Chereads / Dia Memang Bajingan / Chapter 6 - Belanja

Chapter 6 - Belanja

Jessica terbangun dan memandang langit-langit kamar, dia meregangkan badannya lalu samar samar mendengar suara Carlos lagi berbincang-bincang dengan seseorang. Dia mendengar suara perempuan.

"Siapa dia? Apakah itu pacar Carlos?" tanya Jessica seraya mengambil bantal yang ada disamping dan memeluknya. Dia masih malas untuk bangun, Jessica mencoba untuk menutup mata kembali. Lalu terdengar pintu kamar diketuk.

"Jess … Jess …" Suara Carlos memanggil Jessica. "Bangun Jess, sudah pagi." Jessica meregangkan kembali badannya, kemudian bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu.

Jessica membuka pintu dan melihat Carlos berdiri tepat di depan memandang dirinya sambil tersenyum.

"Selamat pagi, bagaimana tidurmu. Apakah nyenyak?" tanya Carlos sambil membelai rambut Jessica.

"Selamat pagi, Carlos. Iya semalam aku tidur nyenyak," jawab Jessica sambil tersenyum lalu menguap dan menutup mulutnya, dia masih terlihat mengantuk.

"Oh ya, mana surat-surat kamu. Aku ingin daftarkan kamu di sekolah dekat sini," tanya Carlos seraya bersandar di bingkai pintu dan tersenyum melihat gadis itu.

"Sebentar." Jessica berjalan menuju lemari dia mengambil map yang berisikan ijasah SMP-nya lalu Jessica memberikannya pada Carlos.

Carlos mengambil map itu dan langsung turun kelantai satu, menemui asistennya. Dia memberikan surat-surat itu dan berbincang kembali mengenai perusahan.

Jessica mengambil handuk kemudian masuk ke kamar mandi, dia melepaskan pakaiannya dan menyalakan shower lalu air membasahi tubuhnya.

Tidak berselang lama Jessica kembali ke kamar, dia duduk disisi tempat tidur dan melayangkan mata ke jendela melihat gedung gedung bertingkat yang menjulang tinggi. Lalu terdengar suara Carlos memanggilnya.

"Jessi ke sini sebentar." Jessica berdiri dan mengambil kaos juga celana lalu memakainya.

"Iya." Jessica bergegas turun dan melihat ada seorang wanita, Jessica tersenyum lalu duduk di sofa.

"Oh ya Tiara, ini Jessica. Jessica ini Tiara." Carlos mengenalkan Jessica pada Tiara.

Oh Tiara. gumam Jessica dalam hati. Jessica mendekat dan bersalaman dengan Tiara

"Hai. aku Jessi," ujar Jessica sambil tersenyum pada Tiara.

"Tiara," balas Tiara sambil bersalaman dengan Jessica.

Mereka bertiga duduk di ruangan tamu, dan membicarakan tentang pendaftaran sekolah untuk Jessica. Tiara menjelaskan semuanya kepada Carlos syarat-syarat apa saja untuk masuk di sekolah Internasioanl, Carlos mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti.

Carlos berdiri lalu naik ke atas, tidak lama kemudian dia kembali sambil membawa Laptop dan meletakannya di meja, Carlos menyalakannya lalu meminta link sekolah pada Tiara.

Terlihat Carlos membuka website sekolah tersebut, lalu menyuruh Jessica duduk di sampingnya.

Jessica berdiri dan duduk disamping Carlos, dia melihat ke laptop. Di sana ada web sekolah, Jessica menyuruh Carlos untuk klik pendaftaran online lalu Carlos menurutinya, begitu aplikasinya terbuka Jessica membacanya satu persatu.

"Carlos aku harus mengisi formulir ini," tutur Jessica lalu Carlos menggeserkan laptop ke arah gadis itu.

Jessica mulai mengisi kolom-kolom yang wajib dia isi. Sedangkan Carlos dan Tiara berbincang-bincang soal pekerjaan.

Jessica tetap fokus mengisi formulir yang ada di laptop, selesai mengisi Jessica klik apply. Hm selesai. Gumamnya, Jessica menatap Carlos dan Tiara, lalu tersenyum kepada mereka berdua

"Sudah selesai?" tanya Carlos dengan mengangkat kedua alis.

