Di cerita novel asli Agniasri sudah berkali kali di tawarkan oleh para bangsawan untuk menikah lagi tetapi berkali kali juga Agniasri tetap tidak mau mendengarkan para bangsawan ia tahu bahwa para bangsawan tidak tulus kepada Agniasri yang para bangsawan ingin kan adalah salah satu keturunan nya bisa menikah dengan sang kaisar dan mendapatkan kekuasaan yang lebih tinggi dengan menikah kan kembali Agniasri dengan putra mereka.
Di aula istana para bangsawan datang lagi ke hadapan Agniasri "Baginda, saya mau anda menikah dengan putra saya." pinta tuan baron meloddy
Agniasri menghela nafas panjang "ini sudah ke berapa kali ini?" tanya Agniasri "kan aku sudah bilang, untuk sekarang ini aku masih belum minat untuk menikah lagi!"
Agniasri memberi kode ke ksatria Astama untuk mengusir para bangsawan ke keluar istana. Ksatria Astama mengangguk dan menjawab "baik, Baginda." jawab ksatria Astama
"Ibu, ibu tidak apa?" tanya Putri Azalea karena khawatir
"Jangan khawatir, ibu baik- baik saja." jawab nya
Di dalam hati putri Azalea sedih melihat raut wajah ibunya yang terus menerus menghela nafas panjang setiap para bangsawan, datang ke istana "saya juga sudah letih ibu melihat dan mendengar mereka selalu menawarkan putra mereka kepada ibu, saya sedih." batin Putri Azalea
"Azalea putri ku, ayo kita ke dapur lagi!" Ajak Agniasri dengan wajah tersenyum lembut sambil mengedip kan matanya
Tuan putri Azalea mengangguk kan kepala "Ya." jawab putri Adiwidya yang tersenyum bahagia
Sambil berjalan ke dapur di dalam hati Agniasri berkata "dasar para bangsawan merepotkan banget meladeni mereka semua kiranya ada urusan penting apa ternyata urusan ngga penting, aku tahu bahwa didalam novel aslinya juga begitu. Menyebalkan!" batin Agniasri
Di tengah perjalanan ke arah dapur ksatria Arjuna datang melapor "Baginda, mereka semua sudah saya keluarkan dari istana" ujar ksatria Astama dengan menundukkan kepala nya
"Bagus, aku suka kinerja mu Astama, Kau memang Kstaria terbaik ku." puji Agniasri
Ksatria Astama tersenyum lembut melihat sang kaisar. Melihat reaksi ksatria Astama wajah Agniasri merona, "ehem, ksatria Astama ada apa? Kenapa kamu tersenyum?" tanya Agniasri kepada ksatria Astama
Sebelum ksatria menjawab putri Azalea menyela pembicaraan "maaf, ibu ayo kita cepat cepat ke dapur!" Ajak putri Azalea sambil menyeret tangan Agniasri
Di dapur Agniasri memasak dan mengeluh "apa apaan mereka itu! Berani sekali mereka menyuruh ku menikah dengan anak mereka! Mereka kira aku ini murahan apa..?" Keluh Agniasri
Mendengar omongannya Azalea merasa sedih, Azalea menurunkan alisnya dan bergumam "gara gara mereka suasana hati ibu menjadi suram." gumam Azalea seraya memotong wortel
"Nak, hati hati memotong nya." pinta Agniasri
"Iya, baik ibu." jawab Azalea
Tiba tiba suasana menjadi hening seketika setelah ksatria Manggala datang melapor "Agni, tuan duke roses datang ingin bertemu." ungkap Manggala
Mata Agniasri terbelalak kaget "apa? lagi?" tanya Agniasri
"Ibu, ibu tidak perlu kesana. Biar saya saja yang kesana." kata Azalea
"Ya. Manggala! Temani Azalea!" Perintah Agniasri kepada ksatria Manggala
"Ya, baiklah." jawab ksatria Manggala dengan raut wajah musam nya
Kini Agniasri mulai kesal kepada para bangsawan dan pengikutnya, setiap ada kesempatan mereka selalu menawarkan putra mereka kepada Agniasri. Agniasri tahu bahwa didalam novel aslinya juga begini.
