"Bagus, sembunyikan terus sosok gilamu itu, Riel."
Suara tepuk tangan membuat mata Riel berubah, dirinya yang sedang santai menikmati buku yang dia baca dihentikan oleh sosok yang baru saja datang.
"Lupakan ucapannya Riel, aku ingin bertanya, kemana keberadaan Allysia?" Sosok lainnya berdiri dihadapan Riel dan menarik buku yang sedang fokus di baca oleh Riel.
"Hahaha lupakan? Aku ini benarkan, sosok wanita tidak waras seperti dia harusnya tidak boleh berkeliaran disi-"
Belum sempat siswi yang menganggu Riel selesai mengucapkannya, beberapa rantai mengikatnya dengan cepat dan Riel mengambil buku yang disentuh oleh siswa yang mengambil bukunya.
"Allison sedang dibawa pergi oleh Twillight, itu cukupkan untuk melepaskan aku?" seru Riel dan pria itu tersenyum kepadanya.
"Begitu rupanya," seru pria itu dan dari nametag namanya dia adalah salah satu bagian keluarga Fernandez yang bersekutu dengan Erwin Fernandez yang merupakan bagian dari keluarga utama keluarga Fernandez.
"Lepaskan aku, jalang gila!" Teriak gadis lainnya dan Riel menyeringai mendekati gadis itu dan membelai wajahnya kecil.
"Sayang sekali. aku sedang sangat malas, nona kecil." Riel mengakhiri ucapannya dengan tamparan kecil dan rantai yang mengekangnya lepas setelah tamparan itu
Riel pergi dari tempat itu dan melambaikan tangannya berpose sampai jumpa kepada kedua orang itu dan siswa tadi menyeringai besar melihat adik sepupunya sangat begitu kuat.
"Ini menarik, haruskah aku mengundangnya ke Luxury Palace?" serunya dan membuat gadis tadi makin geram akan tingkah laku kakaknya.
"Tidak, kau ingin dia mengambil bangku milikku?" seru gadis itu dan siswa itu cekikikan melihatnya.
"Ya, kalau kau kuat, harusnya kau bisa menang melawannya, Sunny." serunya mengakhiri pemandangan UKS yang kosong saat itu dan kembali kepertarungan besar antara Twillight dan Allysia dimulai.
Ayunan pedang yang sangat besar dan ratusan duri yang berterbangan saling menyerang satu sama lain.
Dua Divine Place saling tumpang tindih dan mereka memaksakan eksistensi mereka menggerogoti satu sama lain.
Twillight dan Allysia saling beradu pedang dan taktik bertarung yang dimana Twillight memaksakan tebasannya mendekati Allysia dan Allysia yang menggunakan duri dan dua bilah pedannya menyerang Twillight yang terus mendekat.
"Rose Magical up! Bloosom Rain!" seru Allysia memutarkan tangannya seraya lingkaran sihir besar muncul di langit dan tangkai mawar berterbangan melesat ke tanah.
Twillight mengibas mawar yang mendekati dirinya namun begitu banyak mawar yang tertanam di pantai yang merupakan tempat dari Divine Place milik Twillight berada.
"Kontaminasi? Kau bisa melakukannya?" Twillight melayangkan pertanyaan saat dirinya termundur kecil setelah beberapa serangan mendesaknya dan ratusan duri ditembakkan saat dia menapak ke tanah.
"Kekuatan bertarung yang mengandalkan jarak, tipe kali ini susah juga, xixi," gumam pelan Twillight yang sudah memadatkan bentuk pedangnya dan kini sudah berbentuk layaknya sebuah katana yang digenggam oleh tangan kanannya begitu kencang dan tangan kiri mengusapnya seraya butiran besi keluar sedikit demi sedikit yang merupakan besi yang tak menyatu ke katana.
"Jika pedang biasa aku beri nama Reus, pedang yang besar aku beri nama Xeus, maka saksikanlah kehadiran pedang terbaik yang aku imajinasikan!" teriak Twillight yang berputar diutara menahan angin yang mengompres pedangnya menjadi sangat tipis dan bentuk lainnya terbang membentuk sarungnya.
"Barbatos, keluarlah!" seru Twillight yang menyarungkan pedangnya itu dan dia mendorong angin melesat menuju lawannya.
Serangan berturut-turut membuat Allysia terus menghindari serangan yang sesekali menebasnya, gerakan yang sangat acak namun kecepatannya sangat gila dilakukan oleh Twillight.
"Barbatos itu kuat," seru pelan Twillight dibelakang Allysia dan dia bergerak sekencang angin yang berhembus.
Perlahan divine place milik Allysia seperti dilahap oleh pantai yang ombaknya sangat kencang membawa bunga mawar yang bertebaran.
"Apa-apaan ini? Aku tidak tau kalau kau adalah seorang speed Runner?" keluh Allysia namun dia kembali menggunakan otaknya dan mengambar lebih banyak lingkaran dari tarian pedangnya dan 5 lingkaran sihir melayang diudara dan siap di aktivasi olehnya.
Dua bilah pedangnya dia sarungkan dan lima lingkaran sihir itu mengikuti tubuhnya.
Twillight berhenti setelah lawannya menyarungkan pedangnya, namun tubuhnya memasang kuda-kuda dengan tangan kanan siap melepas pedangnya dan tangan kiri membuka sarungnya.
"Teknik rahasia keluarga Terraheart!" teriak lawannya dan dia mulai berlari mengambil jarak dengan Twillight yang mulai mengejarnya.
