Chereads / Football Pride: The shining star / Chapter 7 - Kenyataan yang sudah terlupakan

Chapter 7 - Kenyataan yang sudah terlupakan

beberapa hari telah berlalu Theo sudah menyelesaikan pekerjaannya sampai larut malam karena pekerjaan yang diberikan hari itu lumayan banyak dan lebih banyak dari biasanya. Saat ia berbaring ia pun tertidur tanpa sengaja. Keesokan paginya Theo dibangunkan oleh Kisa, Lalu Kisa berkata "Theo bangun sudah pagi, apa kau benar-benar tidur menggunakan masker?", "apa? apa aku tertidur? sepertinya aku tertidur" ucap Theo yang masih setengah sadar, "cepat siap-siap sana" ucap Kisa, Theo melihat jam dan menyadari kalau dia bangun lumayan telat dan bergegas bersiap-siap untuk ke sekolahnya.

sesudah sarapan merekan pun berangkat ke sekolahnya bersama seperti biasanya. mereka pun sampai di sekolah dan pergi ke kelas masing-masing, sesampainya Theo di kelasnya ia langsung duduk, saat pelajarannya dimulai Theo mulai ngantuk di tengah-tengah pelajaran Theo terdidur dengan posisi badan yang terlihat menyimak, tapi setelah pelajarannya berakhir posisinya langsung berubah dan dagunya berada diatas punggung tangannya.

Setelah pelajaran berakhir Kisa pun masuk ke kelas Theo untuk mengajaknya makan di atap sekolah tapi saat ia sampai di kelasnya Theo KIsa hanya melihat Theo yang tertidur di mejanya, ketika melihat itu Kisa hanya tertawa kecil dan mengelus rambut Theo dan berkata "kau sudah bekerja keras", seketika Theo yang masih belum tersadar berkata "kak Thea.. apa itu kau?" Kisa yang pun bingung dan berkata "iya" seketika Theo kaget langsung terbangun dan melihat Kisa yang sedang mengelus rambutnya "oh itu kau? apa sudah jam istirahat?" ucap Theo, "iya... Theo... Thea siapa?" ucap Kisa yang Khawatir akan keadaan Theo yang saat kepalanya di elus dia mengucapkan "Thea". "akan kujelaskan nanti" ucap Theo yang mulai berdiri dan ingin berjalan keluar kelas.

Kisa pun hanya terdiam dan mengikuti Theo yang sedang berjalan ke atap sekolah. sesampainya mereka disana Theo melihat Sakura dan Hisa yang sudah menunggu sedari tadi, "kalian kok lama se-" Hisa pun terdiam ketika melihat wajah kakaknya yang terlihat khawatir akan sesuatu, "Kisa ada apa" ucap Sakura yang juga melihat wajah Kisa. "apa ada sesuatu yang harus Theo bicarakan kepada kita?" ucap Hisa, "tidak kok" ucap Theo, "bisakah kalian berdua turun duluan aku harus berbicara dengan Theo" ucap Kisa, "baiklah" ucap Sakura yang menarik tangan Hisa ke arah tangga.

"mereka sudah pergi, jadi apa kau bisa memberitahu ku Thea itu siapa" ucap Kisa yang penasaran, "dia kakakku yang hilang 5 tahun yang lalu, saat kau mengelus rambut ku aku langsung merasa dia dia yang mengelus rambutku" ucap Theo, "Theo apa kau Tidak apa-apa?" ucap Kisa, "iya aku sudah terbiasa hidup sendiri sebelum bertemu kalian, mungkin jika kau memenangkan kejuaraan Venus mungkin aku bisa bertemu dengannya atau setidaknya dia tahu aku disini" ucap Theo, "Theo apa kau tidak apa-apa?" ucap Hisa yang tiba-tiba muncul.

