Chereads / 6 Ksatria Nusantara / Chapter 6 - Kerajaan Iblis

Chapter 6 - Kerajaan Iblis

Setelah kematian Maharaja Saka, Maharani Sasandoro akhirnya akan menjadi pemimpin kerajaan akan tetapi beberapa orang didalam kerajaan mulai berkonspirasi untuk menggulingkan Maharani dari tahta Kerajaan Kaliasat. Karena pihak kerajaan tahu bahwasanya Maharani Sasandoro ini menikah dengan Maharaja Saka dia menggunakan sihir pemikat untuk bisa mendekati dan menjadikan dirinya permaisuri Kerajaan, jadi pihak orang yang bekerja dalam Kerajaan Kaliasat tidak mempercayai Maharani Sasandoro sebagai pemimpin baru Kerajaan Kaliasat.

Maharani Sasandoro yang memiliki kekuatan telepati nya dia bisa mendengar dan mengetahui akan konspirasi tersebut, dan dia langsung mendatangi ruangan rapat rahasia para pegawai kerajaan yang sedang bermusyawarah, dan langsung menyerang para pegawai tersebut.

Gubraakk!!!

"Berani beraninya kalian ingin menggagalkan aku sebagai pemimpin selanjutnya dari kerajaan Kaliasat, kalian belum tau siapa aku sebenarnya" Maharani Sasandoro mendobrak pintu dan ingin segera menyerang pegawai kerajaan.

Lantas para pegawai kerajaan bersiap untuk menyerang Maharani Sasandoro karena mereka merasa dirinya sudah diketahui rahasianya, dan tidak ada cara lain selain melawannya.

Akan tetapi para pegawai kerajaan pun ketakutan yang awalnya mereka siap untuk melawan Maharani Sasandoro dan siap menyerang dan kini mereka gemetaran setelah melihat perubahan dari wujud Maharani Sasandoro. Ternyata Maharani Sasandoro kini mengeluarkan wujud aslinya yang berwujud manusia setengah ular, bagian bawah tubuh Maharani Sasandoro memanjangkan layaknya seekor ular, wujudnya sangat tinggi dan besar sehingga bisa menyentuh langit-langit di ruangan aula tersebut. Para pegawai yang ketakutan akhirnya tak berkutik dan sangat mudah untuk diserang oleh Maharani Sasandoro, mereka terpental jauh karena terkena serangan dari ekornya.

Sbasshhh!!!...sbashh!!... Dubrakkk!!..Kroaakk!!

"Rasakan ini wahai manusia lemah!!, kalian sekarang tahu bagaimana rasanya kekuatan dari sang Ratu Ular Sasandoro shishishishie...." Maharani Sasandoro tertawa karena melihat para pegawai kerajaan terpelanting imbas dari serangannya.

Guhaakk!!

"Si..siapa kamu sebenarnya Maharani!?" Pegawai kerajaan yang terluka yang terkena serangan sambil memegang pinggangnya mengajukan pertanyaan.

"Shishishi... Bodohnya kamu manusia!, sudah jelas dari penampilanku masih bertanya siapa aku sebenarnya!, Aku Nyi Sasandoro anak buah dari Raja Dunia Bawah akan membuat umat manusia tunduk kepada Raja Dunia Bawah

Shishishishi..." Sasandoro yang sombongnya mengenalkan dirinya sebagai anak buah Raja Dunia Bawah.

"Seharusnya orang - orang yang bekerja didalam kerajaan sudah mengetahui sejak awal bahwa dirimu hanyalah seorang Sundal yang ingin merebut tahta Kerajaan Kaliasat, merencanakan mendekati Maharaja Saka dan menggodanya!" Pegawai kerajaan yang emosi sambil menunjuk jari tangannya kepada Sasandoro.

"Hah?. Merebut Kerajaan?, Kalian duga aku ingin Kerajaan Ini? Aku hanya ingin mengambil posisi sebagai permaisurinya agar bisa mengendalikan pasukan Kerajaan untuk tunduk dan patuh atas perintahku, untuk tujuan mencari seorang anak yang didalam sebuah ramalan yang akan menghancurkan Raja Dunia Bawah, sebelum itu terlambat aku segera ingin melenyapkan anak itu" Jawab Sasandoro yang terlihat sedikit heran dengan dugaan dari pegawai tersebut.

