"Kaizen" panggil tuan Glen saat sekretaris pribadinya sedang sibuk dengan tugas-tugasnya.
"ah, ada apa pak?" sahut Kaizen dan memberhentikan kerja nya, biar terlihat sopan dia langsung berdiri dan menghampiri sang CEO.
"jemput Albert, dia tak bawa mobil atau motornya karena aku menyita semua asetnya" titah sang CEO.
"dilaksanakan, pak" Kaizen permisi dengan tuan Glen dan berjalan menuju ke basement untuk mengambil mobil, dia masuk dan mulai menjalankan mobil itu dengan sedikit cepat agar tak terlambat.
<><><><><>
Kaizen kini menunggu di samping mobil, biar kalo Arion keluar dia bisa mengetahui ada dirinya di sini. Tentu saja jam sekolah sudah berakhir sejak 5 menit yang lalu, tapi tuan muda nya tak kunjung terlihat. Kaizen menghela nafas, sungguh dia masih banyak pekerjaan yang belum dikerjakan ditambah dengan ini. merepotkan.
"Hello cantik, ngapain di sini sendiri hm?" goda seorang siswa jangkung bahkan lebih tinggi dari Kaizen, wajahnya tampan, rambut berwarna coklat dengan mata zamrud yang indah, tahi lalat kecil di bawah mata menambah ketampanan pria ini.
"huh? tolong pergilah aku tak mengenalmu" ujar Kaizen.
"apa yang kau tunggu di sini hm? tak ada siapapun lagi kecuali Arion dengan kekasihnya, dilihat-lihat kau cantik untuk ukuran pria" Pria itu mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Kaizen, sang empu hendak mengelak namun sudah terkunci. Dia tak bisa kemanapun sekarang, Pria itu sedang menatapnya lekat kemudian menghirup sesuatu, pria itu menghirup lehernya.
"uh .. lepaskan aku, ku mohon..." Kaizen berusaha menahan mulutnya yang akan mengeluarkan desahan, bagian leher dan paha adalah bagian tersensitif untuk Kaizen.
BUGHHH ...
Kaizen terduduk lemas, dia tak bisa apa-apa tubuhnya bisa dibilang terangsang sekarang. samar-samar dia bisa melihat Arion sedang memukuli pria yang menggodanya, dengan amarah yang tak bisa ditahan lagi. dengan sekuat tenaga Kaizen mencoba bangun dan menghentikan tuan muda nya.
"sudah tuan muda, lebih baik kita kembali ke mansion" Kaizen menahan tangan Arion yang akan memukul kembali wajah pria itu, bahkan lumuran darah sudah berceceran di tangan Arion.
"Gua baru tau ternyata lu itu pelacur! gila, semua cowo lu embat? gay menjijikkan!" bentak Arion pada Kaizen, sang pengasuh hanya menunduk tak mau ikut kesulut emosi.
Arion berjalan melewati Kaizen dengan sengaja menabrak bahu pengasuhnya, Kaizen mengeluarkan dompetnya dan memberikan sejumlah uang untuk pengobatan pria itu. Ia bergegas masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal. Kondisi tubuhnya tak baik, dia masih terangsang, muka nya saja sangat memerah sekarang.
"pake pelet apa lu, jalang? sampe Daddy gua memperkerjakan lu sebagai pengasuh gua?" tanya Arion membuat hati Kaizen teriris.
Kaizen walaupun kebal dengan cibiran atau hinaan yang lain, tetap saja jika ia dikatakan sebagai jalang, pelacur atau lonte hati nya akan hancur berkeping-keping, serasa manusia paling berdosa.
"maaf tuan muda, jika tuan muda tak- senang ak-aku akan mengundurkan diri".
"tidak!".
<><><><><>
Kaizen menghela nafas, kenapa sifat tuan muda nya malah cepat sekali berubah? tadi dia sangat marah dan sekarang memohon untuk pelukan lagi, ya daripada bikin masalah Kaizen menerima nya. Menerima masuk ke neraka dan dipeluk monster.
"tuan muda jangan terlalu erat, saya tidak bisa mengerjakan kerjaan saya".
"Dada lu kenyel gini, mana bisa gua lewatin" ucapnya.
"ugh, tuan muda jangan terlalu erat! ntar saya gabisa nafas" kesal Kaizen dan menarik telinga tuan muda nya agar mengendurkan pelukannya.
"akhh iya iya, cowo tadi yang meluk lo pas di parkiran itu musuh gua. lo gausah deket-deket sama tuh orang" seru Arion dengan nada yang tidak lagi bercanda.
"kenapa mengatur? lagian bukannya tadi anda mengatai saya lacur kan? kenapa sifatmu jadi berubah drastis seperti ini, tuan muda?"
"..." Arion terdiam, ada benarnya juga perkataan pengasuhnya. Tapi sebenarnya Arion tak bermaksud seperti itu, dia terlalu marah kalau musuhnya ngedeketin orang yang dia sayang. EKHEM, maksudnya ya pokoknya gitu lah.
Kaizen hendak turun dari kasur namun ditahan oleh Arion, tuan muda nya itu malah mengencangkan pelukannya. Posisi nya Arion meluk Kaizen dari belakang, dia mencium wangi tubuh Kaizen. Wangi musk yang menembus indra penciuman nya, menenangkan monster itu.
"Tuan muda, tolong lepaskan aku. Ayahmu memanggilku untuk ke ruangannya" pinta Kaizen yang mencoba melepaskan tangan Arion dari pinggangnya.
Arion menggeleng pertanda tak mengizinkannya, Kaizen yang sudah kesal pun melepaskan pelukan itu secara paksa dan berlari menuju ruang kerja Tuan Glen. Arion yang terkejut pun ikut mengejar Kaizen, "KAI JANGAN TINGGALIN GITU AJAA" teriak Arion sepanjang lorong hingga membuat para maid takut karena tuan muda nya berteriak seperti itu, Kaizen yang sudah masuk ke dalam ruang kerja Glen hanya bisa menghela nafas. "Ini tuan, semua data-data tentang perusahaan sudah ada di flashdisk ini dan-"
BRAKKK
"KAIIIII HIKS" Arion mendobrak pintu ruang kerja sang Daddy dan menangis di depan sana, membuat Kaizen ternganga karena tingkah anak ini. Glen hanya bisa menggeleng, pasti sifatnya lagi ketuker.
"ada apa, tuan muda?" tanya Kaizen.
Tanpa menjawab, Arion mendekat ke arah Kaizen dan mengangkat tubuh kekar itu dan meninggalkan ruang Daddynya tanpa mengatakan apapun pada sang Daddy. Arion menjatuhkan tubuh Kaizen di kasur dan menindih Kaizen, "uuuuhhh kau berat" keluh Kaizen mencoba mendorong tubuh itu. "GAAA, Kayii ga boleh kemana-mana nanti Ion kesepian".
Oke, Kaizen bingung sekarang kenapa tuan muda nya ini tiba-tiba seperti anak kecil. "ayoo bobo sama Ionn" Arion mengubah posisinya berbaring di samping Kaizen dan memeluk tubuh itu sambil menduselkan wajahnya di dada sang pengasuh, "hehehe dada Kayii empuk Ion sukak!".
Kaizen menghela nafas "sudah lebih baik kau tidur, tuan muda".