Chereads / The Heretic Chef: Online / Chapter 5 - Ch. 5 — Error

Chapter 5 - Ch. 5 — Error

"Macbeth curse sialan ini, apa maksud sebagian sistem akan error? ... Apa aku harus mencari tahu itu sendiri?" Rein bergumam dengan dahinya yang mengerut.

Terlalu banyak sistem yang harus ia otak-atik jika ingin memeriksa seluruhnya. Tapi untuk pertama, ia perlu mengetahui apakah sistem miliknya cukup aman atau tidak. Kan tidak lucu kalau ia terjebak dan berakhir mati di dalam game.

"Hah… baiklah baik, mendapat title sehebat itu hanya dengan terkena sedikit kutukan kurasa tidak masalah."

'Lagi pula itu absolute evasion!'

Biasanya itu adalah status yang memberikan kesempatan pemain untuk menghindar segala macam bentuk serangan. Jika 25% berarti Rein bisa menghindari 1 dari 4 serangan secara otomatis. Memikirkannya status se-over power itu menjadi miliknya membuat senyum Rein semakin naik.

"Wehehehe mari kita periksa."

Yang pertama tentu adalah sistem keamanan, kedua sistem dasar, ketiga kontrol, dan keempat panca indra. Butuh banyak waktu untuk memeriksa itu semua, dan untung saja tidak ada yang bermasalah. Rein sampai keluar masuk permainan puluhan kali sebelum akhirnya ia merasa cukup.

"Sip semuanya aman... Apa cuma bagian ini yang error?"

Rein memperhatikan inventory-nya yang kosong, ia telah mencoba memasukkan berbagai macam benda, tapi anehnya itu semua hilang tanpa bisa dikeluarkan. Papan hologram biru itu benar-benar seperti lubang hitam tanpa dasar.

"Hmm, kupikir tidak terlalu bermasalah, lagi pula kutukan ini tidak permanen dan mungkin akan segera hilang."

Rein melihat ke belakang, sudah lewat beberapa jam setelah server terbuka dan pemain kapitalis itu masih heboh seperti biasa. Jumlahnya sudah mengurang dibandingkan yang tadi, mungkin sultan-sultan itu sudah bosan dan ingin mencari hiburan baru.

Apa pun alasannya Rein tidak ingin tertinggal lagi, dan jika bisa, ia ingin menjadi yang tercepat.

Tujuannya sekarang adalah pergi berburu monster dan menaikkan level agar bisa pergi ke desa selanjutnya.

Rein segera berjalan menuju gerbang desa. Walaupun namanya desa, tapi tempat ini sangat besar hingga bisa menampung 1.000 pemain tanpa masalah. Butuh beberapa menit sebelum Rein tiba dan melihat lapangan hijau yang sangat luas.

"Sial sudah seramai ini?"

Puluhan pemain sudah berada di sana dengan pedang dan perisai kayu di tangan mereka. Beberapa bermain sebagai party, dan sisanya bermain solo.

Cukup aneh memang melawan Slime monster level 1 saja harus berparty, tapi setelah Rein mengamati lebih lama ternyata lebih efisien berburu dengan party dari pada solo.

Satu orang menarik monster dan satunya lagi menyerang slime dari belakang. Jika ini dilakukan dengan baik, pemain bisa membunuh monster imut itu dengan satu serangan.

Masalahnya, tidak semua orang bisa melakukan itu. Kontrol mereka sangat buruk sampai-sampai tak ada satupun serangan kritikal yang mengenai inti slime. Jadinya, mereka terus mengayunkan pedang sekitar 5-7 kali sampai slime itu benar-benar mati.

Berbeda dengan pemain solo, mereka bahkan tidak dapat menjaga jarak serang. Stamina mereka dipakai habis hanya untuk mengejar slime yang kabur dan mengayunkan pedang secara sembarang. Mereka benar-benar kacau. Sepertinya kemampuan fisik di dunia nyata sangat berperan penting terhadap skill bertarung di Exaworld online.

"Terlihat menyenangkan..."

Rein meregangkan tubuhnya dan melakukan pemanasan. Karena dunia ini sangat realistis, ia tidak ingin ototnya tiba-tiba keram. Meskipun terasa aneh karena orang-orang mulai menatap dan menertawakan apa yang ia lakukan.

"Hahaha lihat apa yang dia lakukan. Pemanasan di dunia virtual? Hahahaha." Oceh mereka.

"..."

Karena merasa risih, Rein memilih untuk diam dan pergi menjauh. Tidak ada untungnya beradu mulut dengan mereka.

『 Slime

Level: 1

Type: normal

Health: 15 』

'Padahal masih level 1, tapi orang-orang sudah kesulitan.'

Rein bergerak maju mendekati slime terdekat, berbeda dengan orang-orang yang memakai pedang kayu untuk bertarung, ia hanya bisa mengandalkan tinjunya yang tak terlatih.

"Mungkin akan butuh waktu 2 kali lebih lama karena aku memakai tangan kosong. Tapi ayo kita coba."

Pyunn?

Slime berwarna putih merespons saat Rein mendekat. Bentuknya yang lucu berubah semakin lucu saat matanya berganti menjadi >< karena marah.

Pyung!

Slime itu meloncat dan Rein dengan mudah menghindarinya. Pergerakannya cukup lambat, mirip seperti tembakan bola kaki yang ditendang oleh anak sd.

Pyunggg!

Rein merasa percaya diri untuk terus menghindari serangan slime, tapi itu saja tidak berguna, ia perlu menyerang slime yang terus menerus meloncat dan mengenai inti tubuhnya yang sangat kecil.

"Sial, intinya jadi bergerak kemana-mana karena dia terus meloncat. Aku harus menemukan timing yang pas."

Tidak dapat dipercaya, ternyata melawan slime saja sudah ada tantangan seperti ini. Apakah ini terjadi karena Rein jarang berolahraga di dunia nyata? Mungkin saja begitu.

Setelah beberapa kali menghindar, Rein akhirnya menyerah untuk menemukan timing dan langsung menghajarnya.

"Slime sialan!"

Punch!

『 Critical Hit! 』

『 Anda menangani 4 kerusakan pada target! 』

"Ohhh!"

Rein berhasil mengenai inti slime dengan tepat, tangannya yang tenggelam dalam cairan slime terasa hangat dan mendesis. Itu adalah efek dari cairan asam kecil yang dimiliki slime.

Tentu Rein tidak peduli, itu hanya menyebabkan sedikit kerusakan.

『 Anda telah menerima 1 kerusakan. 』

Lihat~

Tapi setelah melihat notifikasi itu, sebuah notifikasi aneh berwarna merah tiba-tiba menutup pandangannya.

『 Error!

Mode darurat diaktifkan, pemain yang terluka akan di transfer ke desa terdekat. 』

『 Error!

Mode aman diaktifkan, pemain yang terluka akan di transfer ke desa terdekat. 』

『 Error! ...

"Hah??"

Tumpukan notifikasi itu sangat banyak hingga membuatnya takut. Sebelum Rein dapat bereaksi, tiba-tiba pandangannya memutih dan dirinya telah dikirim kembali ke tempat awal ia memulai tadi.

"???"