Chereads / savior of lov / Chapter 10 - taruhan konyol

Chapter 10 - taruhan konyol

Alaska menyambar tas lalu keluar dari ruang kelas yang ributnya minta ampun. Bell pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu tapi kelas mereka masih saja penuh dan bising. Saat dirinya hendak pulang ia malah bertemu dengan Galang.

"Hai cantik" 

Alaska mengangkat wajah menatapnya. Tidak ada ekspresi apa apa disana. Galang berjalan di sampingnya dengan tas ransel di pundak kanannya.

"Kenapa?" 

"Pulang bareng yuk" 

"Enggak usah. Aku bisa pulang sendiri"

Galang tersenyum. Di tolak sekali tak akan membuatnya menyerah untuk membujuk apalagi ia sudah tahu watak Alaska yang keras kepala.

"Kamu bisa pulang sendiri kalau aku nggak nawarin. Tapi karena aku sudah nawarin kamu gak berhak nolak" 

Galang tersenyum menunjukkan deretan gigi gigi yang putih. Alaska menghela nafas menghadapi pria itu.

"Kamu bisa pulang sama yang lain. Aku bisa pulang sendiri" 

Alaska tetap menolak dan kini keduanya sudah sampai di parkiran depan.

"Nggak bisa. Kamu pulang tetep sama aku. Ayo" 

Alaska pasrah kemudian mengikuti saja kala Galang malah menarik tangan nya menuju letak mogenya terparkir. Bersamaan dengan itu El lewat bersama kawan se geng nya. 

Ia melihat Galang begitu nekat mendekati Alaska lagi. El teringat malam itu. Dimana ia dan Galang telah bertaruh untuk membuat Alaska jatuh hati. 

Ia tidak ingin ambil pusing. Tapi jika melihat Galang yang setiap hari songong karena bisa dekat dekat dengan Alaska, El geram juga.

"Galang! Siapa tu?" Celetuk Rehan di belakang El.

Galang hanya memamerkan senyum tanpa menjawab lebih tepatnya nyengir.

"Uwihh dapat cewek baru nih. Cantik juga ya" puji Adi yang langsung menghinggap di samping Alaska.

"Heh kutu busuk! Jangan Deket Deket! Masih baru" kesal Galang melihat tingkah Adi.

"Ngerusak e mail gue Luh!" Adi mencebik.

"Anak MIPA 3 ya?" Leo pun mendekat.

"Kenalin aku Leo" ucapnya ramah.

Satu persatu kawan se geng nya bubar dari belakang El. Mereka semua perlahan mendekati arah Galang dan Alaska. El menjadi sangat kesal dengan tingkah teman temannya itu.

"El, barang bagus nih!" Pekik rehan pada El yang masih terdiam di tempatnya berdiri. Alaska melirik padanya dan melihat gelagat nya yang seolah kesal. Lucu juga. Pikirnya.

Galang melihat Alaska yang sedang memperhatikan El. Ia ingin merusak reputasi El di depan Alaska.

"Alaska" 

"Hm?"

Suara Alaska yang lembut menarik minat telinga El sehingga cowok itu kembali melirik kearah gerombolan siswa di parkiran.

"Di antara kami semua menurut mu siapa yang paling ganteng dan manis?" 

Galang mulai membesar besarkan suaranya agar El masih bisa mendengar.

"Di jawab ya" ucapnya lagi.

"Kok nanya aku?"

"Kan cuma kamu cewek yang ada di sini"

"Eh aku nggak tau" Alaska bingung.

"Coba kamu perhatikan baik baik, apakah ada cowok yang lebih tampan dan manis dari pada aku? Kalau ada siapa dia?" Galang memancing.

"Eeee" Alaska melirik El. Tanpa di duga El memalingkan wajahnya dengan senyum kecil karena menurut nya Alaska akan menyebutkan namanya.

"Nggak ada sih, cuma kamu yang paling tampan menurut ku" kata Alaska.

Galang langsung tersenyum sumringah mendengar ucapan Alaska yang terdengar polos. Meski begitu ia dapat membuat El cemburu. 

