Hai ini Leyley, maaf aku baru sadar ada chapter yang tertinggal. Aku tidak tahu apakah Webnovel, ada sistem pengaturan urutan Bab. Untuk sekarang akan kuupload seperti ini.
Chapter 'Teman Lama' SESUDAH Chapter 'Lamar'. Terima kasih, enjoy~
.
.
.
Pertunangan mereka akan diadakan sesuai pengaturan Guo Chen yaitu awal bulan depan. Ling Chu hanya perlu menyiapkan gaun dan membawa diri di pesta tersebut.
Kota A bergemuruh, berita pertunangan Guo Chen dengan cepat menyebar di seluruh kalangan bisnis. Siapa yang tak mengenal keluarga Guo?
Demi menjilat keluarga Guo, mereka berlomba-lomba menghubungi keluarga Ling. Ponsel Ling Chu sering berbunyi oleh pesan-pesan dan telepon dari orang yang tak ia kenal. Mengajak dirinya ke party atau hangout.
Ling Chu merebahkan tubuhnya di sofa samping Guo Chen sambil bergumam, "Aku seperti diteror"
Mendengar gumaman kecil Ling Chu, Guo Chen mengernyit tidak suka, "Siapa yang menerormu?"
Dengan malas Ling Chu membalik tubuhnya menelungkup. Ia menunjukkan layar ponsel pada Guo Chen. Banyak sekali kotak obrolan dari nomor yang tak terdaftar dalam kontak Ling Chu.
"Bagaimana mereka mendapat nomer ponselku?" Keluh Ling Chu yang merebahkan kepala di bantal kecil. Dia benar-benar risih oleh chatting orang tak dikenal.
"Aku akan meminta asisten Huan memasang blokir"
"Tidak perlu, itu tidak berguna" Kata Ling Chu mengambil ponselnya kembali, "Aku sudah memasang aplikasi pemblokir tapi tidak mempan"
"Kalau begitu ganti nomor baru" Balas Guo Chen sembari menyodorkan sepotong buah pir yang telah dikupas pada Ling Chu.
"Nomor ini sangat cantik" Ling Chu yang menyayangkan nomor cantiknya, ia memakan pir dalam dua gigitan. Ling Chu memutuskan mengganti mode hening pada ponselnya agar tidak terlalu mengganggu.
Dua minggu berlalu, Ling Chu tidak menggubris pesan-pesan itu. Lambat laun orang-orang yang menghubunginya semakin berkurang. Menyisakan pejuang-pejuang gigih yang berusaha mendekati keluarga Guo. Ling Chu sampai geleng-geleng kepala, menghadapi mereka yang pantang menyerah.
"Nona mau pesan apa?" Tanya seorang kasir pada Ling Chu yang melihat ponselnya.
"Ah, ya.. Satu caramel macchiato dan classic dark chocolate cake satu" kata Ling Chu sembari mengeluarkan uang dari dalam tas.
Setelah membayar dan membawa pesanannya, Ling Chu duduk di lantai dua, paling ujung yang tak terlalu mencolok.
Melalui jendela besar cafe, ia bisa melihat perusahaan Guo Chen yang menjulang tinggi di seberang jalan. Dia menunggu Guo Chen pulang sebelum pergi ke butik mengambil gaunnya.
Sebenarnya gaun itu dapat dikirim atau diambil oleh pelayan Guo Chen tapi Ling Chu bosan tinggal di apartemen dalam jangka waktu panjang. Sesekali ia butuh menghirup udara segar.
Tuk! Tuk! Tuk!
Seseorang mengetuk meja, menarik perhatian Ling Chu yang sedari tadi melamun memandangi jalan di luar jendela.
"Ling Chu?" Panggil seorang wanita yang ragu-ragu.
Wanita itu lebih tua dari Ling Chu, ia menggandeng anak kecil berusia 3-4 tahun.
Anak laki-laki itu menengadah, menatap bodoh pada Ling Chu. Mulut kecilnya mengunyah kue di tangan mungil yang gemuk. Pipi bulatnya yang merah terlihat penuh, Ling Chu ingin mencubit pipi anak itu, sangat menggemaskan.
