Chereads / I Am The Villainess Woman / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

Saat didapur istana, ibu suri terkejut melihat Agniasri memasak sendiri...

Yang ia tahu putri nya itu tidak pernah memasak dan selalu dilayani oleh para pelayan istana.

"Agni...? Kenapa? Kenapa kamu memasak sendiri?." tanya ibu suri bingung dan penasaran "dimana para koki istana? Apa mereka tidak melayani mu?."

"Ibu..., bisa Aku jelaskan." ujar Agniasri

"Tidak bisa, bagaimana aku bisa tenang kalau begini?." tanya ibu suri " Kenapa putri ku memasak sendiri di dapur?."

Disaat Agniasri akan menjelaskan situasi keluarga nya ke ibu suri, tiba tiba saja raja Arjuna datang menyela pembicaraan mereka berdua..

"Itu, ya itu."

"Ibu mertua, mari saya antarkan ke ruang makan!."

"Tidak mau!, apaan kau ini menantu?!, kenapa kau membiarkan putri ku memasak sendiri di dapur?"

"Permisi ibu mertua, bukan maksud saya membiarkan Agni memasak sendiri di dapur, dia sendiri yang mau memasak nya." jawab raja Arjuna

"Hah?..."

"Apa boleh buat, hanya ini satu - satunya cara untuk menenangkan nya" pikirnya

Agniasri memelas didepan ibu suri dengan tatapan polosonya "Ya, ibu. Yang dia katakan itu benar. Aku ingin memasak untuk keluarga ini." sanggah Agniasri "apa tidak boleh?."

tanya Agniasri dengan nadanya yang polos seperti anak kecil

Melihat sikap putrinya ibu suri langsung luluh "imutnya...putri ku!." batin ibu suri

"Baiklah, tapi untuk hari ini saja yah?." jawab ibu suri

"Baik, terimakasih ibu." ucap Agniasri seraya memeluk erat ibu suri

"Tetapi, lain kali kalau kau ingin memasak bilang ibu ya nak?."

"Baik." jawab Agniasri seraya mengangguk kan kepala nya

Malam harinya ibu suri makan malam bersama Agniasri dan keluarga barunya.

"Agni, putri ku." Ujar ibu suri

"Ya, ibu?."

"Siapa anak laki laki disamping Azalea?." tanya ibu suri penasaran

Raja Arjuna tersenyum dan berkata "Ibu mertua, dia putra saya." sanggah raja Arjuna

Ibu suri terkejut mendengar jawaban raja Arjuna. Ibu suri tidak pernah tahu bahwa pria yang dinikahi oleh putri nya sudah mempunyai seorang putra dari istri pertama nya.

"Agni, jujurlah pada ku!. Apa kau menikah dengan nya hanya untuk dijadikan selir oleh dia?." tanya ibu suri "kau tidak menikah dengan suami orang lain kan?."

"Kenapa ibu berkata seperti itu?." tanya Agniasri

Ibu suri kesal dan geram mendengar pertanyaan Agniasri, tanpa sadar ibu suri telah membuat suasana yang tegang pada saat makan malam "Kenapa ibu berkata seperti itu kau bilang?!." Bentak ibu suri "Bagaimana ibu bisa tenang putri ku?!. Ibu tidak mau putri kesayangan ibu menikah dengan nya hanya untuk dijadikan selir oleh nya!."

"Nenek..." gumam Azalea dengan nada sedih

"Ibu mertua, bisa saya jelaskan semua nya pada ibu" sanggah raja Arjuna

"Apa yang bisa kau jelaskan, raja Arjuna?!." Bentak ibu suri dengan nada keras

Karena suasana makan malam yang kacau, untuk menghindari terjadinya kejadian yang tidak diinginkan putri Azalea langsung mengajak pangeran Aksaka ke kamar tidur nya.

Dikamar tidur pangeran Aksaka, putri Azalea memeluk erat pangeran Aksaka.

Putri Azalea dan pangeran Aksaka sedih makan malam yang seharusnya menjadi kenangan yang indah dan hangat berubah menjadi kacau dan mencekam karena kehadiran ibu suri.

Dengan perasaan yang sangat menyesal Azalea berusaha menenangkan saudaranya yang lagi sedih "Maafkan aku, Aksaka." ucap Azalea dengan nada sedih nya

"Jangan berkata seperti itu, Lea. Aku tidak apa apa kok. Sungguh!." ucap Aksaka

Karena kekacauan yang disebabkan oleh ibu suri Agniasri, raja Arjuna, pangeran Aksaka dan putri Azalea tidak bisa makam malam dengan tenang. Itu sebabnya malam ini Agniasri dan sekeluarga diam diam makan malam di kamar raja.

