Twilight berusia 14 tahun terlihat masih di tingkat SMP berjalan menuju ruangan yang menuju ke ruang kerja Octovian Hernandez.
"Cihh, mentang-mentang menjadi cucu kesayangan kakek, dia selalu mondar-mandir terus," ucap salah satu dari kembar 3 yang berjalan berlawanan dengan Twillight menuju ruang makan.
Twillight hanya berjalan tegak menunjukan sisi elegannya, didalam bayangannya juga, sosok Octavian remaja berada di sampingnya seperti memberi tahu apa yang harus diperbuat oleh Twillight.
"Yap betul, jalan tegap layaknya seorang bangsawan hebat," ujar sosok Octavian remaja yang mengajari pria malang yang kehilangan segalanya.
"Aku masuk, Kakek." Twillight memasuki ruangan besar dengan sosok Octavian kecil berlari dan masuk kedalam diri Octavian yang sudah sangat tua.
`Takdir ini, sangat gila, ya? Sahabatku,` batin kecil Sapta yang melihat sosok temannya yang sudah tua tersebut.
****
Timothy masuk kekelas sembari berjalan terburu-buru, dia membawa secarik kertas dan yang lain melihat Timothy yang kecapekan duluan.
"Hah... Hah... Hah... Sir Catalysm sudah menyetujui perjanjian kita," ucap Timothy yang tiduran di lantai dengan peluh yang begitu banyak bercucuran.
Sorak gembira bergema seisi ruangan, Twillight terlihat memasuki ruangan dengan wajah penuh keheranan.
Siswi berbadan kecil berlari menuju Twillight yang masuk dan memeluknya perlahan dengan kegirangan.
"Makasih Twillight, kau memberi kami harapan," ujarnya namun pelukannya membuat Twillight cukup merasa tak enak dan membuatnya berdiri tegap.
"Sudah jangan terlalu girang hati, kita harus buktikan value kita sesungguhnya kepada Sir Catalysm, jangan sampai perjanjian tersebut jadi sebuah masalah baru."
Twillight membuat semuanya mulai menghilangkan suaranya dan berpikir kembali, lalu Riel terlihat mendekat dan merangkul Twillight dan menyeretnya keluar.
"Tetap saja, perayaan ini harus dirayakan, ayo kita makan-makan di luar," ujar Riel dan dia tersenyum kecil kearah gadis yang memeluk Twillight dadakan tadi.
Seluruh isi kelas bergerombolan kearah kantin untuk merayakan kemenangan Twillight sekaligus Sir Catalysm mau menjadi wali kelas mereka.
"Lihat itu, para pecundang datang."
"Wah, jadi ini ya sosok yang terjatuh dari tahtanya."
"Wahhh aura mereka keren sekali."
"Apakah kalangan bangsawan memang seperti mereka ya?"
Suara ejekan dan pujian datang bersamaan, apalagi dengan sosok Twillight yang berjalan dibelakang semuanya memperkuat aura yang begitu kuat saat mereka berjalan.
"Sudah Beel, dilawanpun mereka hanya bisa playing victim nantinya, biarkan saja," ujar Queen yang menahan tangan Beel disisinya, Queen mengenggam bocah yang emosinya bisa meledak kapanpun dia mau.
Pesta makan-makan mereka adakan dengan uang yang dimiliki oleh Riel dari sisa dana yang dia miliki.
Mereka semua menikmati makanannya dibalik sisi gelap bocah-bocah yang sirik dengan keberadaan kelas F dari awal mereka ada di tahta tertinggi.
Tentu saja pujian juga tersirat walau hanya beberapa saja, kemenangan siswa nomer satu melawan guru dalam duel kemarin sudah tersebar kemana-mana.
Queen merespon hal itu karena dialah yang memberikan informasi detail soal kekuatan sepupunya.
Queen menatap pria yang otaknya sangat brilian baginya, rasa suka terhadap Twillight dia rasakan sekarang, pipinya memerah saat Twillight menatap balik.
"Jadi kalian ya, kesatria yang kehilangan tahtanya."
Seorang siswa dengan kelompoknya menghampiri tempat duduk dengan mengusir 3 orang yang duduk di depan Twillight dan lencana tingkat atas duduk dihadapan Twillight.
Siswa dengan sosok yang sangat besar menatap semuanya dan anak-anak yang ketakutan menundukkan kepala mereka dan sisanya hanya melihat keadaan saja.
