Nyik!
Air kran mengalir deras, Jiang Shu membasuh wajah dengan air dingin. Sorot matanya kusam dengan lingkar hitam di kelopak mata seperti panda.
Liu Yi masih bekerja sama dengan Jiang Shu tapi sikap dingin Liu Yi yang menjauh darinya membuat Jiang Shu kewalahan. Ia menghela berat, sekali lagi menyiram wajahnya dengan air dingin.
Jiang Shu tak tahu sejak kapan ia memiliki perasaan 'lebih' terhadap Liu Yi.
Hanya memandang Liu Yi melalui jendela kaca, jantungnya menjadi tidak normal. Ia akan gugup saat berbicara dengan wanita itu.
Penelitian Jiang Shu memasuki tahun kedua. Dalam sebulan terakhir penelitian Jiang Shu mengalami kebuntuan. Belum ada kemajuan mengenai pengaplikasian Nona-A pada tubuh manusia.
Selama ini Jiang Shu melakukan percobaan pada tikus putih. Dari sembilan tikus putih yang memakai Nano-A, hanya satu yang masih hidup dalam keadaan sekarat.
Hasil eksperimen ini membuat Professor Chang Xi tidak puas. Lelaki tua mendesak Jiang Shu untuk melakukan uji coba secara nyata pada manusia.
Yang artinya, Jiang Shu harus mengaplikasikan Nano-A pada Liu Yi.
"Jiang Shu, kamu tidak bisa menggunakan hewan terus menerus. Nano-A akan digunakan manusia bukan pada hewan" Kata Professor Chang yang melihat kesulitan Jiang Shu.
Senyum muda dan kepercayaan diri Jiang Shu saat pertama kali mereka bertemu telah hilang. Kegagalan uji coba berulang kali memadamkan semangat muda Jiang Shu.
"Nak, apa yang membuatmu ragu untuk bertindak?" tanya Professor Chang memperhatikan kejanggalan Jiang Shu. Ia menyipitkan mata seperti pria licik, ada tebakan samar dibenaknya.
Professor Chang berkata lambat dan hati-hati, mencoba menemukan jawaban dari sikap Jiang Shu, "Apakah.. kar'na gadis itu?"
Keringat menetes dari pelipis Jiang Shu, ia tak berani menunjukkan kelemahan di hadapan Professor Chang.
Meski ia menghormati pria tua itu tapi Professor Chang bukanlah orang baik.
Dalam sebuah dokumen, Jiang Shu menemukan catatan Professor Chang yang ambil bagian dalam berbagai proyek penelitian bertanda merah.
Tanda merah memiliki arti penelitian berbahaya atau beresiko tinggi sedangkan kuning penelitian yang tingkat menengah ke bawah.
"Ini tidak ada hubungannya dengan Nona Liu.. Professor Chang, tolong beri aku waktu. Aku akan menyelesaikannya bulan depan" Balas Jiang Shu kembali fokus pada objek Nano-A.
Keseriusan Jiang Shu menampar pikiran pertama Professor Chang, dia menyetujui permintaan Jiang Shu.
Lelaki tua itu mengagumi anak muda yang keras kepala seperti dirinya saat muda. Professor Chang tersenyum penuh arti. Ia menantikan hasil uji coba Jiang Shu bulan depan.
Dengan kecerdasan Jiang Shu, semua orang mengharapkan kesuksesan proyek Nano-A bulan depan.
Minggu pertama, tikus putih yang sekarat tiba-tiba mati karena gangguan organ dalam. Minggu kedua, ia menguji lima tikus sekaligus. Dua ekor tikus berhasil berhasil bertahan, satu tikus sekarat dan satu ekor yang sehat.
Dia pikir akan memiliki waktu untuk bernafas namun dewi fortuna tak berpihak padanya. Sekali lagi Jiang Shu ditampar oleh kegagalan. Nasib buruk belum pergi dari sisi Jiang Shu.
Di akhir bulan dua tikus yang ia rawat dengan baik, tiba-tiba meninggal dengan gejala yang sama yaitu kerusakan saraf.
