya, cara kerjanya simpel, ini menggabungkan kekuatan yang sama dan membuatnya menjadi lebih kuat. Simpelnya, ini menimpa kemampuanku dan menghasilkan kemampuan yang lebih kuat dan jarak yang lebih jauh dari biasanya. Aku baru membuka kemampuan ini setelah aku menggunakan authorityku." Jawab Satou dengan menjelaskan kemampuan yang baru ia buka.
"Begitu ya, itu kemampuan yang sangat bagus karena bisa menimpa kemampuan dengan kemampuan yang lain agar menghasilkan kemampuan yang 2× lipat lebih baik dari biasanya. Aku ingin menguji sejauh mana adaptasiku bisa bertahan melawan kemampuanmu ini!" Ucap Arthur dengan senang.
Kemampuan beradaptasi dan kemampuan timpa-menimpa saling diadu, kemampuan yang saling mengcounter satu sama lain.
"Lagi!Lagi!Lagi!Lagi!Lagi!Lagi" Teriak Satou.
Dilain sisi, Arthur dengan adaptasinya masih baik-baik saja menghadapi kemampuan timpa-menimpa Satou.
"Kau menimpa kekuatanmu 6× lipat, pelindung ini juga semakin besar. Seharusnya cukup untuk menutupi sebuah negara, kemampuanmu bukan sembarang kemampuan, dan adaptasiku juga hebat. Meskipun kau sudah menimpa nya dan membuatnya menjadi 6× lipat lebih kuat, adaptasiku masih bisa bertahan, sudah ku bilang kalau adaptasiku ini memberikan ku kekebalan saat diserang." Ucap Arthur dengan senyumnya.
"Aku tau itu, kau pasti mampu beradaptasi walaupun aku sudah menggunakan kemampuanku. Tapi, aku tidak sebodoh itu." Gumam Satou, lalu dia menebas Arthur dengan Excaliburnya dan itu berhasil membuat Arthur terekontruksi. Tubuhnya berubah menjadi bagian kecil, lalu menjadi abu dan diserap oleh bola merah itu.
Tetapi, Arthur kembali muncul dihadapan Satou. Dia kembali dengan tatapan seriusnya, Arthur menatap Satou dengan tatapan kesalnya.
Arthur menjentikan jarinya, terjadi gempa di tempat itu. Tiba-tiba muncul patung-patung es dengan jumlah yang sangat banyak, ribuan, bahkan jutaan patung-patung es yang menyerupai Arthur muncul. Arthur menciptakan mereka semua hanya dengan jentikan jari.
"Serang dia!" Ucap Arthur.
Semua patung-patung itu melancarkan serangannya kepada Satou, serangan itu berupa pedang es, dan bola es yang langsung membekukan sekitar situ. Tetapi, Satou dengan cepat menghindari semua serangan yang dilancarkan itu, patung-patung itu tidak bergerak sama sekali mereka hanya bisa menyerang.
"Mereka tidak bergerak, sudah jelas gerakan mereka terhenti karena auraku. Ini sangat membantu, karena mereka hanya bisa menyerang." Ucap Satou.
"Apakah begitu?" Gumam Arthur yang tiba-tiba muncul dari belakang.
Dia melancarkan serangannya, dan membuat Satou terpental jauh dan menghancurkan sebuah gunung. Dia menggunakan patung-patung itu hanya sebagai pengalihan untuk menyerang Satou.
"Bekulah!" Teriak Arthur dengan kesal, lonjakan aura itu membuat semuanya membeku. Hampir menyelimuti dunia itu.
Meskipun sudah membeku, tetapi Satou masih baik-baik saja. "Tak kusangka kau mampu melakukan ini, kau memanfaatkan patung-patung itu sebagai umpan. Hebat, Arthur." Ucap Satou yang kagum.
Lalu, Satou dengan cepat langsung melesat kearah Arthur. Dan melayangkan pukulannya tepat diperut Arthur dan membuat Arthur terpental, dalam kondisi terpental itu Satou dengan cepat langsung berada dihadapan Arthur.
