…
"Chloe?" Vernon memanggil namanya, tetapi tidak ada jawaban dari Chloe. Sebaliknya, ia melihat pangkuannya sudah basah dengan beberapa tetes air mata yang keluar dari sudut matanya.
Segera Vernon terpaku. Ia hampir berlutut dan memohon Chloe agar tidak menangis. Baginya, ini hampir seperti refleks otot untuk melakukan apa saja supaya tidak melihat air mata Chloe.
Tapi kali ini, situasinya berbeda.
Sebanyak apapun ia ingin menenangkan Chloe, apa yang dia lakukan sungguh bodoh. Dia selalu menggunakan hatinya dan mengesampingkan logikanya, jadi mudah baginya untuk jatuh ke dalam perangkap kecil seperti ini.
'Aku harus tegas. Aku tidak bisa tergoyahkan oleh air mata Chloe, bukan saat aku memihak hal yang benar,' kata Vernon pada dirinya sendiri. 'Dia perlu tahu siapa teman dan musuhnya.'