Chereads / Dia Memang Bajingan / Chapter 9 - Hari pertama sekolah

Chapter 9 - Hari pertama sekolah

Akhirnya hari pertama Jessica masuk sekolah, dia terlihat sangat senang karena sekarang seragamnya putih abu-abu. Tidak terasa sekarang aku sudah SMA. Jessica bangun lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Tidak lama kemudian Jessica keluar dan pergi ke dapur untuk membuat susu juga sarapan. Dia mengoles roti dengan coklat lalu meletakan di atas meja.

Karena susu masih panas Jessica kembali lagi ke kamar mengganti pakaiannya dengan seragam SMA, di depan cermin dia tersenyum sendiri. Jessica memutar ingin melihat kalau pakaiannya sudah rapi.

Dia mengambil dasi, tapi menjadi bingung bagaiman cara memakai dasi tersebut. Jessica tidak tahu bagaimana cara mengikat tali dasi yang panjang itu. Dia melihat jam sudah pukul 6:15.

"Bisa-bisa terlambat aku." Jessica keluar dari kamar menemui Carlos yang masih berbaring di tempat tidur. Dia mengetuk pintu lalu terdengar dari dalam menyuruhnya masuk.

"Ada apa Jess?" tanya Carlos saat melihat Jessica berdiri di depan pintu. Sambil mengucek mata dia bangun dan menghampiri gadis itu.

"Help me please," mohon Jessica sambil menunjukan dasi pada Carlos.

Carlos tersenyum dan mengambil dasi itu dari tangan Jessica. Dia melingkarkan benda itu di leher Jessica lalu mulai mengikatnya, Carlos merapikan ikatannya dan menatap gadis itu.

"Selesai," ucap Carlos. "Next, kamu jangan buka ikatan dasinya. cukup kamu tarik bagian ini untuk melonggarkan dan tarik bagian ini untuk mengencangkan," Carlos menjelaskan sambil memberikan contoh pada Jessica.

Jessica menganggukan kepala tanda mengerti, kemudian meninggalkan Carlos dan kembali ke kamarnya lalu mengambil tas juga sepatu. Dia memakai sepatu, selesai Jessica kembali menemui Carlos di kamar untuk pamitan.

"Carlos, aku mau berangkat sekarang." Carlos bangun dari tempat tidur kemudian membuka lemari dan mengambil uang lalu memasukan ke dalam saku kemeja Jessica.

"Terima kasih, Carlos. Aku pergi ya," pamit Jessica pada Carlos. Tapi baru saja Jessica melangkah, Carlos sudah menahan tangannya sehingga langkah gadis itu terhenti dan menoleh kepada Carlos.

"Ada apa?" Carlos tidak menjawab hanya kecupan lembut di dahi gadis itu. Jessica tertegun melihat apa yang dilakukan Carlos, tapi dengan cepat dia tersenyum dan mencium pipi pria itu.

"Hati-hati!" bisik Carlos lalu Jessica menganggukkan kepala kemudian meninggalkan Carlos.

Sebenarnya Carlos ingin mengantar Jessica tapi gadis itu tidak mengijinkannya. Dia tidak ingin mereka melihat dia dan Carlos, Jessica takut ada pikiran-pikiran negatif terhadap dirinya.

Jessica berlari-lari masuk ke halaman sekolah, matanya melihat sana-sani seperti mencari sesuatu. Dimana Lia ya? tanya Jessica dalam hati. Sambil berjalan sambil dia memperhatikan siswi-siswi yang masuk ke halama sekolah. Lalu terdengar ada yang memanggil namanya.

"Jess … Jess...." Jessica menoleh ke arah suara itu.

"Hm ... ada yang memanggil, itu seperti suara Lia." Jessica mencari arah suara panggilan itu, dia melihat ke atas ternyata Lia ada di lantai dua, Jessica langsung bergegas menyusul Lia.

"Hei, Lia," panggil Jessica seraya berlari menaiki anak tangga satu persatu.

"Hai, Jess. Kamu baru tiba ya," tanya Lia sambil menggandeng tangan Jessica.

"Iya, Lia. Aku pikir sudah terlambat, makanya aku berlari." sahut Jessica dengan napas yang masih tidak teratur.

"Masih sepulu menit kok, lagian kita kan belum belajar masih akan ada pembagian kelas dulu." Jessica menepuk dahi, dia berpikir kalau mereka akan langsung belajar.

"Oh iya ya, aku lupa." Jessica tertawa lalu mereka tiba di depan ruang. "Ayo kita duduk di situ Lia," ajak Jessica sambil menarik tangan Lia.

Mereka berjalan lalu duduk di bangku depan kelas, Jessica mengeluarkan ponsel dari dalam tas tiba-tiba Lia menyikut lengan Jessica.

"Jess, lihat sebelah kirimu." Jessica mengangkat kepalanya dan melihat ke arah kirinya.

Hm cowok yang waktu itu lagi, gumam Jessica dalam hati. Jessica menatap Lia lalu dia tersenyum. Jessica tidak begitu tertarik karena di pikirannya hanya ingin belajar dan menjadi orang sukses.

