Chereads / Transmigration: Come To You / Chapter 59 - Side Story : Jiang Shu (1)

Chapter 59 - Side Story : Jiang Shu (1)

Di sebuah kota modern yang terletak di pulau besar. Terdapat gedung tingkat tujuh yang berbentuk setengah lingkaran. Gedung tersebut merupakan perusahaan spesialis bidang medis.

Perusahaan didirikan untuk menyamarkan lembaga penelitian rahasia yang dibangun oleh negara itu. Dibangun dengan lima lantai bawah tanah yang memproduksi produk medis yang dihasilkan peneliti kelas dunia.

Dalam kamar seluas 3x5 meter, seorang pemuda bermata biru cerah merenggangkan tubuhnya. Disamping meja tidur terdapat alarm yang belum mengarah angka tujuh.

Pemuda itu mengambil handuk, berjalan malas menuju kamar mandi. Untuk menyegarkan otak, ia mengguyur dirinya dengan air dingin.

Setelah bersiap-siap, pemuda itu mengambil jas dokter baru dari lemari pakaian. Mengenakan kacamata berbingkai emas tipis membuat penampilannya lebih dewasa.

Ia membawa catatan rekaman medis, menuju lantai empat dimana ada ruang bangsal tempat ia melakukan eksperimen.

"Dr. Jiang, pagi sekali" Kata perawat yang mengawasi perkembangan statistik pasien dalam bangsal tersebut.

Dokter Jiang adalah dokter termuda dalam lembaga penelitian. Perawat itu sangat mengagumi kecerdasan juga ketampanan Dokter Jiang yang mengesankan.

Banyak perawat wanita yang berebut ingin mengikuti penelitian Dokter Jiang. Dia beruntung memenangkan jackpot menjadi perawat dalam proyek Dokter Jiang.

"Ah.. Benar, seharusnya aku datang lebih siang" Canda Jiang Shu mulai memantau statistik seseorang dalam ruangan lain. Jiang Shu mengerutkan alis, terjadi perubahan kondisi pada pasiennya, "Kondisi Nona Liu mengalami penurunan"

Perawat itu menghindari mata Jiang Shu, dia berkata agak malu karena gagal menjaga pasien selama sehari, "Pasien Liu mogok makan. Saya hanya memberinya larutan nutrisi"

Jiang Shu mengangguk, ia melirik bangsal sepi menyisakan perawat Feng seorang, "Dimana Asisten Tang dan Zhou?"

Asisten Tang dan Asisten Zhou adalah asisten pengganti Ling Chu, melalui rekomendasi Profesor Chang.

Beberapa hari lalu Ling Chu diminta bergabung oleh manajer departemen logistik. Jiang Shu merasa Ling Chu lebih cocok memasuki departemen yang sesuai dengan rana bidangnya jadi ia mendukung pilihan Ling Chu.

"Asisten Tang dan Zhou baru saja pergi sejam lalu. Mereka kembali ke kamar untuk beristirahat" Jawab Perawat Itu.

Jiang Shu mengangguk, dia memasuki ruang bertulis angka 01. Dalam bangsal milik Jiang Shu dibagi menjadi lima ruang. Dua untuk laboratorium, dua kamar pasien dan satu ruang pemantau.

Dalam kamar pasien 01, seorang wanita yang dua tahun lebih muda darinya, terbaring tak bergerak di kasur.

Wajah wanita itu tampak pucat dan cekung di bagian pipi karena kekurangan gizi membuat penampilannya beberapa tahun lebih tua dari Jiang Shu.

Jiang Shu tersenyum kecil, mengetuk pintu kaca untuk memberitahu orang di dalam mengenai kedatangannya.

"Nona Liu, selamat pagi" Sapa Jiang Shu dengan santai.

Wanita itu tidak membalas sapaan Jiang Shu, iris mata abu menatap kosong langit-langit. Dia hanya berkedip lambat seperti biasa.

Jiang Shu menghela pelan saat tanggapan yang diberikan Nona Liu tidak berubah sedikitpun. Dia masih tak terbiasa dengan sikap dingin Nona Liu.

Sudah setahun, Nona Liu tinggal dibangsal. Menerima perawatan Jiang Shu sebagai sukarelawan untuk pengembangan proyek penelitian.

Kala itu, penelitian yang Jiang Shu ajukan menarik perhatian Profesor tua Chang Xi. Pria tua yang memiliki pengalaman medis puluhan tahun. Dengan tegas Professor Chang mengajukan penelitian Jiang Shu sampai ke lembaga ini.

Bersama Professor Chang, Jiang Shu diberi arahan mempelajari struktur tubuh pasien yang hampir mengalami kelumpuhan total.

Jika penelitian Jiang Shu berhasil, Nona Liu, sukarelawan yang setuju menjadi kelinci percobaan, kemungkinan bisa pulih hingga 87℅.