Melihat Ling Chu memperhatikan anak di tangannya, wanita itu memperkenalkannya, "Ini anakku, Shen Liu.. Xiao Liu, sapa teman ibu"
Shen Liu kecil mengangguk pada Ibunya, ia menoleh kembali menatap Ling Chu. Dengan suara lantang dan cempreng, bocah kecil itu berkata "Halo Bibi!"
"Halo~ Xiao Liu" sapa Ling Chu pada Shen Liu. Kemudian dia memandang wanita itu lagi, dia tak begitu ingat siapa wanita di depannya.
"Sepertinya kamu lupa aku. Namaku Shen Da Li. Aku sering curhat padamu" Kata Shen Da Li tersenyum sambil menggoyang-goyangkan ponselnya.
"Ah?! Kakak Shen! Ini benar-benar kamu?" kata Ling Chu yang terkejut tak percaya, tanpa sadar berdiri menggenggam tangan Shen Da Li.
Penampilan Shen Da Li sekarang sangat berbeda dengan Shen Da Li yang Ling Chu temui lima tahun lalu.
Shen Da Li berbalut pakaian modis tampak anggun semampai. Ling Chu sampai pangling melihat Shen Da Li menggandeng bocah imut bernama Shen Liu.
Shen Da Li mengangguk, ia duduk setelah Ling Chu mempersilahkannya.
"Bagaimana kamu bisa mengenaliku?" tanya Ling Chu heran karena semenjak pergi ke lembaga, komunikasi Ling Chu benar-benar terputus dengan dunia luar.
"Ah, keponakanku mengenalimu. Dia memperhatikanmu berdiri di meja kasir dan aku sadar kamu mirip dengan teman lamaku" kata Shen Da Li membantu Shen Liu yang ingin berdiri melihat pemandangan diluar jendela.
"Keponakanmu siapa?"
Detik berikutnya, pertanyaan Ling Chu terjawab ketika seorang wanita muda yang mengenakan setelan pegawai cafe mendatangi mereka. Plat emas kecil terlihat mewah tertulis nama Shen Qi sebagai manager cafe.
"Shen Qi?" gumam Ling Chu sembari mengingat sosok Shen Qi. Dia pernah mendengar nama itu tapi ingatannya sedikit kabur.
"Jangan bilang kamu lupa teman sebangkumu saat kuliah?" balas Shen Qi meletakkan minuman dan kue yang dipesan. Tidak lupa ia menyapa pangeran kecilnya, "Hei, Xiao Liu~"
Sosok Shen Qi perkuliahan segera tergambar di benak Ling Chu, ia malu mengakuinya, "Ya, aku hampir melupakanmu"
Shen Qi menghela nafas kemudian duduk di samping Ling Chu.
"Aku tak berpikir kamu adalah keponakan Kakak Shen" Kata Ling Chu mengaduk minumannya.
"Haha, aku lebih terkejut kamu bisa berteman dengan Bibi Shen. Bagaimana kalian bertemu?" Tanya Shen Qi menggulung lengan kemeja.
Shen Da Li terbatuk ringan, ia memberi kode pada Ling Chu agar tutup mulut. Hal itu membuat Ling Chu tak kuat menahan senyum.
"Kami bertemu begitu saja di mall. Kami berpapasan dan berteman" Jawab Ling Chu dengan singkat.
Shen Qi menatap tak percaya, semudah itu berteman dengan orang asing di mall? Dari cara Ling Chu berinteraksi dengan orang lain, dia bukan tipikal orang SKSD seperti Bibinya.
Shen Qi mengangkat bahu, masa bodoh dengan 'bagaimana mereka bertemu?'. Ia tak peduli, yang ingin Shen Qi ketahui adalah rumor pertunangan keluarga Guo dan Ling. Shen Qi memicingkan mata sambil berbisik pada Ling Chu, "Hei, apa benar kamu akan bertunangan dengan Guo Chen?"
Ling Chu terdiam kaku sebelum membalas Shen Qi dengan tersenyum santai, ia mengangguk dan berkata, "Ya, pesta pertunangan kami akan diadakan dua minggu lagi"
Melihat Ling Chu bahagia, Shen Qi ikut tersenyum dan berkata dengan tulus, "Aku turut senang untukmu"
Pada masa sekolah hari-hari Ling Chu dikatakan tidak begitu menyenangkan. Shen Qi seperti teman sekelas lainnya, mereka menjauhi Ling Chu selama diganggu oleh Shen Fei.