"Jess, cowoknya cakep ya," puji Lia seraya memperhatikan cowok itu.

"Hem …." jawab Jessica dengan malas. Dia tidak ingin berkomentar apapun.

Akhirnya lonceng sekolah berbunyi dan para siswapun berkumpul di lapangan. Mereka mendengar arahan kepala sekolah. para siswa siswi baru di suruh berbaris, untuk kelas 2 dan 3 disuruh masuk ke dalam kelas, kecuali pengurus OSIS.

Mereka mendapat pengarahan juga dari ketua OSIS, setelah itu panitia membacakan nama nama mereka lalu menyuruh mereka masuk kedalam kelas, Jessica dan Lia sekelas.

Mereka kelas 1 IPS 2. Jessica dan Lia masuk ke kedalam kelas lalu mencari tempat duduk. Jessica memilih mejah barisan empat, dia meletakan tas di atas meja di ikuti Lia. Guru kelas masuk dan memperkenalkan dirinya pada mereka. Namanya Ibu Endang, gurunya masih muda dan cantik.

Guru Endang adalah wali kelas mereka, bu Endang menyuruh mereka memperkenalkan diri satu persatu. Selesai itu bu Endang membagikan jadwal mata pelajaran.

Sementara Lia masih sibuk dengan cowok ganteng itu, kebetulan mereka juga sekelas, dan namanya Andrew { bacanya endru}.

Memang si Andrew itu ganteng dan kelihatannya cuek juga cool, tapi entah kenapa Jessica sama sekali tidak tertarik dengan pria itu.

Jam istirahat Jessica dan Lia pergi ke kantin mereka membeli makanan dan minuman, lalu duduk. Ada beberapa teman kelas datang bergabung bersama Jessica dan Lia. Mereka bersenda gurau, dan tertawa bersama sama. Jessica cepat beradaptasi dengan teman temannya.

Jessica begitu akrab dengan, Lia, Rani dan Chrysti. Ada juga teman cowok namanya Antonio dan Erick. Antonio orang tuanya berasal dari Belanda sedangkan Erick berasal dari Australia. Orang tua mereka bekerja dan berbisnis di Indonesia. Antonio anaknya humoris kalau Erick anaknya jahil.

Dari kejauhan Andrew memperhatikan Jessica tapi dia selalu memalingkan wajahnya saat Jessica memandangnya. Jessica tahu kalau Andrew selalu memperhatikan dirinya tapi Jessica memiih cuek.

Jam sekolah usai, tapi Jessica belum bisa pulang karena mendapat tugas membersihkan ruangan kelas, Jessica mengambil sapu lalu tiba-tiba ada yang menyapanya.

"Hai ...." Jessica berhenti dan menoleh kepada orang yang menyapanya. sambil mengangkat alisnya, Jessica menyapa balik.

"Hai ...." balas Jessica. "Ternyata Andrew." Jessica tersenyum kepada Andrew.

"Kamu belum pulang?" Jessica menganggukan kepala sambil menarik meja dan menyapu kembali.

"Iya, aku di tugaskan membersihkan kelas," jawab Jessica. Dia ingin bersikap cuek tapi tidak bisa, Jessica tidak ingin membuat Andrew tersinggung.

"Sendiri aja?" tanya Andrew lagi sambil memperhatikan wajah Jessica.

"Um … tidak, kami bertiga tapi yang duanya lagi buang sampah," sahut Jessica sambil bersandar di meja.

" Ohh … aku pikir kamu sendiri," Jessica hanya tersenyum kemudian dia melanjutkan merapikan meja. "Nanti pulang kamu di jemput?" tanya Andrew lagi, dia begitu penasaran dengan Jessica karena saat pertama melihatnya gadis itu terlihat dingin.

"Ehm… tidak. Aku pulang pakai ojek online," jawab Jessica sambil menggeser meja dan kembali menyapu lantai. "Aku tinggal dekat dari sekolah." Andrew mengangkat kedua alisnya.

"Kamu tinggal dimana?" Kembali Andrew bertanya seraya memperhatikan Jessica yang sedang menyapu, sesekali dia membantu menggeserkan meja.

"Aku tinggal di apartemen Magma Residence," Jawab Jessica sambil mengatur meja

"Oh ya.?" Sambil menatap Jessica. " Aku juga tinggal disana, kamu tower apa?" tanya Andrew, dia menjadi penasaran karena dia juga tinggal di apartemen itu.

"Aku di tower B," jawab Jessica singkat seraya tersenyum kepada kedua temannya yang baru saja kembali dari membuang sampah.

"Kalau aku di tower D paling ujung," info Andrew walaupun tidak di tanya oleh Jessica. "Oh ya bagaimana kalau kita pulang bareng, tempat tinggal kitakan sama?"

"Em .…" Sambil berpikir. "Boleh, tapi aku masih membersihkan kelas. Kamu mau menunggu?" tanya Jessica, dengan cepat Andrew menganggukan kepala.