El mengerucutkan bibirnya. Padahal ia sudah mengira Alaska akan menyebut namanya. Ah sudahlah kenapa El jadi kepedean begini. El mendekati mogenya lalu memakai helm

"Duh puas banget dengernya! Makasih ya Alaska. Kamu juga cantik" Galang berucap dengan suara besar.

"Uwihh, kok bisa kamu terpikat sama Galang? Gimana ceritanya?" Tanya rehan.

"Nggak terpikat, nggak tertarik, cuma menyatakan fakta" 

"Fakta kalau aku ganteng?" 

"Fakta kalau kamu maksa" Alaska berucap dingin. Seketika yang lain tertawa meledek pada Galang. 

Moge El melewati mereka begitu saja membuat kawan se geng nya merutuk kepulangan nya itu. Tanpa basa basi lagi Galang langsung menyalakan sang kuda besi lalu meminta Alaska untuk naik.

"Gess balik duluan ya. Mau pacaran dulu" Galang pamit pada teman temannya ketika Alaska sudah duduk di bonceng. 

Sengaja Galang mempercepat laju motor untuk melampaui target nya. Ia ingin bersanding di atas aspal dengan El lalu membangga banggakan Alaska.

"Alaska, suka es krim nggak?" Pekik Galang ketika mogenya berdampingan dengan El. Cowok di samping hanya fokus pada jalannya meski telinga tetap mendengar suara Suara Galang yang menjengkelkan.

"Suka" 

"Nanti ku beliin ya"

"Boleh"

"Mau yang rasa apa?"

"Rasa apa ya"

"Rasa suka?" 

El mempercepat laju motor nya dengan suara yang nyaring. Kesal juga lama lama lihat Galang dengan segala tingkahnya.

'panaskan lu?' ejek Galang dalam hati begitu El menyambar jalanan.

"Galang!" 

"Ne? Chagiya?"

"Chagiya chagiya pala lu!" Kesal Alaska.

"Hehehe, kenapa?"

"Kenapa kamu melakukan itu?"

"Oh kamu peka juga ya ternyata. Sengaja aja sih biar El- " 

Galang terdiam tak ingin melanjutkan kalimatnya. Ia takut Alaska jadi tersinggung karena ia jadi bahan taruhan nya dengan El. Bisa bisa Alaska ngamuk. Mungkin.

"Kenapa nggak dilanjutkan?" 

"Nggak apa apa. Yuk beli es krim" 

"Aku masih pengen dengar" 

"Nanti saja, kamu juga tahu"

"Nanti ya"

"Iya"

Keduanya singgah untuk membeli es krim. Galang puas puasin memandang cewek itu melahap es krimnya dengan cepat sampai krim nya menempel pada hidung cewek itu.

"Eits" 

Alaska berhenti makan dan melihat Galang ingin menyentuh wajahnya.

"Hmmph mau ngapain?"

"Mau nyium" 

"Heh!!" 

"Hehe nggak dong. Itu ada krim nempel di hidung kamu. Aku bersihin ya?" 

"O-oh iya" 

Alaska diam sampai Galang selesai membersihkan krim di hidung nya. Ketika ia mengangkat wajahnya ia malah melihat El dengan wajah emosi di belakang Galang.

Sejak kapan El berdiri di sana?

El sudah pasti kesal melihat keromantisan mereka. El mendekati lemari pendingin lalu mengambil beberapa kemasan daging ayam yang ternyata sudah bunda nya titipkan. Sayangnya ia lupa dan kembali ke pusat perbelanjaan tapi malah bertemu dengan Galang dan Alaska di sana.

"Al kalau makan jangan buru buru, aku bisa beliin lebih banyak lagi buat kamu kok" 

Galang kembali memancing emosi El.

"Nggak papa, aku kenyang"

"Nggak papa, buat stok" 

"Nggak papa"

"Iya, nggak papa" 

Alaska menatapnya tajam. Bukan El yang jengkel ini mah, malahan Alaska yang naik pitam.

"Kita bisa pulang sekarang kan?" 

"Oke, yuk pulang" 

Keduanya bangkit dari duduk kemudian berjalan beriringan keluar dari sana sementara El masih di kasir untuk membayar barang belanjaan nya.