Bukannya Shen Qi tidak punya hati nurani tapi ia juga tak berdaya. Untuk bertahan di sekolah elit, tidak cukup hanya dengan beasiswa. Sebisa mungkin Shen Qi tidak bentrok dengan anak kaya seperti Shen Fei. Cara inilah yang Bibi Shen Da Li berikan padanya.
Shen Qi mampu berbicara 2-3 kalimat pada Ling Chu ketika Shen Fei menghilang dan menjadi teman sebangku Ling Chu di perkuliahan. Walau hanya sebentar dan Ling Chu tidak terlalu menganggapnya sebagai teman, Shen Qi tidak mempermasalahkan itu.
Ling Chu terbelalak, ia tak begitu dekat dengan Shen Qi tapi apa yang dikatakan Shen Qi cukup tulus. Dia tidak membuat Ling Chu merasa tak nyaman atau canggung.
Ling Chu mengeluarkan ponsel untuk mencari kontak nama Shen Qi. Ia memutuskan untuk mengenal Shen Qi lebih jauh, "Nomormu masih samakan?"
Shen Qi mengangguk antusias, ia memberitahu nama-nama akun di media sosialnya yang lain.
Sepanjang hari Ling Chu menghabiskan waktu mengobrol dengan kedua temannya yang bermarga Shen. Lima tahun berlalu, mereka memiliki perjalanan tak terduga dalam hidup mereka, terutama Shen Da Li.
Dia menikahi mantan sahabatnya sendiri, Shen Da Li tidak mengatakan detailnya tapi pernikahan mereka terjadi karena kecelakaan.
Shen Liu hadir diantara mereka, mengikat Shen Da Li dengan mantan sahabatnya. Tahun ini merupakan tahun ketiga dari pernikahannya dan mereka masih hidup harmonis.
Meski posisinya telah menjadi istri seorang presdir, tidak membuat Shen Da Li bermalas-malasan. Dia memiliki dasar manajemen dasar yang baik. Dengan dukungan keuangan suaminya, ia mendirikan sebuah cafe dan membiarkan Shen Qi yang masih duduk dibangku perkuliahan menjadi karyawan part-time di cafenya.
Lambat laun, bisnis cafe cukup populer, Shen Da Li membuka beberapa cabang dan menunjuk Shen Fei yang telah lulus kuliah menjadi manajer di cafe ini.
"Wah.. Kakak Shen, kamu sangat keren" Puji Ling Chu memberi tepuk tangan kecil, mengagumi betapa kuatnya Shen Da Li.
"Ah, ini bukan apa-apa" ucap Shen Da Li yang malu-malu, ia menggusak kepala kecil Shen Liu untuk menghilangkan rasa malunya.
"Ya, Kakak Shen memang luar biasa" Imbuh Shen Qi mengangkat jempolnya. Jika Shen Da Li tidak mengajarinya, dia tidak akan duduk di posisi manajer.
Shen Qi berbalik memandang Ling Chu, ia ingin mendengar cerita hidup Ling Chu. Terutama setelah putra sulung keluarga Guo mengalami kecelakaan. Gejolak besar terjadi di kota A, antara keluarga Guo, Jiang dan Ling. Tak ada satupun yang berani menyinggung ke-tiga keluarga, "Lalu, bagaimana denganmu?"
"Aku?" Ling Chu menunduk, dia tak terbiasa menceritakan kisahnya pada orang lain. Bisa dihitung dengan jari, orang yang mendengarkan dia curhatan atau ceritanya.
"Ah.. Jika tak nyaman, tidak perlu kamu ceritakan" kata Shen Qi menepuk pundak Ling Chu, wajah Ling Chu sekarang tampak melankolis.
"Tidak, kalian bisa mendengarnya" Ling Chu mengetuk cup gelas yang telah kosong di meja, "Sebelum itu aku ingin satu caramel macchiato lagi"
"Tidak masalah, Kakak Shen akan membayarnya" kata Shen Qi berdiri memberi kode keras pada Shen Da Li.