"Gak apa apa, aku bantu kamu biar cepat selesai." Andrew langsung mengatur meja ke tempat semula, dia terlihat sangat bersemangat karena Jessica mau di ajak pulang bersamanya.

Selesai bersihkan kelas Jessica mengambil tasnya dan berjalan bersama Andrew keluar dari sekolah menuju ke parkiran. Andrew begitu antusia berbicang dengan Jessica.

Anderw mengambil motor gedenya lalu mendekat ke arah Jessica lalu dia menyuruh Jessica naik.

Jessica naik ke atas motor lalu merekapun pulang, Andrew sengaja memperlambat motornya agar bisa berbincang-bincang dengan Jessica.

Akhirnya Jessica dan Andrew sampai di depan Gedung apartemen, Jessica turun dari motor kemudian dia tersenyum kepada Andrew.

"Terima kasih ya sudah mengantarku," ucap Jessica di ikuti anggukan kepala Andrew.

"Iya sama sama," sahut Andrew sambil terseyum. "Besok bareng aku lagi kesekolah ya." Jessica tersenyum dan mengatur tas punggungnya.

"Tidak merepotkanmu?" tanya Jessica, sebenarnya dia lebih suka berangkat sendiri ke sekolah.

"Ah, sama sekali tidak. Aku malah senang," jawab Andrew dengan semangat.

"Ok, kalau begitu sampai bertemu besok." Andrew kembali merasa senang karena Jessica tidak menolak penawarannya.

"Besok aku tunggu disni ya." Jessica hanya menganggukan kepala kemudian dia masuk ke apartemen. Andrewpun meninggalkan Jessica dan kembali ke tempat tinggalnya.

Jessica membuka pintu dan masuk, dia langsung menuju ke kamarnya lalu mengganti pakaian. Jessica mengambil buku kemudian pergi keruang santai dan menyetel musik, dia berbaring sambil membaca buku.

Sore hari Carlos pulang dari kantor, dia masuk kedalam apartemen dan mendapati Jessica sedang tertidur di sofa. Dia mengecup kening gadis itu kemudian masuk kedalam kamar. Carlos mengganti pakaiannya kemudian pergi ke ruang santai dia melihat Jessica masih tertidur.

Dia mengangkat Jessica lalu memindahkannya ke kamar, Carlos meletakan Jessica di tempat tidur kemudian dia menatap gadis itu. Carlos tersenyum dan membelai pipi yang lembut itu.

Carlos turun ke dapur dan mengambil minum kemudian dia kembali ke atas lalu duduk di ruang santai sambil menonton tv. Dia menunggu Jessica bangun untuk makan malam.

Carlos ingin mengajak Jessica makan malam di luar, Carlos mengambil gelas yang berisikan air putih dan meminumnya kemudian dia ke kamar dan mengambil handuk lalu mandi.

Tidak lama kemudian dia keluar dan kembali ke ruang santai, Carlos melihat jam sudah menunjukan pukul 18:30. Dia masih menunggu Jessica bangun.

Sementara di kamar, Jessica terbangun dan melihat dirinya ada di dalam kamar. Dia menjadi bingung karena merasa dia tertidur di sofa.

"Perasaan tadi aku tidur di sofa, kenapa sekarang aku di dalam kamar?" Jessica bangun lalu keluar dan membuka pintu kamar Carlos tapi pria itu tidak di kamar, Jessica berjalan ke ruang santai. Dia melihat Carlos lagi menonton Tv.

"Kamu sudah pulang, Carlos?" tanya Jessica sambil duduk di atas sofa dan menguap. Carlos tersenyum melihat Jessica.

"Kalau masih mengantuk tidur saja kembali." Jessica menggelengkan kepala lalu kembali menguap.

"Ahh … tidak ini sudah terlalu sore nanti sebentar aku susah tidur." Oh ya kamu yang memindahkan aku ke kamar."

"Iya tentu saja aku, siapa lagi. Memangnya ada orang lain di sini?" desis Carlos lalu dia berdiri dan mengecup kening Jessica. " Kamu mandi, kita makan malam di luar." Jessica tersenyum, jantung selalu berdetak kalau Carlos berlaku mesra padanya.

"Iya, Tuan Carlos," canda Jessica sambil berdiri dari duduknya. Carlos tertawa dan melemparkan bantal sofa kearah Jessica sehingga mengenai kepala gadis itu.

"Carlos!" Jessica melototkan matanya lalu mengambil bantal yang jatuh di lantai kemudian dia melemparkan ke wajah Carlos.

Carlos menangkap bantal itu kemudian dia tertawa, dia sangat senang melihat wajah Jessica seperti itu.

"Ayo … mandi, atau kamu mau aku mandiin?" Carlos menggoda Jessica sehingga kembali gadis itu melototkan matanya.

"Aku bisa mandi sendiri." ujar Jessica kemudian pergi ke kamar dan mengambil handuk. Carlos senang sekali menggoda Jessica, tapi sebenarnya Jessica juga senang di perlakukan seperti itu oleh Carlos.