Chereads / The Exciled Queen / Chapter 4 - Pernikahan yang Tak Terduga

Chapter 4 - Pernikahan yang Tak Terduga

"Rumah bukanlah sekedar tempat saja, melainkan rumah adalah sebuah perasaan."

Alice Sandara,1974.

Tok! Tok! Tok!

"Nona Alice ..."

"Yang Mulia Raja ingin bertemu denganmu,"

Seorang pelayan kerjaan mengetuk pintu kamar Alice dan memberitahu jika Raja Albert ingin menemuinya. Alice pun segera beranjak keluar kamar dan menghampiri sang raja.

Saat tiba di hadapan Raja Albert.

"Ada apa Yang Mulia?"

Raja Albert menatap Alice lalu meminta wanita anggun itu untuk duduk di hadapannya.

"Alice, setelah lama kau bersamaku, aku semakin merasa semakin dekat denganmu." ucap sang raja.

'Apa maksudnya?' pikir Alice.

Sambil menatap kedua bola mata indah milik Alice, Raja Albert pun mendekatkan dirinya lalu dengan lembut memegang tangan Alice.

Alice semakin kebingungan dan merasa sangat canggung.

"Ra-raja Albert ..."

"Alice, kau berhasil membuatku jatuh hati padamu,"

Tak sembarang orang bisa mendengar ucapan itu dari mulut sang raja Andora. Alice terkejut dan semakin tak bisa berkata-kata. Tangannya gemetar dan kedua matanya seakan tak bisa berkedip saat menatap Raja Albert.

"Aku tak ingin jika kau hanya sekedar menjadi muridku, aku ingin kau menjadi pendampingku,"

"Selamanya ..."

Perasaan Alice pun mulai tercampur aduk. Bagaimana bisa seorang raja yang gagah ini mencintainya? Sungguh keberuntungan yang tiada henti bagi Alice.

"Aku ingin menikahimu, Alice." ucap sang raja.

"A-apakah aku pantas, Yang Mulia?" tanya Alice.

"Pantas! Bagaimana?"

Alice pun mengiyakan perkataan Raja Albert dengan rasa penuh cinta. Alice yang selama ini juga menyimpan perasaan dalam kepada sang raja pun kini akan menjadi seorang ratu di Kerajaan Andora, kerajaan terbesar yang dikagumi semua orang. Raja Albert pun turut senang ketika Alice mengiyakan ucapannya. Kini ia tidak berdiri sendiri untuk Kerajaan Andora, Alice lah orang yang akan menemaninya untuk memimpin kerajaan besar itu.

'Bermula dari wanita yatim piatu yang malang, kini aku dipinang seorang raja,' ucap Alice dalam hati.

****

Tiba saatnya pergelaran pesta pernikahan Raja Albert dengan Alice. Seluruh rakyat Andora pun turut bersuka cita merayakan pernikahan rajanya itu. Tentu saja, hal itu langsung diketahui oleh Valeria, musuh buyut Alice. Mengetahui hal itu, Valeria semakin tercengang dan iri hati kepada Alice. Wanita yang selama ini diperbudaknya, kini akan menjadi pendamping seorang pemimpin di wilayahnya.

"Sial! Apa-apaan ini! Harusnya aku yang mendapat tahta itu! Bukan dia si wanita miskin yang bodoh! Sial!" Valeria pun mengamuk dan memberontak seisi rumahnya dengan penuh amarah. Rencana balas dendamnya kini akan terasa sangat sulit karena Alice akan menjadi seorang Ratu Andora.

"Lihat saja! Aku akan menghancurkan pesta pernikahanmu itu, Alice!" ujar Valeria.

Pesta pernikahan Raja Albert dan Alice pun dilaksanakan. Suasana suka cita menyelimuti Kerajaan Andora, terkecuali dengan Valeria. Alice saat itu benar-benar menikmati pesta pernikahannya, serta menyiapkan diri untuk mendapat gelar barunya sebagai seorang ratu di Kerajaan Andora. Tibalah saat Raja Albert memberikan gelar kepada Alice.

"Tundukkanlah kepalamu, Alice." ucap Raja Albert.

Alice pun menundukkan kepalanya di hadapan Raja Albert.

Sebuah mahkota emas yang berkilauan pun dipasangkan Raja Albert di atas kepala Alice. Rambut panjangnya digerai cantik ditambah sebuah mahkota emas di atasnya. Membuat Alice terlihat semakin cantik dan siapapun yang memandangnya akan terkesima.