"Nona Liu, kenapa anda menolak makan? Pemulihan anda sangat diperlukan saat ini" Kata Jiang Shu iba melihat wanita yang terbaring tak menghiraukannya.

Meski pasien Liu secara fisik lemah, dia tak pernah menunjukkan kelemahan nyata di wajahnya. Mata dan bibir lurus, tak ada ekspresi di wajah sakit pasien Liu.

Tiba-tiba Jiang Shu menyentuh tangan pucat dan kurus pasiennya. Sensasi dingin dari tangan kurus membuat Jiang Shu merasa tak nyaman, "Jika terus seperti ini, anda akan kehilangan fungsi tangan kanan anda"

Seluruh tubuh Nona Liu lumpuh kecuali kepala dan tangan kanannya. Masih ada harapan untuk kesembuhan wanita itu namun Nona Liu tak memiliki motivasi bertahan hidup.

Mata abu Liu Yi tak bergerak, matanya telah lama buta oleh kecelakaan mobil yang terjadi setahun lalu.

Ia menoleh kemana suara Jiang Shu berada, bibir kering yang mengelupas sedikit terbuka. Liu Yi berbicara pelan dengan suara serak parah, "Dokter Jiang.. Anda tak perlu mengkhawatirkan saya. Anda hanya perlu menggunakan tubuh saya untuk menyelesaikan penelitian anda"

Perlahan jari-jari Liu Yi melepaskan pegangan lembut dari tangan hangat Jiang Shu. Dia kembali ke posisi sebelumnya seolah dia tidak berbicara sama sekali.

"Tidak ada bedanya, saya hidup atau mati" Gumam Liu Yi.

Jiang Shu tertegun merasa seperti salah dengar. Ia menatap wajah pasien Liu yang acuh tak acuh. Jiang Shu tidak bisa berkata-kata, mengingat Liu Yi yang lumpuh dijual orang tuanya ke lembaga penelitian.

Tujuan awalnya datang ke sini untuk membuat simulasi nano-A. Perekat yang terbuat dari kulit hewan sebagai penghubung saraf tubuh manusia yang mampu meregenerasi saraf rusak.

Liu Yi yang hampir lumpuh total, cocok berpartisipasi dalam projek penelitiannya. Tapi Jiang Shu tak tega melakukan eksperimen kejam untuk mengetahui keefektifan nano-A.

Dari awal mereka bertemu, Jiang Shu tidak pernah menganggap Liu Yi kelinci percobaan yang disiapkan lembaga, melainkan pasien yang harus ia sembuhkan.

"..Nona Liu, saya tidak setuju pendapat anda. Saya tidak akan menyakiti tubuh anda" mata Jiang Shu sayu, ia tak berani menatap mata Liu Yi yang telah buta.

Dia mengambil rekaman medis dan mulai menanyakan kondisi tubuh Liu Yi yang ia rasakan saat ini.

Setelah keluar dari ruang pasien, Jiang Shu berjalan menuju laboratorium seluas lima meter. Fasilitas dalam laboratorium dalam lembaga ini sangat lengkap.

Jiang Shu dapat melakukan apapun yang ia mau selama hal tersebut berhubungan dengan penelitiannya.

Tok! Tok!

Terdengar ketukan dari luar ruang laboratorium, Jiang Shu melirik jam tangan. Jarum pendek mengarah pada angka 11.

Tak terasa sudah tengah malam. Jiang Shu melepas kacamata, memijat tulang hidung. Mengambil rekaman medis, ia membawa keluar sejumlah catatan kecil yang baru dia buat.

Saat membuka pintu, wanita muda berambut cokelat mengenakan seragam hijau tua. Wanita itu tersenyum lembut pada Jiang Shu, menyerahkan makan malam yang telah Jiang Shu lewatkan.

"Kakak Shu, lagi-lagi kamu tidak datang makan malam" Kata Ling Chu yang menarik kursi yang tak jauh dari mereka.

Jiang Shu bersandar pada kusen pintu, raut wajahnya menunjukkan kelelahan, "Banyak pekerjaan yang harus kulakukan Xiao Chu"

Ling Chu menghela, ia tak bisa banyak membantu Jiang Shu dalam penelitian. Dia hanya bisa mendukung dan mengingat Jiang Shu untuk menjaga kesehatannya.

Ling Chu melempar sebungkus coklat hitam, dia mendapatkan cokelat ini dengan menitip uang pada temannya yang mendapat ijin keluar lembaga.

"Makanlah saat Kakak stress" Kata Ling Chu sambil tersenyum nakal. Dia menyerahkan makanan dan pergi untuk beristirahat.

Jiang Shu meletakkan jas pada lengan kursi, tersenyum kecil saat kotak makan yang masih mengepul. Nasi goreng putih khas Hongkong mengeluarkan aroma yang menggiurkan.

Selesai makan, Jiang Shu bersiap kembali ke kamar. Ia mematikan lampu-lampu bangsal kecuali ruang 01, tempat pasien Liu tinggal.

