Chapter 13 - Rubah putih

Tengah hari Katherine baru terbangun dari tidurnya, mendapati dirinya berada di atas tempat tidur yang di tutupi tirai di sekelilingnya.

Katherine membuka tirai itu sedikit, mengintip keluar untuk melihat situasi. Kosong, tidak ada siapapun di sana. Dengan penasaran akhirnya Katherine keluar, berjalan mengelilingi ruangan yang luas itu.

Tidak banyak prabotan di sana. hanya tempat tidur dengan tirai berwarna putih senada dengan warna dinding ruangan berpadu dengan hiasan unik berwarna emas, terdapat meja nakas di setiap sisi ranjang.

Terdapat ruangan lain tanpa pintu juga di sana. Katherine melangkah ke dalam, menemukan sebuah sofa panjang dan juga meja kaca persegi di depannya.

Kamar yang sangat mewah layaknya kamar seorang bangsawan namun terlalu kosong. Tidak banyak prabotan yang menghiasi ruangan itu.

Kreet..

Katherine menoleh tak kala suara pintu terdengar olehnya.

"Kau sudah bangun?."

Itu Damian. Pria itu melangkah masuk, berjalan kearah di mana Katherine berdiri. Damian menangkup sisi kanan wajah Katherine, mengusap pipinya dengan lembut.

"Tidurmu nyenyak?." Damian bertanya.

"Ehmm.." Jawab Katherine seadanya.

Katherine hanya memandang wajah rupawan pria di hadapannya ini dalam diam, seakan terkena sihir.

"Kau lapar?." Damian kembali bertanya.

Lagi, Katherine hanya berguamam namun kali ini dengan anggukan kepala. Damian tersenyum, kemudian meraih tangan Katherine dan membawa gadis itu keluar dari kamar.

Berjalan melewati lorong hingga sampai pada ruangan kosong yang luas, hanya ada sebuah meja kaca bulat di tengah ruangan itu kemudian berlanjut menuruni anak tangga yang cukup panjang dan lebar. Terdapat karpet berwarna emas dan kecolatan yang menghiasi tangga. Motif railing tangga yang rumit berwarna emas pun membuat tangga itu terlihat sangat mewah.

Di bawah, Katherine sedikit kecewa melihat ruangan yang saat ini ia pijaki sangat kosong. Ruangan yang sangat luas bak lapangan sepak bola itu terlihat kosong, tidak ada satupun hiasan atau prabotan lainnya yang ada di sana. Namun matanya tertuju pada ujung ruangan, terlihat sebuah kursi yang begitu gagahnya di letakan di depan jendela yang sangat besar nan tinggi, di hiasi korden yang terbuka.

Katherine di bawa ke ruangan lain, itu adalah ruang makan. Ruangan yang tak pernah Damian singgahi lagi setelah ratusan tahun lamanya.

Katherine duduk di kusi sisi kanan sedangkan Damian berada di ujung meja. Tak lama seorang wanita muda berpakaian seperti pelayan datang membawa nampan berisi makanan. Wanita itu meletakan piring berisi daging panggang kedepan Katherine kemudian segelas air putih, setelah itu meletakan gelas berisi cairan berwarna merah kedepan Damian.

Sepanjang kedatangan pelayan wanita, Katherine terus memperhatikannya karena wanita itu terus saja menunduk hingga selesai dan meninggalkan ruangan.

Katherine menoleh, mendapati Damian yang diam di tempatnya dengan tenang namun Katherine merasa aneh dengan ketenangan pria itu.

"Tolong.. seseorang tolong selamatkan aku."

Katherine terpranjat, Dia segera beranjak dari duduknya saat mendengar triakan sesrorang yang dia kenal.

"Cassandra?."

Katherine bergegas pergi kearah sumber suara.

"Cassandra." Katherine memanggil saat dia berhasil menemukan seseorang yang dia cari.

Cassandra yang terduduk ketakutan di lantai menoleh. Gadis itu berteriak meminta tolong semakin keras saat melihat Katherine di sana.

Katherine juga melihat ada seekor hewan besar berwarna putih di depan Cassandra. Dengan cepat Katherine berlari kearah Cassandra dan memeluknya untuk melindungi gadis itu dari makhluk itu.

"Berhenti bermain-main, Noah."