"Iya," jawab Jessica seraya menganggukan kepala. Dia mencoba membuka emailnya, ingin mengecek kalau sudah ada balasan dari pihak sekolah. Hmm belum ada.

Dia membiarkan emailnya tetap terbuka, Jessica berdiri lalu berjalan ke arah dapur meninggalkan Carlos dan Tiara. Jessica mengambil gelas kemudian menuangkan air putih dan meminumnya.

Jessica kembali duduk di depan laptop dan mengecek kalau ada email yang masuk. Dia melihat ada satu email baru dari pihak sekolah. Jessica membuka email itu lalu membacanya.

'Emmm … besok aku di suruh kesekolah membawa berkas dan harus berpakaian rapih.' Jessica menatap Carlos dan menggeser laptop.

"Carlos besok aku diminta ke sekolah," kata Jessica. "Mereka meminta aku membawa semua berkas yang diperlukan." Carlos berhenti berbincang dengan Tiara lalu melihat ke arah Jessica.

"Jam berapa, Jess?" tanya Carlos seraya mengambil laptop.

"Mereka tidak memberitahukan jam berapa, hanya disuruh ke sekolah," jawab Jessica lalu Carlos melihat Tiara.

"Ehm … Tiara. Kamu bisa temani Jessica kesekolah? Dia belum tahu daerah sini," pinta Carlos dengan wajah memohon. Sebenarnya tanpa memohon'pun Tiara pasti mau karena yang meminta adalah atasannya sendiri.

"Bisa, Tuan. Aku akan mengantar Jessica besok ke sekolah." Carlos terlihat sangat senang Tiara bersedia membantunya.

"Terima kasih, Tiara," ucap Carlos dengan tersenyum.

"Terima kasih ya, Mba Tiara," sambung Jessica, gadis itu berpikir kalau Tiara adalah kekasih Carlos tapi begitu diperkenalkan oleh Carlos Jessica jadi mengerti.

"Iya sama-sama," balas Tiara sambil tersenyum.

Akhirnya Tiara pamit untuk pulang, Carlos mengantar wanita itu sampai di lobby sedangkan Jessica pergi ke dapur, dia membuka kulkas dan mencari apa yang bisa dia makan.

Perutnya keroncongan, tapi di kulkas hanya ada buah-buahan. Terdengar pintu di tutup. "Itu pasti Carlos," Kata Jessica dalam hati.

Benar saja, terlihat Carlos berjalan ke arah dapur, dia melihat Jessica lagi makan buah anggur. Carlos tersenyum dan menghampiri gadis itu.

"Kamu lapar?" tanya Carlos seraya menarik kursi dan duduk.

"Iya," jawab Jessica seraya memakan buah anggur.

"Kita makan di luar, oh ya kamu sudah mandi?" tanya Carlos lagi seraya berdiri.

Jessica menganggukan kepala kemudian memasukan kembali buah ke dalam kulkas dan mencuci tangannya.

"Ok, kalau begitu aku mandi dulu." Carlos meninggalkan Jessica di dapur kemudian pergi ke lantai dua. Dia mengambil handuk dan mandi.

Jessica masih duduk di dapur sambil mata memandang ke luar jendela, dia berdiri dan menikmati keindahan kota Jakarta. Tidak lama kemudian dia kembali ke kamar, Jessica mengambil celana pendek dan t'shirt kemudian mengganti pakaiannya.

Selesai mengganti pakaian Jessica keluar dan duduk di ruang santai, dia menyalakan Tv lalu mencari chanel yang bagus.

Tapi acaranya musik, Calum Scott I keep Dancing On My Own. Jessica ikut bernyanyi dia sangat hafal dengan lagu ini.

Lagu ini dinyanyikan oleh Robyn dan di nyanyikan kembali oleh Calum Scott dengan Aransement yang berbeda, lebih slow.

Tidak berselang lama Carlos keluar dari kamar dengan menggunakan kaos juga celana sebatas lutut, dia menemui Jessica di ruang santai.

"Kamu sudah selesai, Jess?" tanya Carlos seraya merapikan kaosnya.

"Iya sudah selesai dari tadi," jawab Jessica sambil mematikan Tv.