Ada kekecewaan di wajah tua Professor Chang, ia berekspektasi tinggi akan pekerjaan Jiang Shu.
Akhirnya pria tua menyuruh Jiang Shu mengambil liburan. Sementara ini proyek penelitian Jiang Shu akan diserahkan pada keduanya, Asisten Tang dan Asisten Zhou.
"Nak, kamu membutuhkan waktu berlibur. Tinggal di laboratorium berbulan-bulan pasti membuatmu lelah" kata Professor Chang menepuk-nepuk bahu Jiang Shu, "Kamu harus menikmati udara segar di kota ini"
Jiang Shu ingin mengatakan sesuatu tapi tak bisa menyangkal bahwa sekarang ia kelelahan. Energi yang dicurahkan dalam penelitian, terkuras habis selama dua bulan ini.
"Kakak Shu, kurasa Professor Chang benar. Kamu perlu berlibur" Kata Ling Chu yang makan malam bersama Jiang Shu di kantin.
Wajah tampan bak idol terlihat kusam dengan mata panda besar. Jiang Shu perlu mengisi kembali semangatnya.
Jiang Shu tersenyum kecut, ia mengunyah makanan yang saat ini terasa hambar di indra perasanya, "Aku tidak bisa tenang, aku belum menyelesaikan pekerjaanku"
Hatinya tak tenang meninggalkan penelitiannya, meski diserahkan pada Asisten Tang dan Zhou. Selain itu ia tak ingin meninggalkan Liu Yi sendirian di sana.
"Kakak Shu, apa kamu mengkhawatirkan saudari Yi?" tanya Ling Chu sembari memicingkan mata persiknya. Ia seperti remaja usil yang menggoda anak kecil yang terjebak cinta monyet.
Jiang Shu mendesah pelan, dia agak malu dengan penampilannya sekarang. Dia menjawab Ling Chu sambil menunduk, mengamati butiran nasi di piringnya, "Ya.. kau benar"
Tuk! Tuk!
Jari telunjuk Ling Chu mengetuk bagian meja yang dekat penglihatan Jiang Shu, "Aku akan menjaga saudari Liu"
Perkataan Ling Chu menenangkan sedikit kegelisahan Jiang Shu. Ling Chu akan menggantikannya mengawasi Liu Yi.
"Maaf, aku akan merepotkanmu.." kata Jiang Shu menyetujui Ling Chu.
"Tidak masalah, selama Kakak Shu membawa kembali oleh-oleh kota ini. Kudengar kue lapis milik toko XXX sangat enak" balas Ling Chu meminta hadiah untuk kerja kerasnya nanti.
Jiang Shu terkekeh, ia menepuk lembut kepala Ling Chu, "Baiklah, aku akan membelikannya untukmu"
Keesokan harinya, Jiang Shu menerima usulan Professor Chang Xi. Dengan baik hati pria tua memberi liburan panjang pada Jiang Shu.
Selama dua minggu kedepan, ia tak akan bertemu dengan wanita bernama Liu Yi.
.
.
.
Senandung lagu jazz terputar lembut dalam cafe bernuansa jadul yang di dominasi dengan perabotan kayu.
Seorang pemuda duduk di tempat paling redup. Cahaya siang hari sangatlah terik, cukup menerangi sudut tempat ia duduk.
Pemuda itu sedang membaca buku yang tak umum, buku yang membahas pembedahan menjadi objek yang menarik mata pengunjung lain.
"Permisi Tuan, ini pesanan anda" kata pelayan yang mengantarkan pesanan ke meja Jiang Shu.
"Terima kasih"
Aroma bunga lembut dari kopi hitam menggoda Jiang Shu untuk segera menyeruputnya. Cangkir kopi terangkat, terdapat dua kudapan macaron.
Jiang Shu melirik wanita muda yang memakai seragam pelayan. Wanita itu salah tingkah saat Jiang Shu tersenyum mengucapkan terima kasih dengan bahasa bibir.
Ding!