"Matilah!" Ucap Satou kepada Arthur.
Setelah Arthur terjatuh ketanah, Satou tersenyum. Seolah-olah dia yakin Arthur sudah mati dan ingin pergi ke dunia awal.
"Kemana kau ingin pergi?" Tanya Arthur dari belakang yang tiba-tiba berdiri. "Pertarungan kita belum selesai kan, kenapa kau malah ingin pergi." Gumam Arthur.
"A–apaan ini! Aku yakin kau sudah mati, ini adalah kemampuan yang mampu membunuh dewa kematian. Walaupun sudah tidak terikat konsep kematian, seharusnya itu sama dengan mu karena sudah melampaui konsep kematian itu sendiri. Kenapa kau masih hidup, Arthur?!" Tanya Satou dengan kesal.
"Dewa kematian? Jangan samakan aku dengannya, terikat atau tidaknya dengan kematian. Aku tetap tidak akan bisa mati!" Jawab Arthur.
Satou menatapnya dengan marah, "Sialan!!" Teriak Satou dengan keras. "Apakah aku harus menghilangkan kekuatannya?" Gumam Satou. "Baiklah kalau begitu, akan ku lakukan." Ucap Satou.
"Menghilangkan kekuatanku? Coba saja kalau bisa!" Jawab Arthur dengan semangat.
"Lenyapkan kekuatannya, authority!" Teriak Satou dengan menggunakan Authoritynya.
Tetapi, hal itu tidak membuahkan hasil. Aura milik Arthur tidak menghilang sama sekali.
"Tambah! Tambah! Tambah! Tambah lagi! Lagi! Lagi! Lagiiiiiii!" Teriak Satou. "Sial, aku sudah menimpanya sebanyak 23×. Itu sudah membatalkan penyaluran energy melalui core, kenapa masih tidak berpengaruh? Apa adaptasinya memang sekuat itu?" Gumam Satou.
"Kenapa kau bersikeras melakukan hal tersebut kalau sudah tau tidak akan berguna. Meniadakan kekuatanku? Hah, jangan terlalu berharap." Jawab Arthur. "Core ku, itu core kekosongan, tidak! Lebih kosong dari kekosongan. Tidak mengalirkan energy sihir sedikitpun, bahkan kehidupan, jiwa, dan pikiran. Tidak mengalir dalam coreku karena bersifat kosong. Aku bisa menggunakan sihir, itu karena kehendakku sendiri. Bukan karena core. Coreku, hanya pelengkap untuk membuat wujud kekosonganku sempurna, tapi aku tidak bisa menggunakannya sekarang." Ucap Arthur yang menjelaskan corenya.
Selesai berbicara itu, Satou langsung berada dihadapan Arthur dan sekali lagi memukulnya tepat diperutnya. Arthur membalas pukulan itu, mereka saling jual beli pukulan, dampak dari pukulan mereka mulai menghancurkan gunung, pepohonan. Semuanya menjadi tandus karena jual beli pukulan yang dilakukan keduanya. Sampai pada akhirnya, saat keduanya ingin melancarkan pukulan terakhir mereka sama-sama tumbang. Dimensi itu hancur, mereka kembali ketempat awal yang dipenuhi pegunungan dan hutan-hutan hijau.
Tiba-tiba, ada seseorang dengan rambut putih yang terbang kearah mereka. Itu Auren. "Arthur!" Teriak Auren yang panik melihat Arthur pingsan. "Siapa ini?" Tanya Auren yang melihat Satou pingsan bersama Arthur.
"K–kami tadi bertarung, inilah hasilnya. Tenanglah, dia tidak mati, ini pertarungan antar teman. Arthur, kau temanku. Kamu, jagalah dia, dia itu spesial. Mulai sekarang kau rivalku, Arthur!" Ucap Satou yang bangun dan langsung pergi.
Auren menundukan kepalanya sebentar, lalu menggendong Arthur dan membawanya pergi.