Carlos tersenyum melihat apa yang di pakai oleh Jessica. Ahh… Paha itu putih dan mulus sekali." Gumam carlos dalam hati. Dia tertegun memandang Jessica, Carlos tersadar saat Jessica memanggilnya

"Carlos mau jalan atau tidak?" Seketika Carlos menjadi gugup.

"Ehh ... I--iya … ayo kita pergi." Merekapun keluar lalu berjalan ke arah lift, Carlos memencet tombol lalu lift terbuka.

Carlos dan Jessica masuk. Sampai di lobby mereka berjalan keluar menuju mall. Karena usat perbelanjaan hanya dekat, Carlos dan Jessica berjalan kaki sambil berpegangan tangan. Lima belas menit berjalan akhirnya sampailah di mall.

Carlos dan Jessica masuk dan naik escalator, sampai di lantai lima mereka mencari tempat untuk makan. Akhirnya Carlos masuk ke restoran jepang, pelayan menyambut Carlos dan Jessica di depan, mengantar mereka ke meja dan memberikan buku menu.

Carlos membuka buku menu dan melihat lihatnya. Sedangkan Jessica hanya diam saja karena dia tidak mengerti makanan-makanan yang tertera di sana. Lalu Carlos bertanya pada Jessica

"Kamu pesan apa, Jessi?" Carlos tidak tahu kalau Jessica tidak pernah masuk ke restoran Jepang, di kampungnya tidak ada tempat semewah ini.

"Sama saja dengan kamu," jawab Jessica. Dia juga tidak ingin menunjukan sikap kampungnya kepada Carlos sehingga memesan menu sama seperti pria itu.

"Minumnya?" tanya Carlos tanpa melihat ke arah Jessica, dia sibuk melihat menu.

"Juice alpukat saja." Carlos menulis pesanan mereka di kertas lalu memberikannya pada pelayan.

Tidak berselang lama pesanan mereka datang. Jessica memperhatikan makanan yang ada di depannya. 'Makanan apa ini? tanya Jessica dalam hati, dia memperhatikan di meja tidak ada sendok. 'Mana sendoknya? Jessica melihat Carlos memegang benda seperti lidi tapi agak lebih besar dan mengambil makanan dengan benda itu lalu Jessica berbisik pada Carlos.

"Makannya pakai apa?" Carlos terhenti, dia baru menyadari kalau Jessica ternyata belum pernah masuk restoran Jepang.

"Ini," jawab Carlos sambil menunjukan benda yang ada di tangannya. "Ini namanya sumpit." Carlos menjelaskan kepada Jessica tapi gadis itu belum juga mengerti.

"Cara pakainya bagaimana?" Carlos terkekeh kemudian dia memegang sumpit dan mengajari Jessica.

"Lihat caraku memegangnya." Jessica memperhatikan cara Carlos memegang sumpit, lalu dia mengikutinya dan mencoba mengambil makanan.

Tapi makanannya jatuh lagi, Jessica mencoba lagi tapi masih saja tidak bisa. Akhirnya Jessica melepaskan benda itu. Dia terlihat kesal dan tidak jadi makan.

Carlos menatap Jessica kemudian tertawa, dia merasa lucu melihat mimik wajah gadis itu. Carlos menggeleng-gelengkan kepala lalu mengambil makanan Jessica.

"Aku suapin ya," tawar Carlos sambil mengambil makanan dengan sumpit.

"Ah tidak usah, Carlos. Aku malu dilihat orang." Kembali Carlos tertawa dan ingin menyuapkan makanan ke dalam mulut Jessica.

"Kenapa harus malu? Buka mulutnya." Dengan terpaksa Jessica membuka mulutnya lalu Carlos menyuapinya, makanan masuk ke dalam mulut Jessica lalu,

'Ughhhh makanan apa ini. Gumam Jessica dalam hati. Rasanya aneh sungguh tidak enak, Jessica tidak bisa menelan ingin dia keluarkan makanan tersebut tapi dia tidak enak hati kepada Carlos.

Tanpa Jessica sadari Carlos memperhatikannya, pria itu sudah berpikir pasti makanan ini tidak cocok dengan Jessica.

"Kenapa?" tanya Carlos pura-pura tidak tahu, dia berusaha untuk tidak tertawa. Carlos tidak ingin Jessica tersinggung.

