Chereads / From Straight To Gay [BL] / Chapter 2 - Pertemuan

Chapter 2 - Pertemuan

Kaizen kini telah sampai di Mansion megah milik sang CEO, di sana banyak sekali para maid serta penjaga dan tukang kebun. Kaizen memperhatikan setiap inci Mansion itu, dilihat taman yang sangat cantik penuh dengan bunga dan ada kucing serta anjing lucu di sana yang sedang bermain. Baru kali ini Kaizen liat kucing sama anjing akur, biasanya mereka akan berantem.

"Selamat datang, tuan besar" sapa para maid yang berbaris di depan pintu untuk menyambut pemilik mansion.

"bawakan koper-koper ini ke kamar yang berada di samping kamar Albert" perintah sang pemilik, Tuan Glen.

"baiklah tuan Glen" 2 Maid meminta koper itu pada Kaizen dengan hormat dan tunduk, Kaizen memberikan. kopernya "terimakasih" ucapnya yang menjaga tata krama walaupun pangkatnya juga tinggi.

"Selamat datang, Sayang" seorang pria cantik namun bertubuh kekar keluar dari Mansion, dia berdiri di depan pintu melambaikan tangannya pada Tuan Glen dan tersenyum. Rambut panjang hitam yang mengurai indah, dengan mata berwarna ungu yang cantik membuat kesannya sangat unik untuk dilihat.

Dia adalah Nyonya besar, istri dari CEO terkenal. apakah kalian terkejut jika nyonya besar atau nyonya Luna adalah pria? jika kalian tak percaya atau terkejut, memang faktanya Luna adalah seorang pria. Aluinar De Luna adalah pria cantik yang mempunyai rahim dalam perutnya, namun karena ia lelaki jadi tak memungkinkan dia akan mempunyai anak lagi. Akan bisa berdampak buruk bagi Luna sendiri, Tuan Glen memeluk istrinya dengan senang lalu mencium-ciumi pipi sang istri.

Kaizen sudah terbiasa dengan ini, dulu untuk pertama kali bertemu dengan nyonya Luna ia terkejut karena menerima fakta bahwa nyonya besar nya adalah pria. Disamping itu dia memuji keindahan sang Aluinar De Luna.

"Hai, Kai" sapa Luna.

"selamat sore, nyonya" Kaizen sedikit membungkuk untuk menjawab sapaan dari nyonya besar.

"uh, jangan memanggilku nyonya. Panggil saja aku Mommy, aku akan dengan senang hati menerima mu untuk menjadi anakku" ucap Luna.

"Maaf nyonya tapi itu bukan kebiasaan ku" tolak Kaizen secara halus, Kaizen terus menatap wajah indah itu karena jujur mereka ber2 pasangan yang sudah berkepala 4 namun masih terlihat sangat muda.

"turuti kemauan istriku, Kaizen" titah Glen menatap Kaizen seolah harus menuruti kemauan istrinya, Kaizen tentu takut dengan tatapan yang sangat dominan itu.

"baiklah, tuan".

Kaizen dipersilahkan masuk ke dalam Mansion, sungguh walaupun Kaizen sudah sering ke sini tapi dia masih terpukau dengan kemegahan yang dimilik oleh tuannya. Selera yang sangat tinggi, bahkan satu vas bunga kecil saja seharga gaji nya bahkan lebih tinggi.

"Mommy, Daddy anak kecil mana yang kalian bawa lagi?" tanya seorang pria dengan tubuh yang sangat bagus dan kekar, memiliki rambut pirang seperti Glen dan mata violet seperti Luna.

"Albert, Kai bukanlah anak kecil, dia bahkan lebih tua darimu" ucap sang Mommy sambil menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga.

"huh? terus kenapa dia di sini?".

"dia akan menjadi pengasuh mu, Albert" jawab Glen dengan tatapan seolah tak mau dibantah lagi.

"aku sudah besar, Dad. aku ga perlu yang namanya pengasuh" tolak Arion pada sang Daddy, hei sekarang umurnya saja sudah 17 tahun sudah sangat dewasa namun kenapa Daddy nya malah memberikan pengasuh?!.

"kamu hanya besar badan, tapi kecil pemikiran. Kamu sangat nakal, anakku jadi akan ku berikan pengasuh ini untuk mendidikmu menjadi calon penerus yang benar" ujar Glen dan langsung meninggalkan mereka ber3 yang masih menatapnya, Glen naik ke lift yang berada di samping tabung ikan yang besar.

"What?! Mommy, why?" tanya Arion meminta penjelasan dengan benar, padahal ia sudah pintar dalam segala pelajaran.

"I don't know my dear, but just follow your daddy's will" jawab Luna dan mengelus-elus pipi anak tampannya, Kaizen hanya bisa melihat kehidupan keluarga yang sangat harmonis ini. Dia jadi iri.

"yess Mommy".

"Mommy di kamar ya sayang, kalo ada apa-apa ke kamar aja" Luna meninggalkan 2 sejoli itu yang saling diam, Arion mengangguk pada sang Mommy.

FYi: maafkan aku jika character Arion ga sesuai sama covernya, nyari nya agak susah soalnya. maaf sekali lagi T-T.