Bagi nya kini putri nya lah harta berharga nya, tidak ada lagi harta berharga selain Tuan Putri Azalea.
Sejam kemudian Azalea datang mengomel "apa apaan dia itu! Sudah ku bilang tidak ya tidak!" Ujar Azalea dengan raut wajah musam nya
Pada paginya para bangsawan datang lagi ke hadapan Agniasri di aula istana "tidak!" Jawab Agniasri sambil menggelengkan kepala
Paginya lagi para bangsawan datang lagi ke hadapan Agniasri di aula istana "tidak!" Jawab Agniasri sambil menggelengkan kepala nya
Paginya lagi dan paginya lagi para bangsawan datang ke istana. Agniasri marah, Agniasri melotot "cukup! Ku bilang tidak ya tidak!" Jawab Agniasri dengan nada marah dan raut wajah kesal
"Ibu..." batin Putri Azalea dengan raut wajah sedih nya
Raja Arjuna adalah seorang ayah yang baik dan bijaksana. Di dalam novel asli nya raja Arjuna sangat menyayangi putranya. Didalam ruangan yang hening raja Arjuna bekerja lalu tibalah sang sekretaris datang melapor dokumen "Baginda, ini ada undangan dari kekaisaran barat." ungkap sekretaris Riri
Di dalam novel asli nya kekaisaran 'Delonix Regia terletak di bagian benua barat sedangkan kerajaan 'Coelogyne Asperata' terletak di bagian benua timur. Di dalam novel asli nya para penduduk dari kekaisaran 'Delonix Regia' menyebut kerajaan 'Coelogyne Asperata' dengan sebutan kerajaan timur dan sedangkan penduduk kerajaan 'Coelogyne Asperata' menyebut kekaisaran 'Delonix Regia' dengan sebutan kekaisaran barat.
Sang sekretaris menaruh undangan itu diatas meja kerja sang raja, melihat reaksi atasannya yang acuh tak acuh sang sekretaris merasa kesal ia menaikkan alisnya dan berkata kasar kepada raja Arjuna "woi, gila kerja! Lihat ada undangan dari kekaisaran barat!" Ungkap sekretaris Riri sambil meneriakkan suaranya
Meskipun di teriaki sang sekretaris Narendra tetap saja bersikap acuh tak acuh. Arjuna melirik ke araoh undangan "apa ini Riri?" tanya raja Arjuna
Sang sekretaris menghela nafas panjang "entahlah, saya juga tidak tahu" jawab Riri
"Kalau tidak ada urusan kerja sana!" Perintah Raja Arjuna
"Ya tuhanku, kuatkanlah kesabaran hamba..." batin tangis Riri
Sementara itu di kekaisaran Agniasri dan para dayang nya sibuk mempersiapkan diri untuk acara besok.
Azalea bertanya kepada Agniasri "ibu, apakah saya cocok pakai ini untuk acara besok pagi?" tanya Putri Azalea
Agniasri terdiam seketika "waah, putri ku cantik sekali." ungkap Agniasri
Pipi Azalea memerah "Terimakasih." ucap putri Azalea
Paginya pun tiba tibalah saatnya hari penobatan sang putri "wahai rakyat ku, ku umumkan putri Azalea De Peony Delonix Regia menjadi Putri Mahkota di kekaisaran ini! Putri ku jadilah pemimpin yang adil dan bersinar lah di kekaisaran ini! Hidup bintang Delonix Regia!" Ungkap Agniasri di depan para bangsawan
10 jam pun telah berlalu, kini tidak ada tanda tanda kedatangan sang tokoh utama pria ia tahu bahwa di dalam novel asli nya sang tokoh utama pria dan sang antagonis wanita pertama kali bertemu di acara penobatan sang putri, Agniasri menyadari bahwa ada sedikit perubahan semenjak ia masuk ke dalam novel.
Agniasri melihat ke kanan dan ke kiri "apa si tokoh utama pria nya tidak datang ya?" tanya batin Agniasri
"Ibu, ibu sedang mencari siapa?" tanya Putri Azalea
Agniasri menjawab "tidak ada." jawab Agniasri dengan lembut
Di kerajaan dan di tempat ruang kerjanya Arjuna tetap sibuk dengan pekerjaan nya.