Jessica menggelengkan kepala sambil menyedot juice alpukat supaya makanannya tertelan. Dia tidak ingin Carlos tahu kalau dia tidak bisa makan makanan itu.

Sungguh makanannya tidak enak buatku. Batin Jessica, Setiap Carlos menyuapinya, Jessica menelan makanan itu dengan juice alpukat. Carlos ingin menyuapi Jessica lagi tapi gadis itu menolaknya.

"Aku sudah kenyang," ujar Jessica dengan wajah memelas. Ada sesuatu yang ingin dia keluarkan tapi Jessica menahannya, dia meminum jus alpukat agar makanan yang di makan tidak di muntahkannya.

Sehabis makan Jessica dan Carlos berjalan lagi, Carlos memegang tangan Jessica. Mereka berkeliling mall, Carlos berhenti di satu toko yang menjual ponsel yang brandnya terkenal.

Carlos masuk di ikuti Jessica dari belakang lalu penjaga toko menyambut mereka. Carlos melihat lihat ponsel yang terpajang. Dia bertanya pada penjaga, tapi penjaga tokonya tidak mengerti. Lalu Jessica menerjemahkan semua apa yang ingin Carlos tanyakan.

Carlos menanyakan produk terbaru dari brand tersebut lalu Jessica menyampaikan pada penjaga toko dan petugas itu menunjukan ponsel yang baru keluar. Jessicapun menanyakan harganya lalu wanita itu menunjukan harganya.

Jessica terkejut. Buseett dech harga ponselnya sama harga tanah di daerahku gila." Kata Jessica dalam hati.

Carlos memilih ponsel yang penjaga tunjukan kepadanya, dia memilih warna Gold lalu memberikan debit cardnya. Penjaga toko mengambil kartu itu lalu menuju meja kasir, dia menggesek kartu itu di mesin. Selesai membayar mereka keluar dari toko tersebut dan berjalan lagi.

Mereka masuk lagi di toko pakaian. Carlos mengambil celana pendek, celana jeans, rok jeans, t'shirt, kemeja. Jessica melihatnya heran, dalam hatinya. Buat siapa pakaian itu, apakah untuk pacarnya?" Jessica tidak tahu semua yang Carlos ambil untuk dirinya lalu terdengar Carlos memanggil Jessica.

"Jess, kesini." Dengan terheran-heran Jessica menghampiri Carlos.

"Ada apa, Carlos?" tanya Jessica sambil memperhatikan barang-barang yang ada di tangan pria itu.

"Pegang ini, dan kamu coba di kamar itu," ujar Carlos sambil menunjukan letak kamar pas. Jessica masih terbengong, dia tidak percaya melihat barang-barang dengan merek terkenal itu.

"Jess!" Jessica tersadar kemudian mengambil semuanya dari tangan Carlos dan pergi ke kamar pas. Jessica mencoba semua pakaian yang di berikan Carlos padanya.

Sementara Carlos menunggu Jessica di depan kamar pas, dia ingin melihat apakah semua yang dia pilih cocok di badan gadis itu. Carlos mondar-mandir lalu Jessica keluar memakai celana pendek dan kaos sedikit ketat.

"Bagaimana? Apakah bagus?" Carlos tertegun melihat celana pendek yang Jessica pakai, dia memperhatikan paha putih mulus itu.

"Carlos bagus tidak?" tanya Jessica lagi, karena Carlos masih diam memandang dirinya.

"Em … I--iya bagus," jawab Carlos terbata bata. "Kamu suka?" Jessica menganggukan kepala, kemudian dia masuk lagi ke kamar dan melepaskan celana pendek itu.

Jessica juga mencoba celana jeans dan rok jeans yang diberikan Carlos padanya. Semuanya pas di badan Jessica lalu dia keluar dari kamar pas.

"Bagaimana kamu suka?" tanya Carlos seraya berdiri di samping gadis itu.

"Iya, aku suka," jawab Jessica seraya menganggukan kepala dan tersenyum.

Carlos mengambil semua pakaian yang ada di tangan Jessica kemudian pergi membayarnya di kasir. Selesai berbelanja merekapun kembali ke apartemen.