Beel sudah ditenangkan oleh Queen dan Riel yang duduk dihadapan Twillight mengenggam tangan Twillight yang sudah mengepal.
"Ikuti aku, berbicara disini sangat tidak nyaman."
Pria itu mengetuk meja dua kali dan Twillight mengikutnya berjalan.
"Beel, titip anak-anak disini," ujar Twillight mengenggam bahu Beel dan meninggalkan pesta makan tersebut mengikuti pria itu
Sepanjang perjalanan, semua orang menatap Twillight yang mengikuti 3 siswa yang ada di depannya.
Twillight dibawa ke belakang sekolah dipenuhi oleh anak-anak yang tak bermoral di sekolah ini dengan menikmati berbagai macam hal yang dilarang.
Tepukan tangan datang dari sosok yang sangat tak asing baginya, ah bahkan Twillight langsung tersenyum mendengar suara yang paling dia benci.
"Lama tak berjumpa, Kak Leo yang sangat ku sayangi, akhirnya tingkah belangmu kulihat jua."
Twillight berjalan mendekati sosok yang menyambutnya dengan jalan perlahan kearah gerombolan anak badung disana.
Langkah Twillight terhenti saat melangkah lebih jauh setelah melewati sosok yang menghampirinya.
"Aduhh, kak Reo, jangan terlalu kejam kepadanya, dia itu adik yang sangat aku benci, tolong lepaskan!"
Reo, siswa yang datang menghampiriku melepas tangan yang membuat aku berhenti tadi, dia mempunya Celestial power yang unik, seperti yang aku pelajari, dia berasal dari keluarga Himekawa yang mempunyai sentuhan pemberat.
Reo berjalan dan tersenyum menatap Leo.
"Berani juga kau Leo, apakah karena keberadaan sosok kami bertiga kau jadi pentolan selanjutnya di tongkrongan ini?" seru Reo dan menjatuhkan Leo ketanah dengan sentuhannya.
Chakra Leo melapisi tubuhnya untuk menghindari cedera, namun hantaman lain muncul untuk kedua kalinya.
Leo terkapar begitu saja oleh tendangan Reo yang tubuhnya lebih kecil dari Leo, semuanya tertawa melihat tahta raja kembali ke aslinya.
"Kau, e.... siapa namamu?" Reo bertanya sambil menginjak kaki Leo yang menjerit kesakitan oleh perbuatan pria itu.
"Perkenalkan, Twillight Illyar Hernandez, cucu bungsu dari Presiden Octavian Hernandez."
Reo tertawa mendengar salam perkenalan formal yang aku lakukan, semuanya juga menertawakan diriku.
"Stop, hentikan tawa kalian."
Satu perintah membuat semuanya fokus kembali dan melihat sosok ketua yang bernama Reo Himekawa, anak bangsawan bela diri dari negeri salju Rellius yang merupakan bangsawan yang terhubung dengan Terraheart disana.
"Bergabunglah dengan kami, Twillight Illyar Hernandez."
Pernyataan ajakan langsung muncul dari sosok yang terkesima dengan sosok Twillight, Reo yang menonton pertarungan itu tau bahwa sosok di depannya itu tak boleh dimusuhi oleh dirinya, dia berbeda dengan sosok yang sedang di injak olehnya tadi.
Twillight terlihat berjalan kearah Reo, dia menatap sepupunya yang kesakitan karena injakan Reo bertambah kuat, erangannya hanya menjadi tawa anak lainnya dan Reo terus menambah bebannya.
"Maaf kak Reo, aku bukan orang yang suka dengan lingkungan seperti ini," ucap Twillight yang menepis kaki yang menapak ke tubuh Leo dan Reo terlempar karena Twillight.
Semuanya yang ada disana bersiap ke posisi tempur dan Twillight yang menggendong Leo menatap semuanya.
"Aku tidak sedang mencari ribut, dan cedera kakakku ini terlalu dalam, kalian mau tanggung jawab?" Twillight menatap satu persatu orang disana dan tawa Reo yang membesar membuat pandangan Twillight menatap dirinya.
"Kau memang special kawan, datanglah kemari saat kau dapat menjawab ajakan dariku, Vintage Paradise akan siap menerimamu!" ucap Reo yang mempersilahkan Twillight membawa Leo.
Semua orang memberi jalan dan menatap Reo yang terlempar.
Twillight bergegas membawa anak bodoh yang dia gendong ke UKS untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Sedangkan seseorang yang ada di balik bayangan tertawa kegirangan melihat sosok yang begitu hebat tersebut.