"Dasar gila kerja! Aku berharap semoga saja ada seorang wanita yang bisa mengubah nya" Batin sang sekretaris
Arjuna tiba-tiba bersin, "Riri, apa kamu membenci ku?" tanya raja Arjuna
Sang sekretaris terkejut dan dengan paniknya sang sekretaris menjawab "apa? Tidak! Saya tidak membenci anda paduka!" jawab sang sekretaris
Sementara itu di kekaisaran Agniasri menyambut ramah para tamu undangan "selamat datang." ucap Agniasri dengan wajah tersenyum nya
"Terimakasih undangan nya Baginda."
"Silahkan masuk." ujar Agniasri
Aula pesta dihias dengan mewahnya, makanan yang dimasak oleh koki profesional, begitu meriah dan megah.
Semua para tamu undangan senang karena bisa menghadiri acara pesta yang terbesar di kekaisaran. Meskipun raja Arjuna di undang, ia tetap acuh tak acuh hingga larut malam.
Raja Arjuna mengantuk dan menguap kelelahan "hoam...sudah jam berapa ini?" tanya Arjuna sambil melihat ke arah jam dinding
Setelah melihat ke arah jam Arjuna melirik ke arah undangan yang ada di atas meja kerjanya "yah sepertinya aku sudah terlambat, ini sudah pukul dua malam." ungkapnya
"Semoga saja kami baik baik saja." tangis batin sang Sekretaris Riri
Pangeran Aksaka De Coelogyne Asperata adalah putra dari sang tokoh utama pria yaitu Raja Nareswara. Pagi ini adalah pertemuan putri Ia dan pangeran Aksaka di ibukota kekaisaran. Azalea sedih Ia mengungkapkan perasaannya kepada sahabatnya yaitu pangeran Aksaka, ia menurunkan alis matanya sambil berkata "pangeran, aku sedih. Kasihan ibunda ku setiap hari mendengar keluhan para menteri." ungkap Azalea
Aksaka bingung ia pun bertanya kepada Azalea "memangnya para menteri di tempat mu mengeluh tentang apa?" tanya Aksaka
"Mereka bilang, ibunda ku harus menikah lagi. Kau tahu sendiri kan ayah ku wafat belum genap setahun. Masa mereka menyuruh ibu mencari ayah baru lagi...?" Ujar Azalea
Mendengar ucapan nya Aksaka juga merasakan apa yang Azalea rasakan. Di kerajaan Coelogyne Asperata para pengikut raja Nareswara juga memberi saran Raja Nareswara untuk menikah lagi ia memegang pundak Azalea lalu memeluk nya dengan erat.
"Terimakasih, hanya kamulah yang bisa mengerti diriku ini" ucap Putri Azalea
"Kenapa kamu merasakan hal yang sama seperti ku?" batin Pangeran
"Sudah, jangan menangis lagi. Kamu jelek lho kalau menangis" ujar Pangeran Aksaka seraya mengusap air mata Putri Azalea dengan lembut
Azalea tersenyum bahagia ia senang karena bisa memiliki seorang teman yang baik dan yang bisa mengerti dirinya seperti Pangeran Aksaka.
"Terimakasih Pangeran" ucap Putri Azalea dengan lembut
Ditaman bunga anggrek milik kekaisaran Agniasri dan Ksatria Arjuna jalan pagi. Agniasri menghela nafas lega "udara disini sangat sejuk" ungkap Agniasri
Pagi ini Agniasri dan ksatria Astama pergi jalan jalan di taman keluarga kekaisaran ia senang karena bisa menghabiskan waktu dengan beristirahat setelah lelah bekerja.