Tiba-tiba ponsel Jiang Shu yang berada dalam saku berbunyi. Nomor asing yang tak dikenal terpampang dalam layar ponsel, "Halo, siapa?"
"Kakak Shu, ini aku Ling Chu! Apa kamu masih diluar?" Tanya Ling Chu dengan tergesa-gesa.
Mendengar nada bicara Ling Chu yang cemas membuat Jiang Shu mengerutkan alis, "Ya, ada apa?"
"Kakak, cepat kembali. Aku mendengar mereka terus- a.. Tut- tut- tut-"
"Halo? Xiao Chu? Xiao Chu?" Panggilan Ling Chu terputus. Jiang Shu menjadi resah, khawatir sesuatu yang tak dia inginkan terjadi.
Jiang Shu berdiri, segera membayar kopi dan kudapan yang belum tersentuh. Berlari melambaikan tangan untuk memanggil taksi di pinggir jalan, segera pergi ke lembaga penelitian.
Tiba di gedung lantai satu bawah tanah, ia melihat Ling Chu berdiri dipintu departemen penelitian.
Ling Chu berdiri dengan gelisah seolah sedang menunggunya, "Xiao Chu, sedang apa kamu disini? Kenapa teleponmu mati?"
Ling Chu memegang erat jaket Jiang Shu, menarik Jiang Shu menuju pintu, "Kakak Shu! Cepat kembali ke laboratorium, mereka akan menyuntikkan sesuatu pada Liu Yi! Kartuku diblokir, aku tidak bisa menghentikan mereka"
"Ling Chu, tenangkan dirimu. Obat apa yang mereka berikan pada Liu Yi?" tanya Jiang Shu mengerutkan alis.
"A-aku lupa namanya tapi kamu pernah mengatakannya padaku. Obat itu tidak boleh digunakan sembarangan kar'na dapat merangsang saraf utama" Ling Chu mencoba menjelaskannya pada Jiang Shu.
Jiang Shu tertegun, mata Jiang Shu melebar. Tebakan kasar muncul dalam pikirannya, ia bergumam sesuatu, "Pasteriobal.."
"Ya!" Ling Chu mengangguk dengan bersemangat.
Jiang Shu menggertakkan gigi, langsung berlari dengan langkah lebar. Ia mengeluarkan kartu identitas menuju laboratorium.
Dalam hati, Jiang Shu mengumpat pada dirinya. Kenapa ia sangat bodoh, setuju dengan pengaturan Professor Chang.
Lelaki tua itu sengaja menyingkirkannya untuk memasang Nano-A yang belum siap pada Liu Yi.
Jiang Shu : "Sial!"
Di sisi lain, Perawat Feng berdiri di pintu sambil membawa sekotak keranjang baja berisi obat perangsang saraf.
Sehari Jiang Shu berlibur, mereka (Asisten Tang dan Zhou) memasang Nano-A sample tujuh atas perintah Professor Chang.
Pasien Liu Yi dalam keadaan koma, memiliki wajah damai. Berbanding terbalik dengan Perawat Feng yang memiliki ekspresi tertekan.
Ia ragu-ragu untuk bertindak karena tahu pasien Liu sangat dihargai oleh Dokter Jiang. Jika diberi pasteriobal, Perawat Feng takut akan melayangkan nyawa pasien Liu.
"Kamu ingin melakukannya atau tidak?" Tanya Liu Yi dengan lirih, ia membuka mata abu-abunya, menoleh pada Perawat Feng.
Ding!
Benturan obat kaca, di keranjang baja terdengar nyaring. Perawat Feng terkejut ketakutan, ia hampir mati berdiri.
Dia tahu Liu Yi buta dan tak bisa melihat namun iris abu-abu itu sekarang sedang menatap langsung padanya.
Perawat Feng menggertakkan gigi, dengan kasar meletakkan keranjang baja di meja pasien.
"Maaf, saya melakukan ini demi kebaikan Dokter Jiang" Kata Perawat Feng berkeringat dingin, sudah tiga tahun dia berada di lembaga. Tidak pernah melakukan pekerjaan kotor yang diserahkan atasan. Ia merasa tak enak pada Liu Yi, "..Jangan salahkan saya"
Ya, Perawat Feng mencuci otaknya sendiri. Tindakan yang ia lakukan demi kemajuan proyek penelitian Dokter Jiang.