"Anak?, Anak siapa yang dimaksud?, Jangan - jangan anak Maharaja Saka yang menghilang dengan selir tersebut?" Pegawai kerajaan yang menebak dan terheran-heran atas pernyataan Maharani Sasandoro.

"Ya, betul aku sudah menghabisi Ibunya, tetapi anak itu selamat entah kemana keberadaannya. Dan aku masih mencari di setiap pelosok daerah ini dan tetap tidak diketahui"

"Kurang ajar! Dasar Sundal!!, Teganya membunuh seseorang yang tidak bersalah!! Anak tersebut seharusnya menjadi pelanjut dari tahta Kerajaan Kaliasat malah kau ingin membunuhnya, memang sundal!!" Pegawai kerajaan yang marah dan akan langsung menyerang Nyi Sasandoro.

Prang...Trang...Slaatt...

"Hanya segitu saja kemampuanmu manusia? Ini seperti melawan serangga saja, Shishishishii..." Nyi Sasandoro yang menangkis dengan mudah serangan itu lantas tertawa dan meremehkan pegawai kerajaan tersebut.

"(Hah...hah...hah... Sepertinya tidak ada cara lain untuk kabur dari sini)'" Gumaman dari pegawai kerajaan.

Blassshhhh!!!

Pegawai kerajaan langsung menyerang Nyi Sasandoro tanpa pandang bulu, namun tidak ada satupun dari mereka yang mampu menandingi kekuatan Nyi Sasandoro. Akhirnya salah satu dari pegawai kerajaan itu kabur menyelamatkan diri, untuk mencari bala bantuan dan memberitahukan kepada orang orang bahwasanya Maharani Sasandoro adalah seorang Iblis wanita berbentuk manusia setengah ular.

Setelah kabur dari istana Kerajaan Kaliasat pegawai kerajaan itu langsung mencari pertolongan, karena sekujur tubuhnya penuh luka dan bekas sayatan dari ekor Nyi Sasandoro. Tidak selang beberapa waktu bertemu dengan seorang anak dan ingin meminta bantuan. Langur yang melihat dan mendengar ada orang meminta tolong langsung meneriaki didekat telinga Linglung, dan ia pun langsung menoleh ke arah orang yang sedang bersandar di batu besar.

"Ukkiiii!!! Ukkiii!!!" Langur berteriak sambil menunjuk sesuatu.

"Aduh?! Kenapa sih kamu, bisa budeg ini kupingku" Linglung kaget mendengar Langur panik.

"Ukkkiii.... Ukkii....Ukkii!!" Langur tetap menunjuk sesuatu.

"Loh? ada seseorang yang terluka, ayo Kita hampiri!" Linglung berlari kearah orang yang bersandar di batu besar.

"Hei nak, kemari." Pegawai kerajaan memanggil dan meminta tolong karena dirinya sedang kesakitan.

"Loh kenapa mang? Kenapa badanya banyak luka? Jatuh dari mana?" Linglung kebingungan saat melihatnya.

Setelah itu Linglung membawa ke rumah, Linglung yang tadinya sedang diam-diam menuju kerajaan untuk mencari tahu kenapa dirinya sedang diburu. Sesudah sampai rumah Abah Jiwo Linglung langsung meracik minuman jamu, dan kain basah untuk memberikan pengobatan agar pegawai kerajaan itu selamat.

Linglung yang bertanya-tanya akhirnya ingin memberi pertanyaan terhadap orang yang terluka tadi, apa yang terjadi terhadap dirinya, dan kenapa bisa terluka parah.

"Kalau boleh tahu nama mamang siapa? Dan kenapa mamang ini terluka?" Linglung yang bertanya sambil mengelap luka di badan pegawai kerajaan itu.

"Namaku Jaka, aku tadi habis tergelincir diatas bukit dan akhirnya jatuh" Jawab Jaka yang ingin menutupi tentang kejadian didalam kerajaan.

Tidak lama mereka mengobrol datang Abah Jiwo yang membawa ikan untuk makan malamnya, dan kaget saat melihat Linglung bersama orang yang terluka didalam rumahnya.

"Waduh!? Ada masalah apa lagi Lung? Kamu jangan memukuli orang sembarangan toh Lung..." Abah Jiwo menduga Linglung menganiaya seseorang.

