Deru mesin pesawat pudar menjadi suara latar yang jauh saat Aaron dan Jamal melangkah ke dalam Bandara yang sibuk.
Udara malam yang tebal dengan percakapan, pengumuman bergema di atas kepala. Aaron menggenggam tangan Jamal dengan erat, membimbingnya menjauh dari keramaian yang lebih besar.
Kegembiraan Jamal meluap saat ia memanjangkan lehernya untuk melihat sekeliling yang tidak ia kenal. "Apakah kita langsung pergi menemui Dawn?" dia bertanya, matanya terbuka lebar penuh rasa ingin tahu.
Aaron tersenyum lemah, memeras tangannya. "Besok, Temanku. Ayo kita ke hotel dulu."
Saat mereka menuju tempat pengambilan bagasi, serpihan percakapan terdengar oleh telinga Aaron. Dia menjadi tegang mendengar penyebutan nama yang ia kenal.
"Apa kamu dengar tentang Kimberly Moore? Sungguh tragis, bukan?"
"Mereka bilang orang tuanya juga meninggal... Dan putrinya—apa namanya? Dawn? Dia dalam kondisi kritis."
"Kehilangan yang besar. Itu sudah tersebar di seluruh berita."