Satu persatu mawar berduri tajam dia tembakan dan berputar layaknya bor kearah Twillight sembari melesat kearah taman yang merupakan wilayah miliknnya.
Tembakan beruntun dia lakukan seperti seorang ninja yang menembakan kunai maupun pelempar pisau menembakan pisaunya, satu persatu tangkai mawar berduri itu ditangkis satu persatu oleh Twillight dengan pedang tipisnya.
"Twillight jangan terpancing!" teriak Beel dari tempat perlindungan dan Allysia yang mendengarnya segera melompat ke udara dan tiga lingkaran sihir yang tersisa mengikuti dirinya.
"Rainy after sunshine!" teriaknya melemparkan 3 buah bunga persatu tembakan yang membuat Twillight terkena beberapa duri yang menggores tubuhnya saat melakukan pertahanan dengan menebas benda tersebut.
Tarian tembakan itu seperti seseorang yang sedang melakukan gerakan tarian naga di udara, Allysia sang penyihir Gotich layaknya seorang geisha yang menari sembari melepas bunga mawar yang melesat menuju lawannya.
Namun disisi lain, pejuang menggunakan pedang tipis menyarungkan pedangnya setelah dia berhasil menepis duri mawar terakhir dan beberapa duri menembus tubuhnya dan darah keluar dari sana.
Kelopak mawar bertebaran di arena dan Twillight yang sejak awal mendominasi sekarang dibalap oleh sosok Allysia yang turun mendekatinya.
"Ruang gerak. kau pasti tau, kan? Itu adalah salah satu hal yang sangat membatasi petarung jarak dekat, speed Runner sepertimu ternyata sangat simpel, menarik sekali." Allysia mendekati Twillight yang kehabisan chakra pada tubuhnya setelah ribuan peluru dia tebas saat berniat mendekati lawannya.
"Barbatos, kembalilah," seru kecil Twillight yang membiarkan ledakan pada senjatanya dan kembali ke bentuk aslinya.
"Memang benar, teknik bertarung mu tadi membuat aku kesal, dan lagi kau memang cerdas, menaruh duri-duri yang bertebaran di tanah membuat aku bertahan seperti tadi."
Twillight mencabut satu persatu akar mawar yang tertancap pada tubuhnya dan pedang miliknya beraksi memberikannya aura warna hijau dan lukanya sedikit demi sedikit berhenti dan menutup sendirinya.
"Xeus, pedang pemulihan memang nama yang cocok buat dirimu, aku senang sekali," lanjut Twillight yang membuat Allysia meludah dan mana pada tubuhnya berkumpul di kedua pedangnya.
Kedua petarung itu saling beradu pedang, diiringi kelopak mawar yang bermekaran sekaligus berguguuran diudara membuat arena petarungan antara pantai dan taman itu kembali beradu ekstensi.
Teknik rahasia milik keluarga Terraheart yang disebutkan belum nampak juga, entah apa yang terjadi namun sejak tadi Twillight meyakini bahwa serangan sebelumnya adalah ritual melakukan teknik keluarga besar Terraheart.
"Ledakan energi, teknik kutukan yang membuat aliran mana dan chakra meledak, teknik pembunuh kelas atas yang sangat menjadi kekuatan utama milik keluarga Terraheart karena Celestial powernya seperti kutukan bertarung yang membuat semuanya tidak ingin melawan mereka, aku yakin dia sudah menggunakannya, tapi aku bingung, bagaimana dia menerapkannya?" ucap Queen yang menonton pertarungan itu
"Hahahahaha, kau masih belum paham Queen, anak itu sudah menggunakannya sejak awal dia menari," balas Beel yang membuat Queen dan Timothy yang berada di dalam lingkaran pelindung terbalak.
"Kelopak yang berterbangan, itu jawabannya."
Ledakan kecil yang membesar membuat arena petarungan hancur, ribuan kelopak mawar meledak satu demi satu.
Namun sebuah tebasan fatal mengenai wajah Allysia yang membuatnya retak seperti sebuah keramik yang pecah.
"Selamat datang di dunia, anak yang hilang. Allyson Artrea Terraheart." Twillight mendekati sosok lawannya yang melepas topengnya.
"Terimakasih dan Selamat tinggal, Pahlawan!"
Dalam sekejap, dia menendang Twillight keluar dari ledakan tersebut dan memecah dua Divine Place yang saling bertumpuk menjadi terpisahkan.
Wajahnya terlihat jelas sebelum ditutupi kelopak mawar yang bertebaran.
Twillight yang melihat wajah orang itu menyeringai kencang dan dalam keadaan ledakan hebat itu seluruh besi terkutuk melebur menjadi armor yang merupakan bentuk pasif yang selalu dikenakan oleh Twillight dan Divine Place miliknya dia lepas membuat mereka kembali ke UKS tempat mereka pertama kali masuk.
"Sialan!!!!" teriak Twillight kesal dengan apa yang terjadi hari itu dengan posisi seluruh tubuh terluka karena ledakan yang tidak di cover oleh besi terkutuk sebelumnya.
Beel segera memanggil medis yaitu kepala UKS sekolahan agar Twillight mendapat pertolongan pertama.
Disisi lain, Allysia yang sudah membuka topengnya tergeletak di dalam Divine Placenya dengan kondisi seluruh bunga mawar sudah berguguran akibat pemakaian berlebihan saat pertarungan tadi.
Anak itu, dia menangis sesak setelah nama aslinya disebut begitu kencang oleh orang yang akan dia jadikan tuan sebelumnya.
[D-10 sebelum Festival Tollbass dimulai...]