"Ratu Alice!"

Semua rakyat Andora yang hadir pun bersorak riang menyebutkan nama Alice dengan gelarnya.

Tepat saat para rakyat menyoraki Ratu Alice, Valeria pun tiba di istana dengan raut wajah memerah dan kesal. Niat ingin mengacaukan pesta pernikahan itu pun kini sirna dan terlambat. Dengan tubuh yang gemetar, Alice pun berteriak kencang mengeluarkan emosinya.

"Aliiice! Sialan kau! Sialan!"

Namun, teriakan itu pun hanya menjadi angin lalu. Tak ada satu pun yang mendengar teriakan Alice karena suara sorakan para rakyat Andora yang sangat ramai.

"Matilah kau, Alice!" Tangan Valeria pun terangkat ke atas langit lalu mengeluarkan sihir jahatnya untuk menyakiti Ratu Alice yang tengah riang gembira di dalam istana.

"Ah! Sa-sakit! Sakit!" Namun, sayangnya serangan sihir itu terpental ke tubuh Valeria yang artinya sihir itu tak mampu menembus kekuatan sakti Kerajaan Andora. Raja Albert sudah mengetahui lebih dulu niat buruk dari Valeria. Dia sudah mengira jika berita pernikahnnya itu akan sampai di telinga Valeria dan akan menghancurkan pesta pernikahnnya. Karena hal itu, Raja Albert pun memasang sebuah benteng yang tak terlihat di istananya dengan kekuatan sihir yang tak tertandingi, itulah mengapa sihir jahat Valeria itu tak mampu menembus dan mengenai Ratu Alice.

'Rasakan itu, Valeria. Aku tidak akan membiarkan kau kembali menghancurkan kerajaanku, termasuk istriku!' ucap Raja Albert dalam hati.

Rupanya Raja Albert benar-benar mengetahui sejarah dari masa lalu kerajaannya yang pernah dihancurkan oleh keluarga Valeria. Namun, karena penyelamatan dari ayah Ratu Alice kerajaan itu kembali utuh dan berdiri kokoh. Tak salah, jika kini ia menikahi Ratu Alice, bukan hanya sekedar balas budi, namun ia sebenarnya juga sangat mencintai Ratu Alice.

****

Usai pesta pernikahan yang sangat megah di istana, Ratu Alice pun tak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya yang terdalam untuk Raja Albert. Bukan hanya menyelmatkannya dari sihir Valeria, namun Raja Albert telah benar-benar mengubah nasibnya begitu drastis.

"Yang Mulia, terima kasih untuk semuanya yang telah kau berikan untukku." ucap Ratu Alice.

"Yang Mulia? Panggil saja aku senyaman yang kau mau, Ratu Alice." jawab sang raja.

Alice tersenyum dan memegang erat kedua tangan gagah dari suaminya itu.

"Raja ini sekarang sudah memiliki ratunya, kau tidak sendiri lagi. Aku berjanji akan mengabdikan seluruh hidupku untukmu, suamiku."

"Berjanjilah padaku, Ratu Alice. Apapun yang terjadi kau akan terus bersamaku." Raja Albert memberikan dan memakaikan sebuah kalung indah dengan butiran-butiran berlian kepada Ratu Alice.

"Kalung ini hanya bisa kau lepas jika kau sudah tidak lagi mencintaiku." ujarnya.

"Tidak akan, kalung ini tidak akan aku lepas sampai kapanpun, karena aku sudah berjanji padamu untuj mengabdikan seluruh hidupku padamu, Raja Albert."

Keduanya pun saling bertatapan mata di bawah sinar rembulan. Hari itu menjadi hari paling membahagiakan untuk Ratu Alice dan Raja Albert. Ratu Alice memberanikan dirinya untuk mencoba memeluk erat tubuh gagah suaminya itu.

"Kenapa ragu-ragu begitu? Peluk saja aku semaumu, istriku." ucap Raja Albert.

"Aku masih merasa tidak pantas mendapatkan semua ini, Raja Albert."

Raja Albert hanya tersenyum memandangi kecantikan wajah sang istri yang tak pernah luntur. Betapa bersyukurnya ia bisa menikahi wanita seanggun dan secantik Ratu Alice. Meskipun wanita yang ia nikahi itu bukan berasal dari keluarga kerajaan, namun keteguhan, kecantikan serta keberanian dalam diri Ratu Alice itu lah yang membuatnya jatuh hati dan memilih untuk meminangnya menjadi seorang istri sekaligus ratu.