"aku sebenarnya sudah tahu kalau kalian tidak turun tapi aku membiarkannya, dan aku tahu disini ada satu orang lain lagi" ucap Theo dengan raut wajah serius, "baiklah baiklah aku disini" ucap seorang perempuan yang sedang meminum minuman kaleng, "Karla apa yang kamu lakukan disini?" ucap Kisa, "apa kita pernah bertemu?" ucap Theo yang masih melihatnya dengan serius, "aku salah satu yang ikut rapat dan menonton pertandingan mu melawan kelasnya Ito" ucap Karla, Theo menyadari kalau seragamnya Karla terdapat jahitan bendera jerman di lengan kanannya "apa kau juga orang jerman?" Theo bertanya kepadanya dan dia menjawab "ya, aku juga orang jerman yang kehilangan kewarganegaraannya", lalu Theo bertanya "bagaimana kau tahu aku kehilangan kewarganegaraanku?", "karena kau masih disini, semua orang jerman yang berada di jepang pasti mereka kehilangan kewarganegaraannya" ucap Karla.

tentu Theo dibuat kaget oleh jawaban yang diberikan Karla, "sudahlah aku akan turun sampai nanti Theo" ucap Karla, "apa dia teman sekelasmu?" Theo bertanya kepada Kisa. "iya dia teman sekelasku, memangnya kenapa?" ucap Kisa yang penasaran, "aku yakin dia akan mengatakan hal yang aneh-aneh kepadamu" ucap Theo.

keesokan harinya Theo hanya sedang tidur-tiduran di bangku di atap sekolah lalu Kisa datang dan berkata "kau sendirian saja?", "iya Hisa dan sakura lagi belajar karena sehabis ini ada ujian" ucap Theo, "kau kenapa tidak belajar?" Kisa bertanya, "aku saja baru selesai berlatih sendiri" ucap Theo, "Theo angkat kepalamu" ucap Kisa, saat Theo mengangkat kepalanya Kisa langsung duduk dan meletakkan kepala Theo diatas pahanya seketika wajah Theo pun memerah tapi tidak mencoba untuk mengangkat kepalnya, "shhhh, sudah tidak usah diangkat aku pengen kamu merasakan ini" ucap Kisa dengan senyum, saat Theo memejamkan matanya dia pun mengeluarkan air mata, "aku pun tidak tahu kenapa aku mengeluarkan air mata" ucap Theo, Kisa hanya tersenyum dan tertawa kecil.

Hisa dan Sakura pun datang untuk memanggil Theo dan mereka melihat apa yang sedang Kisa dan Theo lakukan, "kak kalian ngapain?" ucap Hisa lalu Theo menjawab "tidak apa-apa, ini semua kemauan ku kok Theo seharusnya mendapatkan ini" ucap Kisa, "apa maksudmu?" ucap Sakura yang tidak mengerti apa yang di ucapkan Kisa, "Kisa jangan" ucap Theo yang tidak mau jika mereka tahu, "aku tidak akan memberi tahunya jika kau tidak mengizinkanku kok" ucap Kisa, Theo pun mengangkat kepalanya dari pangkuan Kisa dan bangun dari bangku yang tadi ia tiduri, "ayo kita turun" ucap Hisa kepada Theo, "kalian duluan saja aku masih disini" ucap Theo, lalu Hisa dan Sakura turun duluan, "aku duluan ya Theo" ucap Kisa yang menyusul Hisa dan sakura, Theo pun kembali berlatih tetapi tidak sengaja menendang bolanya terlalu keras yang mengakibatkan jaring pembatas yang terbuat dari besi sedikit miring yang seukuran bola yang di tendang.

Saat kepulangan sekolah mereka pun bertemu Ito yang sedang tersenyum "apa Karla melempar sepatu kepadamu lagi?" ucap Kisa, "tidak, aku hanya senang kalau besok aku masuk ke tim utama Tokyo verdy untuk melawan FC Tokyo besok malam dan aku bisa mengajak kalian" ucap Ito, "tapi aku tidak bisa ikut dengan kalian aku ada urusan yang lumayan penting" ucap Theo, "urusan sepenting apa sih?" ucap Ito, "anak sepintar kau mungkin akan menyadarinya besok" jawab Theo.