Makhluk putih itu menoleh sekilas kemudain tubuhnya mengecil. Makhluk itu mengacuhkan Damian yang menegurnya dan denagan angkuhnya berjalan kearah Katherine dan Cassandra.

Tiba-tiba sikapnya berubah menggemaskan dengan suara yang melengking lucu. Katherine dan Cassandra yang melihatnya hanya terbengong di tempat.

Apa-apa ini.

Makhluk itu adalah seekor rubah putih. Dia menatap berbinar kearah Katherine meminta belayan dari gadis itu.

Namun belum juga mendapatkan apa yang dia inginkan, Damian sudah terlebih dulu mengangkat tubuh kecilnya kemudian melemparkannya menjauh.

"Kau belum menyentuh makananmu, Kathe." ucap Damian.

Katherine mengernyit tak suka dengan sikap Damian kali ini, kemudian beralih kearah Cassandra yang masih diam memeluk lengannya. Cassandra masih ketakutan.

"Tidak apa-apa Sandra. Ayo bangun."

Katherine membantu Cassandra berdiri, pandangan Cassandra tak sengaja bertemu dengan tatapan dingin Damian membiatnya hampir terjatuh karena terkejut.

"Ayo." Katherine membawa Cassandra ke ruang makan. mendudukan gadis itu di sampingnya.

"Minumlah dulu." Katherine menyerahkan minumannya pada Cassandra.

"Ini juga. Makanlah." ucapnya lagi.

Katherine benar-benar mengabaikan Damian saat ini. Bahkan tadi dia meninggalkan Damian di belakang tanpa mempedulikan tatapan pria itu.

≈≈≈≈

Katherine keluar dari kamar setelah menenangkan adiknya hingga tertidur. Pandanganya menangkap seorang pria yang berdiri tak jauh dari sana, memandang Katherine dengan tatapan yang sulit dimengerti. Kemudian Katherine segera berjalan kearah pria itu.

"Kathe." Damian memanggil dengan nada rendah.

"Sekalipun kau tidak suka hewan setidaknya jangan lukai mereka Damian." Katherine berseru mengabaikan panggilan pria itu.

"Dia bukan hewan Kathe."

"Bukan?. Bukan hewan darimananya?. Jelas-jelas yang kau lempar tadi itu hewan. seekor rubah." meskipun sedikit aneh. Katherine mengatakan kalimat terakhirnya dalam hati.

"Membicarakanku?."

Katherine menoleh, dia mengernyit bingung pada pria yang baru saja datang entah dari mana. Siapa pula yang membicarakannya. Dia pikir dia hewan?.

"Jadi ini wanita yang telah membuat Yang Mulia Damian tinduk?." celetuk pria itu.

Damian hanya diam saja. Perhatiannya masih tertuju pada Katherine yang sepertinya tengah marah padanya. Tapi memang benar kan, Noah itu bukan hewan.

"Siapa juga yang membicarakanmu." celetuk Katherine sebal. Dia masih emosi. Katherine adalah pecinta binatang wajar saja jika dia marahkan.

"Itu memang dia Kathe." Damian bersuara kali ini.

Katherine menoleh kearah Damian dan pria aneh itu bergantian dengan bingung.

"Rubah kecil yang kau maksud itu dia, Noah." Damian melanjutkan.

Pria yang di maksud tersenyum, mengangkat lengannya kedepan kemudian membungkuk kecil kearah Katherine. "Salam Yang Mulia."

Katherine tak menjawab, dia masih tak mengerti maksud dari perkataan Damian. Namun saat pria itu berjalan pergi meninggalkan mereka, Katherine seketika terbengong karena terkejut.

Pria aneh itu berubah menjadi seekor rubah putih seperti hewan yang tadi, berlari keujung lorong lalu berbelok dan menghilang terhalang dinding di sana.

"Kathe." Sekali lagi Damian memanggil masih dengan nada yang sama.

Katherine menyadarkan diri kemudian menatap Damian yang terlihat menyedihkan sekarang. Katherine berdehem, mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Maaf." ucap Katherine lirih hampir saja tidak bisa terdengar. Untunglah pendengaran Damian sangat tajam.

Pria itu tersenyum, wajah muramnya berubah cerah kembali. Melihat itu Katherine juga merasa lega, Damian tidak seburuk itu meskipun terlihat sangat posesif dan agak.. emm.. enathlah, Katherine sendiri bingung menjabarkan sikap Damian ini.