"Nggak Bah, mamang ini habis tergelincir dari bukit dan jatuh dari tebing, Linglung hanya menolong dan mencoba mengobatinya"

"Kirain---, ya sudah sana kamu nyalain api buat panggang ini ikan, nanti kita makan" Abah Jiwo menyuruh Linglung untuk memasak ikan yang telah dibawanya.

Setelah Linglung membuat api untuk memanggang ikan dan ikannya sudah matang, mereka pun makan bersama dengan Jaka yang sedang terbaring karena luka di sekujur tubuhnya. Alih alih untuk menceritakan sesungguhnya tentang penyerangan Nyi Sasandoro, Jaka hanya menutupi kejadian tersebut dan berbohong kepada Linglung agar tidak ada kecurigaan dan kekhawatiran terhadap keduanya.

Nyi Sasandoro menyuruh pasukan Kerajaan yang telah disewanya untuk mencari pegawai kerajaan yang kabur untuk segera dihabisi nyawanya, karena takut menyebarkan berita bahwa dirinya bukanlah manusia. Cemas dan gelisah menyerang Nyi Sasandoro takut para rakyatnya nanti mengetahui identitasnya.

Abah Jiwo yang memiliki kekuatan penyembuhan menggunakan tenaga dalamnya, akhirnya ingin menyembuhkan Jaka dengan cepat agar keluarganya tidak mencemaskan keadaannya agar bisa pulang cepat. Dan segera memulai penyembuhan.

"Awakku awak sing tanah, jiwane jiwa sing geni, kuwasane tangan iku kuwasane marasake awakmu, daya ning tanganku iku daya marasake" Abah Jiwo sedang merapalkan mantra penyembuhan.

Tidak lama kemudian badan Jaka yang sebelumnya banyak luka sekarang menjadi pulih seperti badan normal sebelumnya. Jaka yang melihat itu berpikir mungkin orang ini bisa mengalahkan Nyi Sasandoro dengan kemampuan yang Abah Jiwo miliki.

Nyuwun Sewu Mbah, kalau boleh tahu siapa Mbah sesungguhnya?" Jaka bertanya karena heran dengan kemampuan Abah Jiwo.

"Oh-- Aku ini seorang pengajar dari perguruan ini, dan cuma satu murid saja yang aku didik, tuh yang menyelamatkan kamu itu muridnya" Jawab Abah Jiwo sambil membereskan kain dan gelas untuk dibersihkan.

" Pengajar? maksudnya Mbah ini seorang Guru? Guru apa yang anda ajarkan?" Jaka yang penasaran apakah Abah Jiwo ini seorang tabib karena terlihat sangat hebat dari cara menyembuhkan luka-lukanya.

"Ya mengajar silat, mengajari ilmu kebatinan, ilmu penyembuhan dan ilmu lainnya, kenapa kamu bertanya seperti itu hmm~? Mau ikut di perguruan ini hmm~?". Abah Jiwo memancing agar Jaka bisa bergabung untuk belajar dipondoknya.

"Ah nggak, hanya bertanya saja hehe---" Jaka akhirnya mengetahui bahwa Abah Jiwo ini seorang Pendekar, dan kemungkinan bisa dimintai tolong untuk mengalahkan Nyi Sasandoro.

"Yah--, kukira mau bergabung ke perguruan ini" Abah Jiwo sedikit kecewa mendengarnya.

"Maaf Mbah, tapi sebelumnya aku berterimakasih atas semua bantuannya, termasuk adik Linglung dan monyetnya yang telah menyematkan dan membawa sampai dirawat" Jaka menundukkan kepalanya untuk berterimakasih.

Setelah berbincang-bincang Jaka pun berkeinginan untuk memberitahukan tentang kejadian yang sesungguhnya jika dirinya sebenarnya sedang dikejar oleh pasukan Kerajaan yang diperintah oleh Maharani Sasandoro.

Ragu jika permintaannya ditolak karena bukan urusan mereka, Jaka akhirnya mengurung niatnya dan segera lanjutkan pelariannya. Akan tetapi Abah Jiwo yang bisa mengetahui isi hati dan pikiran Jaka yang sedang menyembunyikan sesuatu langsung bisa mengungkapkan dan bertanya kepada Jaka tentang apa yang terjadi di istana Kerajaan Kaliasat.

"Hey, sepertinya kamu sedang kesusahan dengan urusan Kerajaan? Coba ceritakan ada apa didalam kerajaan itu?!." Abah Jiwo menepuk pundak Jaka dan langsung memberikan reaksi kaget pada Jaka.