Shen Da Li terkekeh, mengangguk setuju dan mengeluarkan kartu kredit dari tas, "Pesan apapun yang kalian inginkan"
Shen Qi segera berlari kecil memesan beberapa kue dan minuman untuk mereka bertiga.
Tanpa sadar, hari menjelang malam. Makanan di meja hampir habis. Shen Da Li mengucapkan selamat tinggal pada keduanya. Ia membawa Shen Liu yang tidur ke dalam mobil.
Shen Qi juga mengakhiri percakapan mereka, ia harus kembali menyelesaikan pekerjaan yang dia geletakkan tadi siang.
Sebelum berpisah, Ling Chu menanyakan alamat rumah mereka untuk mengirim surat undangan pesta pertunangannya.
Ding!
Pesan masuk ke ponselnya, Guo Chen berkata 'Aku sampai'. Ling Chu mengambil tasnya turun ke lantai bawah.
Ketika pintu cafe terbuka, tak jauh dari pandangan Ling Chu, sosok jangkung kekasihnya sedang bersandar pada mobil.
Ling Chu berjalan cepat menghampiri dan memeluk Guo Chen kemudian mengusapkan kepalanya pada bahu tegap pria itu.
Aroma mint bercampur wangi semerbak bunga mawar membuat Ling Chu mengernyit. Beberapakali ia mengendus jas yang dikenakan Guo Chen.
"Ada apa?" Ujar Guo Chen sambil terkekeh melihat kucing kecilnya mengendus-endus pakaiannya.
Yakin bahwa aroma ini bukan milik Guo Chen. Ling Chu dengan mulut cemberut seperti bebek, memukul bahu Guo Chen, "Siapa yang kamu peluk?"
Guo Chen memiringkan kepalanya, tiba-tiba kucing kecilnya menjadi agresif. Perlahan Guo Chen berkata dengan sabar, tidak ingin memancing amarah Ling Chu, "Aku sedang memelukmu"
"Bukan itu maksudku! Ada bau parfum wanita lain di jasmu" Kata Ling Chu memicingkan mata, dengan kesal keluar dari pelukan Guo Chen.
Sadar akan maksud Ling Chu, Guo Chen tertawa keras. Namun hal itu memancing emosi Ling Chu, merasa sedang dipermainkan oleh Guo Chen.
Mereka baru akan bertunangan tapi Guo Chen memiliki bau wanita lain di tubuhnya. Pria ini benar-benar mencari kematian.
Guo Chen tetap tenang, mengulurkan tangannya untuk menyampirkan poni panjang yang menutupi wajah cantik Ling Chu. Ia berkata dengan lembut, "Sayang, kamu benar. Aku baru saja memeluk wanita lain"
Sebelum Ling Chu dapat bereaksi untuk memukul Guo Chen. Pria itu menarik dan mendekap erat tubuh Ling Chu. Ia berbisik dengan nada nakal di telinganya, "Itu parfum Ibuku"
"Apa?" Kata Ling Chu yang mendadak otak cerdasnya lambat, "Ibumu..?"
"Ya, aku baru saja memeluk Ibuku. Kamu jangan cemburu, oke?" Mata phoenix Guo Chen memelas, ia mengangguk pasrah sambil tersenyum kecil. Dari ekspresinya menunjukkan tatapan nakal yang menggoda Ling Chu.
Segera wajah Ling Chu memerah, ia berpikir Guo Chen akan berselingkuh darinya. Ling Chu melirik ekspresi Guo Chen yang tersenyum main-main membuat dirinya semakin malu.
"Oh, haha.. Ternyata parfum Bibi" Ling Chu tertawa canggung, langsung masuk ke dalam mobil dan mengunci pintu mobil. Menyisakan Guo Chen yang tertawa lepas oleh tindakan tak terduga kekasihnya.
Tok! Tok! Tok!
Guo Chen : "Sayang, buka pintunya. Aku berjanji tidak akan memeluk wanita lain"
Ling Chu : "Diam!!" Aku ingin menggali lubang untuk bersembunyi sekarang!
.
.
.
Meski Shen Qi dan Shen Da Li bermarga sama dengan Shen Fei tapi mereka tidak ada hubungan darah ya.