"Oit oit, tunggu" 

Galang dan Alaska berhenti ketika seorang karyawan mall menghalau jalannya. 

"Ada apa mas?"

"Kalian berdua pasangan kan?" 

Galang dan alaska saling lirik kemudian kembali menatap sang karyawan.

"Iya" "enggak" jawaban yang serempak terdengar namun berbeda-beda satu sama lain.

El tertawa di belakang sana. Menertawakan kebodohan Galang.

"Lah ini yang benar siapa?" 

Karyawan itu terlihat bingung.

"Kita nggak pacaran mas. Kenapa?" 

'sial, pasti El masih di belakang' rutuk Galang dalam hati.

"Oh kirain pacaran. Gini, kita mau kasih hadiah untuk pasangan ke seratus yang keluar masuk mall kami. Tapi kalian bukan pasangan ya?" 

"Emang harus banget yang pasangan ya mas?" 

"Errr nggak juga sih" 

"Yaudah, mana hadiahnya? Lagian saya sama dia bentar lagi pacaran kok" 

Ucapan Alaska membuat El di belakang menyemburkan susu cair yang ia minum.

Galang terkejut mendengar nya dan ia sungguh sangat senang dan menang. Galang melirik pada El lalu tersenyum penuh kemenangan. Sementara El tertegun sambil membersihkan mulutnya.

"Cie cie, cowoknya kaget tuh. Artinya sekarang yang cewek nembak cowoknya dong" ujar karyawan perempuan yang bertugas menemani karyawan laki laki yang tadi.

"Serius Al?"

"Nggak, aku cuma pengen hadiahnya" 

Bisik Alaska. Tapi Galang tetap senang setidaknya ia bisa melihat raut wajah El yang kaget sempurna.

"Mana hadiahnya mas?" 

"Eoh ini, ambil" karyawan itu menyodorkan sebuah kotak yang lumayan besar kepada Galang dan Alaska. 

Setelahnya mereka berfoto sebagai dokumentasi karyawan mall itu. Alaska bahagia menerima hadiah entah apa isinya itu semoga bermanfaat baginya. 

Galang tersenyum bahagia ketika melihat seulas senyum terlukis indah di wberhentiajah Alaska. Apakah ia yang akan jatuh hati bukan Alaska?

"Terimakasih ya, semoga nanti langgeng! Sering sering kesini ya!" Kata karyawan perempuan sembari menyemprot pernak pernik dari dalam sebuah tabung.

"Horee!!" 

____

Alaska turun dari mogenya Galang lalu melepas helm dan memberikan nya pada Galang.

"Makasih ya sudah mengantarkan aku pulang, makasih juga es krim nya. Oh iya hadiahnya mau di buka sekarang? Biar kamu juga lihat" 

Galang mengangguk saja.

"Okay" Alaska lekas membuka kotak besar berwarna kuning campur merah itu lalu meraih isinya.

"Apa itu?" Galang penasaran.

"Buku kenangan" Alaska menunjukkan buku itu pada Galang.

"Gede banget. Memang benar untuk pasangan ya ternyata"

"Ada lagi" Alaska kembali merogoh isi kotak.

"Cincin! Lang, lihat?" Alaska memberikan satu buah cincin pasangan kepada Galang. Cowok itu tersenyum miring melihat cincin itu.

"Mau di pake?" 

"Mau, kalau ke sekolah nggak"

"Tapi, nggak papa kan kalau aku pake kesekolah?"

"Nggak papa. Toh kamu yang make"

Galang langsung memakai cincin yang ternyata sangatlah pas di jari manis nya. Cincin anak muda yang tidak norak. Cukup keren di pakai oleh berbagai jenis kulit.

"Ada lagi nggak?" 

"Nggak ada, pernak pernik saja sama stiker"

"Buku kenangan nya kamu pake ya. Buat kenang kenangan kamu" 

"Okay" 

"Masuk gih. Aku pulang dulu "

"Okay"

"Yaudah sana masuk"

"Yaudah sana pulang" 

"Ngusir?"

"Maksa?"

"Yaudah aku pulang dulu. Bye!" 

"Bye!"