Dalam sebuah penelitian, setidaknya harus ada yang dikorbankan untuk mendapat hasil yang memuaskan.
Tangan Perawat Feng sedikit gemetar, mengambil botol dan suntikan. Cairan kuning pudar berpindah pada suntik di tangannya.
Perawat Feng menghela, mengarahkan jarum pada cairan infus. Mengobati rasa bersalahnya pada Liu Yi, ia berkata sekali lagi, "Maafkan aku.. Aku tak punya pilihan. Dokter Jiang masih belum kembali"
Selama Dokter Jiang belum kembali, seluruh kendali penelitian Nano-A ada di bawah kendali Professor Chang.
Brak!
Nafas Jiang Shu memburu, mengagetkan kedua orang yang berada dalam ruang 01.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Jiang Shu, nada rendah penuh hawa membunuh membuat Perawat Feng kehilangan kekuatan. Ia jatuh terduduk melihat kedatangan Jiang Shu yang tiba-tiba.
Jiang Shu memeriksa tabung kecil berisi cairan kuning yang bertuliskan obat perangsang saraf. Beruntung ia datang tepat waktu sebelum Perawat Feng memberikan obat itu pada Liu Yi.
Professor Chang Xi memaksa Jiang Shu menyelesaikan penelitiannya dengan mempertaruhkan hidup Liu Yi di ambang kematian.
Jiang Shu selalu menghormati Professor Chang Xi tapi kali ini dia ingin menghajar pria tua itu.
Bajingan tua itu menggunakan cara licik untuk mendorongnya bekerja dengan kekuatan penuh.
Perawat Feng tergagap-gagap, dia tak tahu harus menjelaskan mulai dari mana. Instingnya berkata jika salah menjawab, karirnya akan berakhir, "Dok-dokter Jiang, Professor Chang-"
"Kamu keluar" Jiang Shu tidak membentak perawat Feng saat ini dia benar-benar tak bisa berpikir jernih. Dia mengusir Perawat Feng yang lemas. Menyisakan ruang untuknya berpikir.
"Belum disuntik?" Professor Chang muncul dari balik pintu. Dia mendengar Jiang Shu kembali berlari ke laboratorium. Ia menebak kecurangannya telah diketahui.
"Professor, obat itu dapat merusak jaringan saraf pasien Liu" kata Jiang Shu dengan tegas menolak pengaplikasian pasteriobal pada Liu Yi.
"Tak apa, dia sudah menerima pemasangan Nano-A sample tujuh. Tidak masalah menerima obat ini" kata Professor Chang memainkan botol kecil berisi cairan kuning di tangannya.
"Professor Chang-! Pasien Liu baru saja menerima sample Nano-A. Tubuhnya belum siap menerima obat-obatan anda" Jiang Shu tanpa sadar meninggikan suaranya. Dia tidak bisa menjaga ketenangan seperti biasa.
Professor tua mengangkat alis oleh respon berlebihan Jiang Shu. Dia menepuk pundak pemuda itu, mendekatkan dirinya agar Jiang Shu yang bisa mendengarnya.
"Jiang Shu.. Biar kuberi nasehat. Ketika kamu memutuskan untuk menjadi seorang peneliti, kamu harus berani mengambil resiko dan siap 'menanggung' konsekuensinya" kata Professor Jiang penuh arti. Dia terkekeh, meninggalkan Jiang Shu yang kesal terhadapnya.
Pemuda itu berbalik pada wanita yang terbaring lemah.
Kurang dari sepuluh hari, tidak bertemu dengan Liu Yi. Hati Jiang Shu terluka, melihat wanita itu semakin melemah.
"Kamu- Benar-benar tidak ingin hidup" kata Jiang Shu dengan lirih. Apa yang ia ucapkan adalah fakta bahwa Liu Yi ingin cepat-cepat meninggalkan dunia ini.