"Udara nya sejuk ya As?" tanya Agniasri kepada ksatria As
Ksatria Astama menghela nafas pendek "Iya" jawab ksatria Astama
"Tidak terasa sudah lima tahun kamu menjadi pengawal ku As" ujar Agniasri sambil tersenyum didepan Astama
Pipi ksatria Astama memerah karena Agniasri tiba tiba mendekati nya "i-iya" jawab ksatria Astama seraya menutup wajahnya
Agniasri tertawa terbahak bahak melihat wajah ksatria Astama yang malu merona. Melihat Agniasri ksatria Astama sedikit kesal kepada nya "Yang Mulia, saya mohon jangan tertawa kan saya!" Ujar Astama
Agniasri mulai berhenti tertawa "maaf, maafkan aku. Habisnya wajah mu lucu sekali, haha" ucap Agniasri
Agniasri dan ksatria Arjuna melanjutkan jalan pagi mereka, tiba tiba Azalea datang dan berlari ke arah Agniasri dan Ksatria Arjuna "Lea, putri ku! Putri ku Azalea hati hati nak! Jangan lari lari!" Ucap Agniasri khawatir
Azalea menjewer telinganya sendiri "maafkan saya ibu" ungkap Azalea
"Iya, ibu maafkan. Ada apa kamu terburu buru lari begini?" tanya Agniasri kepada putrinya
"Ibu, sabtu ini ada acara besar besaran di kampung halaman paman manggala, boleh kita pergi sabtu ini?" tanya Putri Azalea
Mendengar perkataan nya Agniasri seketika mulai senang kembali karena ia bisa pergi bersama putri ke luar kota.
"Ya, baiklah" jawab Agniasri
Azalea gembira karena ia bisa pergi berliburan bersama Agniasri.
Pagi ini adalah pagi yang cerah ia dan ksatria Astama berjalan pagi ke taman bersama.
Karena ia selalu bersama Astama para bangsawan sering membuat rumor gosip aneh tentang nya dan Astama "Hey, katanya Baginda dan tuan ksatria memiliki hubungan gelap" kata bangsawan 1 kepada para bangsawan yang lain.
"hey katanya gara gara ksatria Astama Baginda tidak mau menikah lagi" kata para bangsawan
Karena rumor tersebut ksatria Astama ragu ragu untuk mengawal Agniasri. Tidak seperti ksatria Arjuna Agniasri acuh tak acuh terhadap rumor nya tersebut ia justru bisa hidup dengan santai.
Ksatria Astama berusaha untuk menjaga jarak dengan nya.
"Astama, tolong jangan jaga jarak dengan ku" pinta Agniasri
Mendengar perkataan nya Astama diam membeku seketika "Sudah ku duga" batin Agniasri
Agniasri marah dan kesal "Ini semua pasti gara gara mereka! Tidak bisa dibiarkan begitu saja, aku lenyapkan mereka semua!" Ujar Agniasri sambil jalan ter buru buru. Melihat reaksi Agniasri ksatria Arjuna langsung bergegas menghentikan nya "Baginda, saya mohon jangan!" Pinta Astama
"Kenapa As?" tanya Agniasri "gara gara rumor itu kau selalu menjaga jarak dengan ku kan?"
Agniasri menahan air mata "Apa kamu benci pada ku?" tanya Agniasri
"Tidak Baginda, saya tidak membenci anda" jawab ksatria Astama
Agniasri bertanya lagi kepada ksatria Astama "apa gara gara mereka?" tanya Agniasri
Ksatria Astama diam tanpa kata ia tahu kalau mereka lah yang membuat nya menjaga jarak dengan Agniasri.
Ksatria Astama memelas "Yang Mulia, saya mohon" pinta ksatria Astama
"Baiklah" jawab Agniasri dengan lembut
Didalam novel asli nya tokoh antagonis wanita dan ksatria Astama tidak pernah sekalipun memiliki rumor buruk. Semenjak Leddyna memasuki tubuh antagonis wanita semuanya sudah berubah.
"Astama, aku minta kamu bersikap lah seperti biasanya saja dengan ku, bisa kan?" Ujar Agniasri
Ksatria Astama mengangguk kan kepala nya "iya, Baginda" jawab ksatria Astama
"Kalau begitu ayo kita lanjutkan jalan pagi nya!" Ajak Agniasri
Ksatria Astama senang tersenyum bahagia karena dia bisa melihat senyuman Agniasri berseri kembali seperti biasanya.