Arion menatap sang pengaruh barunya dengan tatapan tak suka, Pria yang setinggi bahu nya dengan model rambut yang jelek dan kacamata yang bertengger di hidungnya membuat pengasuh itu seperti bocah culun. "Hehh.. culun lo, jelek banget si" ucapnya tanpa memikirkan perasaan Kaizen, sementara Kaizen cuman bisa mengangguk. Mungkin Arion gitu biar Kaizen kena mental tapi santai aja sih Kaizen nya.

"Permisi, tuan muda" Kaizen pamit dan berjalan masuk ke dalam kamar nya yang berada di samping kamar tuan mudanya.

Ceklekkk...

Woah, Kaizen sangat terpana dengan kemewahan kamar ini. Sungguh, sedari tadi dia tak bisa berhenti mengucapkan keren dan indah. "Norak sekali" bariton yang sangat familiar menyapa telinga Kaizen membuat sang empu menoleh dan melihat tuan muda nya yang sedang menyenderkan bahunya pada sisi pintu.

"Maafkan saya, tuan muda" Kaizen sedikit menunduk, sebenernya dia sudah sangat kesal dengan Arion tapi karena Kaizen tak mau membuat masalah jadi lah dia tetap memendam amarahnya.

Arion menatap rendah ke arah Kaizen dan pergi meninggalkannya begitu saja, Kaizen tentu senang saat dia pergi dengan perlahan ia menarik nafas dan membuangnya. "menyebalkan sekali anak itu" misuh Kaizen, kemudian ia berganti piyama karena waktu akan menunjukkan pukul 7.

Setelah berganti piyama nya, Kaizen melepaskan kacamata serta menyisir rambutnya ke bawah. cantik serta tampan bersatu secara bersamaan, Kaizen berjalan ke arah jendela dan melihat kucing dan anjing yang tadi sedang menatap jendela nya dan mereka menjulurkan lidah mereka seperti ingin bermain bersama.

"ah... lucu sekali" gemas Kaizen dan keluar dari kamarnya untuk menemui anjing dan kucing itu.

"Kaizen" panggil Luna yang sedang menonton tv di ruang keluarga.

"Nyonya- maksudku Mom, ada apa?" tanya Kaizen mendekati Luna.

"kamu mau kemana malam-malam? apakah sudah makan malam? tadi aku tak melihatmu di meja makan".

"aku akan makan nanti saja, Mom. aku masih terlalu kenyang dan aku mau ke taman.. itu.. mau menemui kucing dan anjing yang ada di depan" jawab Kaizen.

Luna mengangguk dan mengizinkan Kaizen untuk keluar mansion dan bermain dengan Kucing dan Anjing itu, Kaizen terus gemas dengan mereka. anjing serigala yang besar dan memiliki bulu cukup tebal dengan warna putih indah serta mata birunya yang mencolok indah, membuat Kaizen terpana dengan anjing itu begitupun dengan kucingnya, mereka sama.

"kalian sungguh menggemaskan" ucap Kaizen.

"apa yang kau lakukan pada hewan peliharaan ku?".

Kaizen menoleh ke arah sumber suara itu dan melihat Arion sedang bersama wanita yang duduk di samping nya, Sebelumnya Arion terpana dengan wajah yang belum pernah ia lihat namun pas tau itu pengasuhnya ia jadi jengkel.

"saya hanya bermain, jika tidak boleh saya pamit" Kaizen bangun dan menunduk pada mereka ber2, kemudian berjalan masuk ke dalam Mansion.

"Kai, ada apa? kenapa masuk lagi? kamu baru saja keluar" tanya Luna bingung, bahkan Kaizen masuk pun 2 peliharaan anak nya juga ikutan masuk.

"Zero, Ciro kenapa kalian mengikuti Kaizen?" tanya Glen yang ada di samping Luna, ntah sejak kapan ia datang.

Zero? Ciro? Kaizen menoleh ke belakang dan benar saja 2 peliharaan itu mengikuti nya hingga ke dalam, Kaizen tentu gemas dengan mereka ber2. Siapa yang tidak gemas dengan mereka? mereka terlalu lucu untuk dilewatkan.

"Dimana Albert?" tanya Glen.

"Tuan muda bersama pacar nya di taman, tuan" jawab Kaizen.

"suruh dia masuk sekarang, Kaizen" titah Glen dengan anda suara yang seperti akan marah.

"baiklah, tuan" Kaizen menurut dan berjalan kembali keluar dengan diikuti Zero dan Ciro, di sana ia melihat Arion dan cewe itu sedang berciuman mesra di taman.

"Tuan muda, anda dipanggil oleh tuan besar" ucap Kaizen membuat Arion harus berhenti berciuman dengan cewe itu, "Sialan?! kenapa kau mengangguku hah?!" kesal Arion.

Arion bangun dan mencengkram kuat lengan Kaizen, membuat sang empu meringis sakit. Arion membawa nya masuk ke dalam rumah, menghadap kepada orang tua nya. "Kenapa dad?" tanya Arion yang masih mencengkram kuat lengan Kaizen, Zero dan Ciro tentu masih mengikuti Kaizen.

"suruh jalangmu itu untuk pulang, dan masuk ke dalam untuk belajar bersama Kaizen, Albert" jawab sang Daddy.

"huh?? ah! baiklah dad" Arion menurut pada sang Daddy dan berjalan menuju ke kamarnya dengan Kaizen yang ia seret, Kaizen gabisa berbuat apa-apa toh Arion terlihat sangat marah. Daripada membuat masalah lebih baik diam saja, dan menurut.