Akhirnya mereka tiba di Airport, Jesicca dan Carlos menuju pintu keluar lalu memanggil taxi. Jessica tidak percaya kalau dia sudah menginjakan kaki di ibu kota, gadis itu masih terbengong-bengong melihat bandara yang begitu besar.
Taxi berhenti tepat di depan mereka, Carlos menyuruh Jessica naik sementara dia menaruh koper di bagasi. Selesai, dia masuk dan duduk disamping Jessica. Carlos memberikan alamat kepada sopir, dan meminta untuk mengantar mereka ke alamat tersebut.
Sepanjang jalan dari bandara menuju ke tempat Carlos, mata Jessica melihat ke kiri dan ke kanan. Dia melihat gedung-gedung bertingkat, gadis itu sangat takjub. Maklum saja di tempatnya gedung bertingkat hanya bisa dihitung dengan jari.
Carlos senyum-senyum melihat Jessica, dia merasa bahagia berhasil membawa gadis itu ke Jakarta. Tidak lama kemudian Carlos dan Jessica tiba di tempat tinggal Carlos. Kebetulan tempat tinggal pria itu tidak jauh dari airport.
Jessica melihat dari dalam taxi gedung tempat tinggal Carlos sangat tinggi. Kendaraan berbayar itu berhenti dan merekapun turun, Carlos memberikan uang kepada sopir lalu mengajak Jessica masuk.
Carlos dan Jessica masuk ke dalam Gedung, security menyapa Carlos lalu pria itu membalas dengan senyum sambil melambaikan tangan.
Carlos menekan tombol lift lalu mereka berdua masuk kemudian menempelkan kartu akses dan menekan angka 18, liftpun bergerak naik. Carlos memperhatikan wajah Jessica masih terheran-heran.
Lift berhenti lalu mereka keluar, Jessica membawa tasnya dan berjalan di samping Carlos. Pria itu tersenyum kembali melihat Jessica, maklum gadis kampung belum pernah menginjakkan kaki di Ibu Kota. Jessica hanya melihat Jakarta lewat TV saja, dan sekarang seperti mimpi dia sudah berada di kota ini.
Mereka sampai di depan unit milik Carlos lalu pria itu memasukan kode pengaman, seketika pintu terbuka kemudian dia menyuruh Jessica masuk.
Sampai di dalam Jessica terkejut melihat ruangannya begitu besar ada dua lantai, lantai satu ada dapur, tempat makan dan mini bar juga ruang tamu.
Di ruang tamu kaca begitu besar, Jessica bisa melihat pemandangan kota Jakarta. Sambil terkagum-kagum dia bertanya kepada Carlos.
"Carlos ini tempat tinggalmu?" tanya Jessica seraya memperhatikan gedung bertingkat dari balik jendela.
"Iya perusahaan menyewanya untukku," jawab Carlos sambil meletakan barang-barangnya di lantai.
"Tempatnya bagus," puji Jessica sambil berjalan menuju ruang tamu lalu berdiri depan kaca dan melihat ke arah luar. "Indah sekali Carlos, aku bisa melihat pantai dari sini." ujar Jessica seraya tersenyum.
Carlos menghampiri Jessica yang berada di depan jendela kaca dia berdiri tepat di belakang Jessica, mengatur rambut gadis kecil itu ke samping dan melingkarkan tangannya di perut serta meletakkan dagunya di punggung Jessica.
"Kamu suka, Jess?" tanya Carlos lalu Jessica menganggukan kepala.
"Iya, Carlos aku suka," jawab Jessica dengan memegang tangan Carlos yang melingkar di perutnya.
"Indah ya?" bisik Carlos di kuping Jessica.
"Iya," sahut Jessica dengan suara setengah berbisik, ini seperti mimpi bagi gadis itu.
"Kamu suka?" tanya Carlos lagi dengan mengecup ubun kepala gadis itu.
"Hem … hem," gumam Jessica sambil menganggukan kepala.
Carlos melepaskan pelukannya lalu menarik tangan Jessica, dia mengajak gadi itu ke lantai dua untuk menunjukan kepadanya kamar yang akan dia pakai. Carlos membuka pintu dan menyalakan lampu.
"Jessi, ini kamarmu, kamu bisa meletakan barang-barangmu disini dan itu lemari pakaian," jelas Carlos sambil menunjuk ke arah lemari.
"Kamu letakkan baju bajumu di lemari, dan ini remote ac. Kamu tekan tombol ini untuk menyalakan. mengerti?" Jessica tersenyum melihat Carlos lalu dia menganggukan kepala.
"Iya saya mengerti, Tuan," jawab Jessica sambil bercanda lalu Carlos tertawa dan mencubit hidung Jessica.
"Auch sakit, Carlos," rintih Jessica sambil mengelus hidungnya. Carlos tertawa lalu keluar dari kamar. Tinggal Jessica sendiri lalu merebahkan badannya di kasur.
"Hmm ... kasurnya empuk, kamarnya besar dan harum lagi," gumam Jessica sambil memejamkan mata. Jessica melihat ke jendela kaca. "Disini juga aku bisa melihat kota Jakarta. Indah sekali." gumamnya.
