"kenapa kau merahasiakannya dari mereka?" ucap Ito yang penasaran kenapa Theo merahasiakannya, "kau tahu sendiri kalo aku bekerja untuk agensi mereka, mereka bergantung padaku dan aku tidak bisa melepas mereka sendirian" ucap Theo, "lalu bagaimana dengan kepergian mu ke manchester united?" ucap Ito, Theo pun hanya terdiam dengan perkataan Ito, mereka pun berjalan ke arah lorong stadion lalu Theo pun berkata "sampai jumpa besok di sekolah" sebelum memasuki ruang ganti FC Tokyo.
keesokan harinya di sekolah Theo dan Ito sedang berbaring di bangku atap sekolah dan sedang berbincang tentang kepergian Douglas atau Theo ke manchester united, "disini nyaman juga ya? Theo apa kau yang menendang bola ke arah jaring besi itu?" ucap Ito, "iya itu aku, memangnya kenapa?" ucap Theo, "aku ingin jika kau telah memenangkan trofi dengan manchester united kau kembali ke sini dan menyentuh bagian yang kau tendang dengan bola itu" ucap Ito, "aku pasti akan melakukannya" ucap Theo dengan senyum.
"Theo umur mu berapa? apakah 20? 21? atau 23?" ucap Ito, "24" ucap Theo yang sedang bercanda, "berarti waktu kau tidur di paha Kisa itu.." Ito pun kaget dan langsung bangun dari bangkunya, "dasar kau penyuka remaja!!" ucap Ito yang terlihat agak marah karena ia percaya dengan ucapan Theo, "hei aku hanya bercanda umurku masih 17, apa kau sungguh percaya?" ucap Theo sambil tertawa, "apa kau bercanda?!" ucap Ito yang masih percaya dengan ucapan Theo, "tentu saja aku bercanda dasar" ucap Theo yang mulai menenangkan Ito.
Beberapa menit kemudian Ito sudah mulai tenang, kemudian Kisa datang dengan senyum yang lebar di wajahnya tapi tidak menyadari keberadaan Theo dan Ito, "aku tidak tahu mengapa tapi aku sangat senang saat FC Tokyo menang, ada apa denganku?" Kisa berkata pada dirinya sendiri selagi melihat ke atas sambil merasakan angin yang melewatinya, "aku tidak pernah melihat sisi itu dari dirinya" ucap Theo kepada Ito, "aku juga, dia kenapa?" Ucap Ito, Kisa yang menyadari ada mereka berdua pun langsung malu dan pipinya memerah, "maaf, aku tidak bermaksud untuk tidak menyukai timmu" ucap Kisa yang tau Ito mendengar perkataannya tentang FC Tokyo melawan Tokyo verdy kemarin.
"Douglas atau klubnya?" ucap Theo yang penasaran, "hey Theo kenapa kau menanyakan itu? apa kau ingin menjadi Do-" Ito tidak sempat menyelesaikan perkataannya karena ia dilempar dengan sampah minuman kaleng, "iya iya aku paham" ucap Ito setelah dilempar oleh sampah minuman kaleng, "mengerti apa? apa yang kalian rahasiakan?" ucap Kisa, "bukan apa-apa kok hanya rahasia kecil" ucap Ito, "Kisa, Douglas atau klubnya?" ucap Theo, "kenapa memangnya?" ucap Kisa yang tidak ingin memberi tahu apa yang dia pilih, "mungkin jika kau menyukai Douglas kau juga akan menyukai Theo" ucap Ito, "Sial aku kehabisan minuman kaleng" ucap Theo kepada Ito, Kisa hanya tertawa mendengar perkataan Ito.
sepulangnya Theo dari sekolahnya ia langsung masuk ke kamarnya, ia langsung mengerjakan pekerjaan yang diberikan, saat makan malam Theo makan malam bersama para idol dan mereka membahas soal kemenagan mereka yang membuat mereka lolos fase grup kejuaraan venus, saat mereka membahas itu Theo hanya terdiam dan tersenyum sambil mendengarkan Theo memperkirakan apa kerjaan yang akan Kino berikan kepadanya dan bagaimana ia mengatur waktu, dan menyeimbangkan dengan latihan FC Tokyo, "Theo kau kenapa?" ucap Hisa yang menyadari kalau Theo tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari saat pertama kali mereka membahas tentang kejuaraan venus, "aku tidak apa-apa" ucap Theo yang sebenarnya menyimpan sesuatu dari mereka.
"setidaknya jika kita makan bersama kau tidak perlu berbalik badan saat ingin makan" ucap Rei yang penasaran dengan wajah Theo tapi Theo hanya tertawa dan berkata "aku juga sedang memikirkan itu, kan sebentar lagi ada pertandingan antar sekolah", "dan sekolah siapa yang pertama?" ucap Rei Theo hanya tersenyum dan berkata "sekolahku dan sekolahnya idol agensi sebelah" Theo berkata seperti itu sambil bercanda,
"sekolahnya Igawa?" ucap Nagisa yang pernasaran karena katanya sekolahnya Igawa yaitu salah satu idol di agensi rival mereka memiliki beberapa pemain profesional, "ah, aku yakin jika kelasku dan dicampur dengan kelas Ito akan bisa mengalahkan mereka" ucap Theo yang sangat percaya diri, "aku tahu kalian bisa kok" ucap Kisa, Kino yang sedang meminum kopi langsung tersedak Theo langsung berkata "dia tidak tahu kok".
"Theo masuklah ke kamarmu dan pikirkan apa yang bisa kau lakukan agar kau membuka masker" ucap Nagisa yang ingin melihat wajah Theo, Theo pun langsung masuk ke kamarnya dan membuka maskernya, mengambil spidol yang mempunyai tinta khusus lalu mencoret pipinya menggunakan spidol abu-abu dan coklat membuat pipinya seperti terdapat bekas luka sayatan.
setelah itu Theo turun ke ruang makan untuk bertemu mereka, sesampainya disana ia duduk, "jadi bagaimana dengan keputusanmu?" ucap Nagisa lalu Theo menjawab "kalian akan melihatku tanpa masker besok", 2 jam kemudian mereka semua pun pergi ke kamar masing-masing dan pergi tidur.
keesokan harinya Kisa, Hisa, Sakura, dan Theo pergi ke sekolah bersama-sama dan hari sekolah pun dijalani oleh mereka seperti biasanya, tapi sepulang sekolah ada rapat antar kelas yang masing-masing diwakili oleh ketua kelas, wakil ketua kelas, kapten tim bola kelas, pengambil set-piece sepak bola dari masing-masing kelas.
Rapat itu membahas tentang pertemuan sekolahnya Theo dan Ito dengan sekolahnya Igawa, setelah keputusan didapat sekolah mereka pun mengadakan latihan bersama untuk menentukan siapa yang akan bermain dan akan menjadi cadangan dikarenakan pertandingan itu akan datang dalam 3 hari maka mereka harus berlatih keras untuk mengalahkan sekolahnya Igawa.
Di tempat itu sangat ramai karena mereka harus melakukan pemilihan kapten tim sekolah, dan akhirnya ada satu orang yang dipilih oleh semua pemain sekolah Theo dan Ito, dan orang dipilih adalah Theo, pastinya Theo kaget dengan keputusan mereka tapi mau tidak mau ia menerimanya.