Hp jadulku berdering keras.
"Kring-Kring". lalu aku angkat panggilan Hpku.
"Hallo". kata Hp yg aku anggap tau nomer siapa .
"Iyh, Hallo juga". jawabku.
"Benarkah ini nomor Hany?", ujar hp yg berdering tadi.
"Iyh, ini aku hany". Sikap dingin aku jawab karena aku tidak tau siapa.
"Kamu tidak mau tau aku siapa".
Lalu jidatku berkerut sambil berfikir karena aku mengingat-ingat milik siapa suara ini seperti tidak asing lagi.
"Aku Erna".
"Erna".
"Iyh, Erna".
"Apa kabar Er?".
"Alhamdulillah sehat, dimana sekarang?".
"Aku di Kampung".
"Berarti kegiatan bertani dong?".
"Iyh, bertani tanam kol, sawi, wortel".
"Asyik, aku boleh dong ikut bertanam ".
"Boleh, maen ke kampungku yang tempatnya dingin dan pegunungan".
"InsyAllah kalau ada kesempatan aku ke kampung Erna deh."
"Udah dulu ya han", kata Erna.
"Kenapa?", kan aku masih ingin ngobrol-ngobrol".
"Aku mau ke ladang, ngobrolnya sambung besok-besok."
"Ok, kalau begitu".
"Dah Hany, Asalamualaikum."
"Wa'alaikum salam".
Dari siapa tanya Vi kepadaku, pagi-pagi sudah telepon, dari teman karibku jawabku yg dulu pagi pagi sebelum subuh ketuk pintu bangunin aku untuk ajak aku ke masjid untuk shalat subuh, sehabis subuh kami ada madrasah pagi, yg harus menghapal surat pendek, tangkasku sambil beranjak tempat tidurku.