Kembali Jessica memejamkan mata lalu tiba-tiba pintu terbuka. Dia membuka matanya lalu melihat ke Carlos sudah berdiri disana. 'Hmm, Carlos,' gumamnya.
"Jess, kamu mau makan apa?" tanya Carlos seraya bersandar di bingkai pintu.
"Nasi goreng saja," jawab Jessica sambil bangun dari tempat tidur. Jessica keluar dari kamar lalu duduk depan tv.
Dia mengambil remote kemudian menyalakan tv. Sementara Carlos memesan makanan via online. Jessica mencari siaran tapi tidak ada yang bagus, dia turun ke bawah menuju dapur lalu membuka kulkas dan mengambil air es. Jessica menuangkan ke gelas lalu kembali ke atas, duduk di samping Carlos.
"Mandi supaya segar," ujar Carlos tanpa melihat Jessica. Tatapan tetap di layar tv.
"Iya," jawab Jessica sambil meminum air es yang ada di gelas kemudian meletakan di atas meja, Jessica pergi ke kamar. Dia mengambil handuk dan pergi mandi.
Selesai mandi Jessica kembali duduk di depan Tv, dia menonton bersama Carlos sambil menunggu makanan yang dipesan. Tiba-tiba ponsel berbunyi, Carlos melihat ada pesan yang masuk.
"Pesanan sudah di bawah, sebentar aku turun." Carlosl berdiri dan menuju ke ruang bawah.
Carlos mengambil makanan di lobby karena tidak sembarangan orang masuk. Yang bisa hanya mereka yang punya kartu akses. Tidak berselang lama terdengar pintu dibuka terdengar suara Carlos memanggil Jessica.
"Jess, ayo makan," panggil Carlos seraya meletakan makanan di atas meja.
"Iya," jawab Jessica sambil berdiri dan turun ke bawah menuju tempat makan.
"Ini makananmu," kata Carlos sambil menyodorkan bungkusan nasi goreng pada Jessica. Jessica mengambil lalu memakannya dengan lahap.
Selesai makan mereka berdua kembali ke atas dan menonton Tv. Carlos mengganti chanel dengan film drama. Jessica duduk di sofa dan melipatkan kakinya.
Film dramanya bagus dan romantis. Saat ada adegan ciuman Carlos menatap Jessica, dia ingin melihat reaksi gadis itu. Mata Jessica masi tertuju di Tv. Tiba-tiba tangan Carlos menutup mata Jessica.
"Ich, Carlos." Jessica melototkan mata sambil menyingkirkan tangan pria itu.
Carlos tertawa melihat Jessica, dia senang sekali menggoda gadis itu. Jessica menatap Carlos dengan kesel sambil memukul lengan Carlos.
"Dasar jahil," ujar Jessica dengan kesal lalu Carlos tertawa dan mencolek pinggang gadis itu.
Jessica kembali fokus pada film, kembali ada adegan ciuman. Carlos kembali mengganggu Jessica, dia mencolek pinggang Jessica sehingga badan gadis itu tersentak.
Jessica menatap Carlos dengan kesal "Carlos kamu jahil." Kembali Jessica memukul lengan Carlos.
Saat matanya melihat ke tv, disana masih ada adegan ciuman dan ini cukup lama. Pada saat si pria menghempaskan wanitanya ke ranjang tiba-tiba chaenal tvnya di ganti. Jessica menatap Carlos dengan kesel tapi pria itu hanya tertawa lalu mematikan Tv-nya.
"Sudah waktunya tidur, lihat sudah jam sebelas." Dengan kesal Jessica berdiri dan masuk ke kamar.
Jessica menghempaskan badannya ke kasur dan menyalakan ac kemudian memejamkan mata. Jessica mengambil bantal kepala lalu memeluknya, akhirnya dia tertidur.
Setelah Jessica masuk ke kamar Carlos menyalakan lagi Tv-nya, dia menonton kembali film yang tadi. Carlos sengaja mematikan Tv karena film ini banyak adegan-adegan yang tidak di sensor, hanya berdua di apartemen bisa-bisa terjadi sesuatu.
Selesai menonton Carlos pergi ke kamar Jessica, membuka pintu perlahan-perlahan dan merasakan acnya sangat dingin. Carlos mengambil remote lalu mengaturnya kembali. Melihat Jessica sudah tertidur pulas, Carlos menutup badannya dengan selimut.
Carlos menatap Jessica, dia membelai pipi gadis itu lalu mengecup keningnya. "Kamu cantik, Jess," bisik Carlos di kuping Jessica sambil membelai bibir gadis itu.
"Good night my little girl, have a nice dream," bisik Carlos lagi di kuping Jessica. " You are my little girl, Jess," ucap Carlos, kemudian keluar dan menutup pintu kamar.
Carlos masuk kekamarnya kemudian dia merebahkan tubuhnya di kasur. "Ah ... hari yang melelahkan," gumam Carlos lalu dia memejamkan matanya untuk tidur.