Lalu Jaka yang kaget kenapa Abah Jiwo bisa tahu, selama itu dia tidak pernah cerita kepada siapapun tapi kenapa Abah Jiwo bisa tahu. Jaka pun tidak ada pilihan lain selain menceritakan yang sesungguhnya terjadi terhadap dirinya.

Setelah menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi terhadap dirinya dan terhadap Kerajaan Kaliasat kepada Abah Jiwo, kemudian Abah Jiwo langsung menyimpulkan bahwa Maharani Sasandoro adalah jelmaan dari siluman ular yang ternyata bawahan dari Raja Dunia Bawah. Abah Jiwo yang pernah mendengar cerita gurunya yang pernah mendengarkan cerita itu dari gurunya lagi yang pernah berceritakan sebuah ramalan dari Maharaja Prabu yang telah mengalahkan Raja Dunia Bawah, Abah Jiwo yang telah menyadari kejadian kenapa Linglung diburu nyawanya oleh pihak Kerajaan mulai memahaminya, dan akan mendatangi langsung untuk menghadapi Maharani Sasandoro.

Disisi lain cerita, Nyi Sasandoro mulai menggunakan kekuatan telepatinya untuk mendengar semua percakapan dari orang-orang, apakah sudah tersebar kabar yang kurang mengenakan terhadap dirinya. Nyi Sasandoro akhirnya menemukan titik terang ternyata pegawai kerajaan yang kabur tadi sedang didalam kediaman seseorang dan sedang membicarakan sesuatu, lalu Nyi Sasandoro mulai memperkuat panca telepatinya untuk bisa mendengar apa yang mereka perbincangkan.

Langur yang bisa merasakan sesuatu dengan instingnya berteriak dan berkelakuan aneh layaknya sedang ingin memberitahukan adanya bahaya, Linglung dan Abah Jiwo yang melihatnya merasakan hal yang sama seperti ada yang janggal kenapa mendadak Langur berkelakuan seperti itu tidak seperti biasanya. Abah Jiwo yang langsung curiga bahwa seperti ada mata-mata dan ia pun mengeluarkan kekuatan tenaga dalam untuk menghalau semua kemampuan sihir yang sedang mengintai dari kejauhan.

"Ukeaa...ukeaa...ukeaa!!!". Langur yang resah dan panik.

"Kenapa itu Lung?, Kenapa monyet itu berteriak? Makan apa dia tadi?." Abah Jiwo bertanya kepada Linglung karna melihat Langur.

"Nggak tau Bah?!, Ini baru lihat Langur seperti ini, kelakuannya seperti tidak biasanya?." Linglung mencoba menenangkan Langur.

"Nanti dulu Lung, biasannya binatang bisa tahu akan kejadian yang kita tidak ketahui, Abah coba merapal mantra pemantul sihir". Abah Jiwo mulai duduk bersila dan ingin merapalkan mantra ajian untuk melindungi orang didalam rumahnya.

Abah Jiwo yang mulai merapalkan mantra seketika itu Langur yang tadinya meronta-ronta mulai tenang lagi. Akan tetapi Nyi Sasandoro gagal mendengar percakapan dari pegawai kerajaan itu dan kekuatannya terpental karena rapalan dari mantra ajian Abah Jiwo.

"Aahggkk!!, Kenapa ini?? Kenapa aku tidak bisa mendengarkan lagi, ada apa ini?? Jangan jangan dari mereka memiliki kemampuan untuk menangkal kekuatan telepatiku." Nyi Sasandoro yang terlihat kesal itupun langsung memanggil pasukan Kerajaan untuk mendatangi rumah yang ditujukan olehnya.

"Pengawal kemari!, Aku ingin menugaskan kalian untuk pergi ke rumah yang aku tunjukkan itu, segera habisi orang yang ada didalamnya!."

"Baik yang mulia Maharani." Pasukan Kerajaan langsung menuju ketempat yang ditunjukan oleh Maharani Sasandoro.

Setelahnya pasukan Kerajaan itu menuju ketempat tersebut, ternyata Abah Jiwo sudah mencurigai akan ada yang menyerang dikediamannya, Abah Jiwo langsung menyuruh Jaka dan Linglung bersiap siap untuk menghadapi hal yang akan menimpanya.