Pemikiran Liu Yi tetap sama seperti tahun sebelumnya. Meski Jiang Shu bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaannya. Liu Yi tidak akan tertipu, ia mengangguk dan berkata "Tidak ada yang menginginkan-"
"Aku menginginkanmu.." ujar Jiang Shu memotong perkataan Liu Yi, dia benci mendengar Liu Yi merendahkan dirinya terus menerus.
Ia ingin wanita itu sadar seseorang telah melihatnya, mencoba meraih dan menggenggam tangannya.
Mengambil tangan kurus Liu Yi, Jiang Shu sedikit menunduk. Nafas hangat mengusik tangan dingin Liu Yi. Jiang Shu menatap mata abu-abu itu berkata dengan nada memohon, "Apa alasan itu belum cukup kuat agar kamu mau berjuang??"
Liu Yi terhenyak, ia tidak tahu harus menjawab apa. Perkataan Jiang Shu memukul keras dinding beku di hatinya.
Sekali lagi pria itu menggoyahkan tembok yang telah ia bangun. Beberapa kali bibirnya terbuka tertutup tanpa mengeluarkan suara.
Jiang Shu : "Liu Yi.."
Liu Yi : "Diam. Aku tidak ingin mendengarkanmu"
Jiang Shu : "Aku, tidak bisa berdiam diri lagi" Atau aku akan kehilanganmu..
Jiang Shu menundukkan kepala, ibu jarinya menyentuh permukaan bibir pucat yang kasar dan terkelupas.
Liu Yi mengerut kening merasakan nafas nafas hangat menerpa pipi kirinya. Detik berikutnya sensasi hangat dan lembut menyentuh bibirnya.
Wajah pucat Liu Yi memerah, panas membakar seluruh tubuhnya. Akan sangat bodoh jika Liu Yi tidak tahu apa yang Jiang Shu lakukan.
Liu Yi memalingkan kepala namun keterbatasan wanita itu mempermudah Jiang Shu dalam bertindak.
Tangan yang agak kasar, menahan dagu wanita itu. Kedua bibir mereka bersentuhan dalam waktu lama, sebelum pria itu mengelus rambut Liu Yi yang agak kusut dan berminyak.
"Ka-kamu- sudah gila?!" Ketenangan Liu Yi pecah, bagaimana orang normal bisa menyukai bahkan mencium orang lumpuh seperti dia??
Jiang Shu terkekeh, ia tak menahan diri untuk mengusap pipi cekung Liu Yi, "Aku tidak gila.. Jika aku gila, aku tidak akan bertemu denganmu disini"
Semenjak kejadian itu, hubungan Jiang Shu dan Liu Yi mulai terjalin menuju hubungan ambigu.
Disela kesibukannya menyempurnakan Nano-A, sesekali Jiang Shu akan membantu Perawat Feng membasuh rambut dan tangan Liu Yi.
Separuh aktivitas Jiang Shu diluar penelitian, berada di ruangan 01. Dia akan membaca buku sembari mendengar musik bersama Liu Yi.
Awalnya Liu Yi merasa risih, tak nyaman oleh kedatangan Jiang Shu. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menerima kehadiran pria itu di sisinya.
Dalam kegelapan ia menghitung setiap detik, menunggu Jiang Shu mengetuk pintu dan memanggil nama kecilnya 'Yi Yi' dengan nada lembut.
Liu Yi membuka mata abu-abu yang sedikit lebih cerah. Tangan kanannya diselimuti kehangatan pihak lain, "Jiang Shu.."
"Hmm?" Gumam Jiang Shu membaca buku. Ia menggerakkan ibu jari untuk mengusap tangan kanan Liu Yi yang ada di genggamannya.
"Dulu kamu berkata akan membuatku berjalan dan melihat lagi.." Liu Yi menggenggam erat tangan Jiang Shu. Senyuman tipis di bibir pucat Liu Yi jatuh dalam pandangan Jiang Shu.
Liu Yi : "Tolong bantu aku melihat dunia lagi" Aku ingin bersamamu