"Maafkan ibu ya, anak anak ku sayang. Karena ibu kalian berdua tidak bisa makam malam seperti layaknya keluarga." ucap Agniasri nada sedih

"Tidak apa apa kok ibunda, kami baik baik saja." Ungkap pangeran dan putri

Agniasri

"Ibu tenang saja, kami berdua ok kok, justru sebaliknya kami senang karena bisa makan malam bersama kalian berdua." ungkap putri Azalea

"Ya ibunda, yang dikatakan Lea itu benar sekali!"

Mendengar perasaan kedua buah hatinya Agniasri menghela nafas lega dan ia tersenyum lembut kepada buah hati nya, ia adalah orang yang paling beruntung karena bisa memiliki dua buah hati yang baik dan pengertian.

"Aku memang orang yang paling beruntung sedunia." pikir Agniasri

Melihat kedua buah hati nya yang manis dan lucu, Agniasri langsung memeluk mereka berdua dengan erat nan hangat layaknya seorang ibu memeluk buah hati nya.

Baginya pangeran Aksaka dan putri Azalea dunia nya dan segala nya, tidak ada yang lebih berharga selain anak anak nya.

Pagi hari kemudian Agniasri menikmati secangkir teh bersama bibinya.

"Wah..! Teh ini benar benar enak, segar dan manis!" Ujar nya "kamu hebat juga ya, Agni!."

"Terimakasih atas pujiannya, bibi." ucap Agniasri seraya meneguk secangkir teh

"Permisi, bibi."

"Ya?."

"Kenapa dari tadi bibi mengelap gelas terus ya?" tanya Agniasri "apa gelasnya kotor?"

"Ya."

"Tapi kan bibi, itu gelas sudah dari tadi bersih nya. Kenapa bibi terus menerus mengelap nya?."

"Kurang bersih sayang ku." jawab nya seraya tersenyum lembut

"Harus bersih! Harus bersih! Kurang bersih!." Pikir bibi Agniasri

Yah...namanya juga cleanlines woman!

Agniasri tertawa masam kecut melihat tingkah laku bibinya yang selalu mengelap benda yang ia lihat.

"Dasar." gumam Agniasri

"Agni, setelah ini kamu mau kemana?." tanya bibinya Agniasri

"Setelah ini saya mau keliling bazar, bibi"

"Agni, apa kamu punya kertas tisu?"

"Apa segitu kotor nya ya, bibi?!" tanya Agniasri yang geram melihat tingkah laku bibinya

Tiba tiba ibu suri datang bergabung dan menyela pembicaraan mereka...

"Dasar, kamu ini." Sanggah ibu suri " kamu masih belum berubah ya?!"

"Kakak ipar...?"

"Ibu..."

Penasaran, siapa nama bibinya Agniasri?!

Nantikan saja di halaman berikutnya ya girls!

"Ini tisu!." ujar ibu suri seraya mengulurkan tangannya

"Kalian sedang apa sih daritadi?" tanya ibu suri penasaran

"Oh. kami sedang meminum secangkir teh, kakak ipar."

Tanpa basa basi Dharma langsung menuangkan segelas teh hangat kepada ibu suri..

Ibu suri meneguk segelas teh hangat dengan anggun nan sopan seperti keluarga kerajaan besar..

Beliau menghela nafas lega karena bisa menikmati secangkir teh bersama adik ipar dan putri kesayangan nya.

"Seperti biasa, teh buatan mu memang enak dan segar Dharma." puji ibu suri

"Permisi, ibu suri. Bukan saya yang membuat teh ini." bantah Dharma

"Eh?..." tanya ibu suri "lalu siapa yang membuat nya?"

"Saya!." jawab Agniasri

Mendengar jawaban putri kesayangan nya ibu suri langsung terkejut mendengar nya..

"Kamu, Agni?!." tanya bibinya Agniasri

"Hah? Apa?!." tanya ibu suri "kamu yang telah membuat teh ini?"

Ibu suri tidak menyangka putri kesayangan nya yang tidak pernah hidup sengsara yang selalu hidup mewah dan nyaman melakukan semua pekerjaan pelayan.

"Tidak bisa dipercaya." gumam ibu suri