Jiang Shu menyadari pintu ruangan Nona Liu terbuka sedari tadi. Jiang Shu menghela pelan, ia melepas kancing atas kemejanya memasuki ruangan Nona Liu.

Entah kenapa setiap kali bertemu Liu Yi, dia selalu tak nyaman.

Zreekk-

Pintu terbuka lebar, Jiang Shu menatap Liu Yi yang menutup mata.

Dalam kegelapan suara geser pintu mengembalikan kewaspadaan Liu Yi. Cela dari pintu kamar membantunya mendengar suara di luar. Dalam bangsal ini, satu-satunya yang belum pergi adalah Jiang Shu dan dua asistennya, "..Dokter Jiang?"

"Ya, ini aku, Dokter Jiang" tanpa sadar Jiang Shu menjawab Liu Yi secara informal.

Mata Jiang Shu berkeliling sekitar ruangan Liu Yi, tak menemukan kejanggalan dalam ruangan tersebut.

"Maaf mengganggu istirahat anda" Kata Jiang Shu hendak menutup pintu.

Mendengar suara geseran pintu, Liu Yi berkata "Biarkan.. Nona Ling membukanya untukku"

"..ada apa?" Jiang Shu menggigil sejenak oleh suhu ruang pasien Liu yang terlalu rendah.

Jiang Shu tertegun, segera menyentuh tangan kurus Liu Yi. Tangan wanita itu terlalu dingin, terpapar di suhu rendah terlalu lama.

Mengetahui hawa ruang yang tidak normal, Ling Chu pasti sengaja membuka pintu sedikit untuk mengeluarkan hawa dingin dalam ruang tersebut.

"Nona Liu kenapa kamu tidak bilang? Kamu bisa terkena radang dingin" kata Jiang Shu yang tergesa-gesa. Dia sedikit kesal mengapa baru menyadarinya.

"Siapa yang akan mendengarku?" tanya Liu Yi dengan datar, mata yang biasanya kosong tampak kusam. Menunjukkan rasa sakit yang tak terlihat, "Aku hanya alat uji coba untuk kalian. Jika aku sudah tidak berguna, kalian bisa menggantiku dengan yang lain"

Jiang Shu tak menyukai ucapan Liu Yi, mereka memiliki pandangan yang berbeda. Membuat mereka sulit berkomunikasi, "Nona Liu berhenti mengatakan itu. Aku-"

"Aku mengatakan fakta. Kamu tidak perlu membohongiku. Aku lebih tahu 'posisiku' daripada kamu"

Cepat atau lambat dia akan mati. Liu Yi tak peduli akan menyinggung perasaan pihak lain.

Dokter muda yang berada di sampingnya, hanyalah pria munafik yang tak mengerti betapa kejamnya cara dunia ini bekerja.

Sahabat, kedua saudara laki-laki bahkan orang tuanya mencelakai Liu Yi demi menguasai harta warisan nenek.

Sekarang dia telah lumpuh dan buta, orang tuanya secara blak-blakan menjual Liu Yi ke lembaga penelitian dengan nominal yang tak sedikit.

Jiang Shu terdiam, dia mempererat genggamannya pada tangan Liu Yi, "Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu.. Tapi sebagai seorang dokter, aku tulus ingin menyembuhkanmu"

Jiang Shu : "Membuatmu berjalan dan melihat lagi.."

Liu Yi : "....."

Nada lembut Jiang Shu menggetarkan hati Liu Yi. Rasa sesak di hati memaksa Liu Yi mengambil nafas dalam-dalam.

Layar pemantau vitalitas pasien, statistik detak jantung Liu Yi terus meningkat. Ia tak tahan menghadapi Jiang Shu, Liu Yi memalingkan wajahnya ke sisi lain.

Meski ia buta, tinggal dalam lautan kegelapan. Liu Yi memiliki perasaan samar Jiang Shu sedang menatapnya.

Liu Yi ingin percaya perkataan Jiang Shu namun banyak fakta yang ia dengar dari mulut para peneliti dan perawat disini.

Mereka tidak akan menyembuhkan orang-orang seperti dirinya. Mereka hanya ingin menguji kelayakan penelitian yang mereka garap.

Dia tidak perlu menerima harapan palsu dari orang-orang lembaga.

Liu Yi : "Kamu peneliti, bukan dokter pribadiku" Aku tidak bisa mempercayaimu.

Jiang Shu : "....."

Liu Yi menepis tangan Jiang Shu, kembali menutup mata, berpura-pura tidur. Ia mengusir Jiang Shu keluar secara halus.

Jiang Shu menatap lama Liu Yi sebelum menaikkan suhu dalam ruangan tersebut, lalu pergi untuk beristirahat.

Klik!

Dalam bangsal sepi, bunyi perangkat elektronik medis, selalu akrab di telinga Liu Yi. Suara itulah yang menemani Liu Yi yang tenggelam dalam kesendiriannya.

Liu Yi : "....." Teman sehidup sematiku.